BAGIAN 19

2 1 0
                                    

Di vote dong sebelum baca🤭

***

Elga berjalan memasuki rumahnya dengan gaya santai sambil menyampirkan tas dipunggung tegapnya. Tangan kanannya memegang ponselnya sambil membaca beberapa pesan singkat dari Neta.

Bahkan dari pesan saja membuatnya bisa tertawa sendiri. Neta berhasil membuat hatinya runtuh.

"Elga". Seruan ibunya berhasil membuat senyumnya mengendur, perlahan memusatkan pandangan menatap ibunya datar.

"Mamah mau minta tolong sama kamu. Ini cake buat karyawan mamah, mamah mau kamu anterin ini ke resto".Pinta Elina sambil menyodorkan paper bag pada Elga.

Sementara Elga hanya mengangguk menuruti perintah ibunya, lumayan keluar sambil langsung terus ke rumah Neta setelah mengantarkan makanan ini.

"Aku pamit".Ucap Elga sambil mencium tangan ibunya.

"Ati-ati".

***

Elga berjalan memasuki restoran sambil menenteng paper bag, tanpa memperdulikan sapaan ramah para karyawan ibunya. Ia tak seramah Laneta hingga harus membalas sapaan mereka.

"Selamat siang mas Elga, perlu bantuan?".Seseorang datang menyambutnya dengan hangat.

"Cake dari mamah".Ujar Elga to the point menyerahkan cake itu pada salah satu karyawan didepannya.

"Aduh mas, saya lagi bawa pesanan orang, dikasih ke karyawan disana ya mas".Ucap karsyawan itu menunduk sopan menatap salah satu karyawan sepertinya yang sedang berdiri memunggungi.

Elga hanya mengangguk. Mengikuti arahan karayawan itu menghampiri karyawan yang memunggunginya.

"Ini cake dari mamah".To the point Elga.

Karyawan itu berbalik dan menatap Elga terkejut.

"E-elga?".

Elga mengabaikan keterkejutan Yuna, lebih memilih menampilkan wajah datar khasnya.

"Eh, iya".Ucap Yuna canggung saat menerima sodoran cowok dingin itu. Benar-benar terkejut melihat kehadiran Elga disini, kehadiran cowok itu mampu membuatnya tidak nyaman.

Jantungnya berdetak tidak normal melihat tatapan yang cowok itu tampilkan. Jika dulu jantungnya berdetak karena takut, maka sekarang berbeda.. Jantungnya berdetak karena cinta.

Seperti inikah mencintai orang?.

Elga tanpa mau berlama-lama pun segera berbalik meninggalkan gadis itu.

Baru saja Yuna ingin mengeluarkan suara, Elga sudah pergi.

Gadis itu menatap punggung kokoh Elga sambil menghela mafas pelan.

Dari kemarin isi fikirannya cuma tertuju pada cowok itu, khas Elga benar-benar sulit membuatnya move on. Rencana ingin mengubur perasaannya sampai sekarang pun tidak bereaksi apa-apa.

Ia tidak bisa semudah itu melupakan cowok itu, tak sesingkat mencintanya.

"Kamu suka sama mas Elga?".Ucapan Rika-salah satu teman karyawannya membuatnya tersentak.

"Emang semudah itu ditebak ya?".Ujar Yuna sambil menghela nafas berat.

Rika menghela nafas dan mengangguk membenarkan ucapan Yuna.

"Iya. Gak heran lagi sih kalau kamu suka sama mas Elga, orang dia tampan begitu".

"Iya, dia tampan".Ujarnya tanpa sadar.

"Tapi sulit digapai".

"Kalau cinta harus diperjuangin, bukan malah minder".Ujar Rika.

"Dia udah punya pacar Ka, bahkan pacarnya jauh lebih cantik dari pada aku".Ucap Yuna diiringi helaan nafas berat.

"Bener sih. Tapi denger-denger bu Elina gak suka gitu sama dia".Ujad Rika memulai menggosip.

Yuna hanya diam menanggapinya, bingung harus merespon apa, karena memang omongan Rika benar. Ia bisa membuktikannya kemarin, bagaimana sikap kasar Elina pada Neta.

Ia juga bingung. Apa lagi yang harus dicari didiri Neta? Neta punya segalanya, Neta punya keluarga lengkap, Neta Pintar, Neta cantik dan berhati malaikat.

Tidak seperti dirinya. Ia kekurangan dalam itu, ia kalah jauh dari segi manapun.

"Kayaknya bu Elina sukanya sama kamu deh Na, bu Elina yang judes aja bisa ngomong lembut kalau sama kamu".Ucapan Rika lagi-lagi membuatnya terdiam.

"Kamu pasti menang Na, dimana-mana cinta yang nggak direstui orang tua itu gak bakal nyambung. Beda lagi kalau hubungan didukung dari orang tua, pasti bakalan nyambung dan bisa aja sampai dipelaminan".Lanjut Rika panjang lebar.

"Gak semuanya Ka, buktinya Neta sama Elga bisa pacaran dua tahun".Ujar Yuna.

"Pacaran bertahun-tahun gak menjamin mereka akan terus berlanjut Na".Ucap Rika seperti ibu-ibu kompleks yang sedang menggosip.

Yuna menghela nafas. "Doain yang terbaik aja Ka, semoga aja mereka bisa bertahan".

"Emang kamu gak sakit? Gak cemburu sama pacar mas Elga?".Tanya Rika sukses membuat Yuna tersenyum kecut.

"Aku bahkan bukan siapa-siapa yang mau cemburu segala".

"Gimana kalau jodohnya mas Elga itu kamu? Kita gak ada yang tau Na".

"Na, aku dukung kamu sama mas Elga dari pada sama mba Neta".Ucap Rika sambil menepuk pelan bahu Yuna.

Yuna hanya diam menanggapinya, membiarkan Rika berbicara ngawur seperti itu. Lagian mana mungkin ia bisa bersama Elga?.

Membayangkan saja cowok itu benar-benar terasa sulit digapai. Dan juga ia tak ingin menjadi pho (perusak hubungan orang).

Ia tak mungkin sejahat itu.

ELNETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang