Laneta berjalan beriringan bersama dengan Elga. Langkah keduanya membawanya menuju ke area taman belakang.
"Kamu kenapa tiba-tiba ngajakin aku kesini?".Tanya Laneta bingung.
Bibir sebelah Elga terangkat. "Rahasia".Ujar Elga jail, sambil mencolek hidung mancung Laneta.
Laneta mendengus sebal. "Kenapa sih? Emangnya ada apa?".Tanya Laneta ingin tau.
"Kalau aku kasih tau, namanya bukan rahasia dong sayang".Mendengar panggilan sayang dari Elga entah kenapa pipinya tiba-tiba terasa memanas. Padahal bukan pertama kalinya cowok itu mengucapkan itu.
Laneta menunduk tanpa menjawab perkataan Elga. Benar benar malu, apalagi cowok itu terus memperhatikannya.
"Ciee pipinya merah".Ejek Elga mencolek pipi kekasihnya.
Laneta menutup wajahnya malu. "Ihh Elga, makanya jangan liatin aku dong.. Malu nih".Ujarnya sebel sambil menggeplak bahu cowok itu.
Elga yang tidak tahan melihat kegemasan kekasihnya pun, langsung menarik tubuh Laneta dan mendekapnya erat. Laneta benar-benar sangat lucu jika seperti ini, ada rasa ingin meremukkannya saat itu juga.
"El, sesek- lepasin aku".Laneta memberontak didalam dekapan Elga. Berusaha melepas pelukan erat yang cowok itu lakukan.
Akhirnya Elga melepas dekapannya. Menarik lembut lengan Laneta dan mendudukkannya diatas kursi panjang berwarna putih, tepat dibawah pohon beringin. Suasananya begitu sejuk dan nyaman, jika kalian berada disana dijamin kalian pasti akan lupa untuk pulang. Wkwk.
"Laneta".Panggil Elga dengan suara seraknya. Namun sialnya terdengar seksi ditelinga Laneta.. Ck.
"Kenapa?".
"Kamu hadap belakang dulu".Titah Elga dan diangguki Laneta.
Darah Laneta saat itu langsung berdesir hangat. Rambut tebalnya berwarna hitam diangkat oleh Elga, ia bisa merasakan deru nafas yang cowok itu ciptakan menerpa dikulit tengkuknya.
Selang beberapa detik, kini ia bisa merasakan cowok itu memasangkan sesuatu dilehernya 'kalung'. Tangannya naik menyentuh kalung pemberian kekasihnya, tanpa sadar senyum manis terbit diwajahnya.
Laneta berbalik menghadap Elga yang tengah menatapnya juga.
"Jaga baik-baik Neta".Pinta Elga sambil menggenggam tangan gadis itu.
Laneta tersenyum haru dan mengangguk pelan. Ia tidak menyangka bahwa Elga akan bersikap seromantis ini, memberikannya kalung dan memasangkannya adalah hal yang pertama baginya. Ia fikir cowok itu akan cuek jika seperti ini.
"Makasih El".Ujar Laneta senang. Tangannya mengulur memeluk Elga.
"Kalau kamu ingat aku, kamu liat aja kalung itu".Pinta Elga pelan sambil menghirup dalam-dalam aroma rambut gadisnya yang disukainya. Benar-benar menenangkan, sampai rasanya tak ingin melepas pelukannya.
"Iya".
***
"Assalamualaikum".Ujar Laneta, begitu ia membuka pintu utama.
Laneta berjalan melangkah saat telinganya mendengar suara tertawa. Saat sampai diruang makan, terlihat Layona yang tengah tertawa lepas bersama dengan Monara-sepupunya.
"Nara".Ucap Laneta pelan. Menatap kedua perempuan yang berbeda umur itu.
"Hai Ta".Sapa Monara ramah sambil tersenyum manis. Monara memanglah ramah sama seperti Laneta, tapi yang membedakannya Monara akan bersikap ramah pada semua orang, berbeda dengan Laneta yang akan menjadi pendiam jika berhadapan dengan keluarga lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELNETA
Teen Fiction"Apa yang akan mamah lakuin kalau aku rusakin berkas mamah?". "Tentu saja mamah akan marah". "Tapi mamah selalu rusakin kertas ujian aku". - "Mana yang sakit Ta, bilang sama aku". "Semuanya sakit". - "Andai kamu tau El, gimana sakitnya aku ketika li...