Laneta berjalan dipertengahan koridor. Seperti biasa, senyum manis yang terpasang diwajahnya tidak pernah absen. Gadis itu selalu menampilkannya.
"Hai kak Laneta".Sapa beberapa siswi yang Laneta lewati. Laneta hanya membalasnya dengan senyuman ramah.
"Kak Laneta kok kemarin gak masuk? Kakak sakit?".Tanya seorang gadis yang Laneta yakini kelas X.
"Gua cuma izin kok".Ujarnya tersenyum
Ada banyak yang menyapanya karna seisi sekolah ini mengenalnya. Namun sayang, orang yang menyapanya sama sekali tidak ia kenali. Meskipun Laneta tidak mengenal mereka, tapi gadis itu selalu saja tersenyum pada mereka. Laneta terlalu ramah maka tidak heran kenapa banyak murid yang menyukainya.
Dahi Laneta mengerut. Saat melihat seorang siswi seperti dikenalnya. Gadis berkacamata terlihat sedang dibully oleh ketiga siswi.
Laneta menggeleng tak habis fikir. Langkah kakinya membawanya mendekat kearah keempat gadis yang saat ini menjadi tontonan murid-murid.
"Berenti!. Kalian apa-apaan sih?".Teriak Laneta. Lantas menghentikan aktivitas Pinka dkk yang tengah menjambak rambut Yuna.
Pinka berdecak kesal "Lo lagi, lo lagi. Mau jadi sok pahlawan lo? Caper lo?".Ucap Pinka terkekeh remeh.
Laneta memutar matanya malas. berbicara dengan Pinka sungguh membuatnya lelah.
"Lo kapan sih tobatnya? Gak cape menindas orang-orang lemah?".Ucap Laneta menatap Pinka tak habis fikir.
"Bacot lo!".
Mata Laneta beralih menatap murid disekelilingnya dengan satu persatu. Mengabaikan omongan Pinka
"Kalian juga. Kenapa kalian biarin ada tindakan bully sih? Kenapa kalian gak cegah dia yang berbuat seenaknya?".Ucap Laneta tegas. Membuat semua murid diam.
Laneta menunggu jawaban mereka. Tapi semuanya hanya diam.
"Kenapa diam? Giliran ada pembullyan kalian langsung heboh. Atau kalian suka ada pembullyan? Gitu?".Tanya Laneta santai.
"K-kak Kita takut sama Kak Pinka, dia ngancem kita kalau ada yang berani nolongin Yuna".Adu seorang siswi bernama Ana.
Laneta menghela nafas lelah. "Kenapa kalian takut? Disini dia bukan siapa-siapa, jadi dia gak berhak berbuat seenaknya".Ujar Laneta, melirik sekilas Pinka yang sedari tadi mencak-mencak ditempatnya.
Pandangan Laneta teralih sepenuhnya menatap Pinka yang juga menatapnya kesal.
"Lo siapa sih berbuat seenaknya begini?".Ucap Laneta pada Pinka.
"Berenti lo ikut campur urusan gua Laneta. Ga usah sok deh lo, mentang-mentang anak pemilik yayasan".Ucap Pinka sewot. Laneta terkekeh kecil. Ternyata Pinka sengaja mengalihkan pembicaraan, lihat gadis itu sekarang membahas tentang yayasan.
"Lo bener-bener lucu ya? Sekarang lo bahas yayasan".Laneta terkekeh kecil.
Pinka menggeram marah "Lo mau sok jadi jagoan ya disini?".Tuduh Pinka, membuat Laneta lagi-lagi terkekeh kecil.
Pinka seakan ingin menyudutkannya, gadis itu menghindari kesalahannya. Benar-benar tak habis fikir.
"Harusnya kalimat itu cocok untuk lo. Lo mau jadi jagoan? Mau dikenal bukan begini konsepnya".Laneta seakan memberikan saran.
"Pertama, lo membully orang yang lo anggap lemah. Kedua, lo menyudutkan gua dan menganggap gua menjadi jagoan. Ketiga, lo seakan menghindari kesalahan lo".Jelas Laneta.
"Tau gak? Lo kayak orang gak jelas".Sekarang Laneta menerbitkan senyum tipis.
Laneta maju, melangkah mendekati Pinka yang terdiam. Mungkin gadis itu telah kehabisam kata-kata.
Karna Laneta lebih tinggi dibandingkan Pinka, Laneta membungkuk menyamakan tingginya kemudian mendekatkan mulutnya disamping telinga Pinka.
"Lain kali lebih pro ya Pinka".Setelah mengatakan itu, Laneta menerbitkan senyum manis.
Laneta membungkukkan tubuhnya "Ayo gua anter ketoilet".Laneta mengulurkan tangan pada Yuna, yang sudah basah kuyup akibat ulah Pinka tadi.
Meski ragu, tak urung Yuna menerima uluran tangan Laneta "M-makasi".
****
"A-ku bisa sendiri Laneta".Yuna mengambil alih handuk dari tangan Laneta. Ini ketiga kalinya Laneta menolongnya. Entah bagaimana nasibnya jika Laneta tidak ada. mungkin ia akan diperlakukan lebih parah lagi.
"M-makasi Laneta, kamu emang orang yang baik".Ucap Yuna. Laneta mengangguk tulus.
"Oh iya baju yang kamu pinjamin tempo lalu ada dikelas, nanti aku bakal ambilkan".Ucap Yuna pelan.
Laneta menghela nafas "Bahkan dengan keadaan kuyup begini lo masih mikirin seragam gua..".
"Buat lo aja. Lo lebih butuh itu, nanti lo masuk angin". Ucap Laneta tersenyum. menepuk bahu Yuna pelan.
"T-tapi itu bukan punyaku, baju itu punya kamu".Ucap Yuna tak enak hati. Kalau ia meminjam lagi baju gadis itu.
"Iya seragam itu punya gua. Dan gua berhak minjamin itu untuk lo".Ucap Laneta sambil tersenyum singkat. Gadis itu berbalik melangkah meninggalkan Yuna sendiri yang tengah menatapnya diam.
Yuna terharu. Seumur hidup baru pertama kalinya ia melihat orang sebaik Laneta. Laneta baik dan cantik. Laneta berkelas dan sopan. Laneta mempunyai attidude yang tinggi. Dan Laneta berasal dari keluarga yang terpandang. Mungkin Laneta mempunyai kehidupan sempurna.
Mungkin ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELNETA
Teen Fiction"Apa yang akan mamah lakuin kalau aku rusakin berkas mamah?". "Tentu saja mamah akan marah". "Tapi mamah selalu rusakin kertas ujian aku". - "Mana yang sakit Ta, bilang sama aku". "Semuanya sakit". - "Andai kamu tau El, gimana sakitnya aku ketika li...