Ada mau ngasih gw semangat nggak?
5 part sekaligus sehari gw nulis. Ini pertama kalinya sih buat gw, dan itu karna hari ini gw ga belajar alias jamkos. Semua murid lg antre mau vaksin, oh iya klian gmn? udah vaksin? Klw ada penyakit mending gosah, ntr bahaya.
Semangat melewati masa masa pendemi gess, dan sabar klw tugas klian numpuk dimeja beljar😆.
Sbenarx gw msih punya tgs, tp gw pengen fokus dulu selesaiin cerita ini ampe kelar😎.
Nah perjuangan banget kan? Makanya di vote dong, kasih gw asupan gitu🤭.
Klw gabut mending baca kuy
*
*
*Elga menatap bingung kekasihnya yang terlihat sangat lesuh, tidak seperti kemarin-kemarin yang selalu ceria.
Ada apa dengan gadisnya itu?.
"Ta, kamu kenapa?".Tanya Elga sembari menyentuh lengan Neta.
Neta menggeleng pelan lalu menyandarkan kepalanya diabahu sang kekasihnya.
Elga tersenyum tipis, jika Neta sedang bad mood maka gadis itu akan mulai bermanja-manja dengannya, ia menyukainya.
"Kamu sakit? kalau kamu sakit kenapa masih kesekolah sih?".Neta hanya diam tanpa merespon omelan kecil cowok itu.
Neta mengangkat kepalanya saat menyadari bahwa mobil milik cowok itu tidak bergerak sama sekali.
"Kenapa nggak jalan".
"Jawab dulu dong".Neta menghela nafas pelan.
"Nilai aku turun El".Akhirnya Neta membagi cerita yang sedari tadi mengganggu fikirannya.
"Kenapa bisa turun lagi".Tanya Elga lembut, meski bukan pertama kalinya Neta seperti ini.
"Aku gak tau, rasanya kayak ada yang salah".Jawab Neta lesu.
"Nanti kita bicara sama guru itu".Neta mengangguk, setidaknya setelah berbagi cerita dengan Elga bisa membuat bebannya sedikit berkurang.
Elga kembali melajukan mobilnya membelah jalan yang padat sekarang ini. Hanya membutuhkan 15 menit, mobil hitam itu sudah terparkir mulus diatantara banyaknya mobil-mobil yang berjejeran rapi.
Elga membuka sealbeat nya ingin keluar dan mengelilingi mobil membukakan juga untuk Neta. Padahal Neta pernah melarangnya melakukan itu, tapi katanya agar kamu nggak kecapean, dasar bucin.
"Silakan keluar tuan putri".Elga memainkan drama menyodorkan tangannya pada Neta dan diterima baik oleh gadis itu.
"Haha El".Bahkan dengan cara yang sederhana bisa membuatnya merasa terhibur.
Elga menggenggam erat jemari itu membawanya memasuki gerbang kedua.
Sikap romantis dan perlakuan lembut Elga yang diterima Neta bukanlah rahasia umum, sepasang kekasih itu memang sangatlah senang memperlihatkan kemesraannya.
"El mending kamu lepasin tangan kamu dari pinggang aku".Neta menatap was-was disekitarnya yang tak sedikit memekik keras, dan berteriak heboh.
"Kamu malu?".
"Malu lah".
"Kamu malu punya pacar kayak aku?".
"Bukan gitu".
"Ya terus?".
"Mereka pada liatin kita El, aku malu".Ucap Neta sambil berusaha menyembunyikan wajahnya didada bidang sang kekasih.
"Jangan malu Ta, kita nggak telanjang kok".Ujar Elga bergurau.
Neta mendelik. "Ck kamu mah".
***
Neta berjalan hendak keluar dari toilet sambil melelap tangannya yang basah menggunakan tissu.
"Ta".Neta mengangkat kepalanya menatap Pinka yang berdiri didepannya menghalangi langkahnya.
"Kenapa?".Tanya Neta mengerutkan kening. Tidak biasanya Pinka menegur sapa seperti ini, gadis itu dulu selalu menatapnya jutek saat berpas-pas an.
"Gimana hubungan lo sama Elga?".Tanya Pinka dengan nada sedikit mulus.
Neta menatap gadis itu sambil mengerut bingung. Memang sepenting apakah hubungannya menurut Pinka?.
"Baik kok".Jawabnya seadanya.
"Syukur deh".
"Emang penting menurut lo?".
"Gak. Gua cuma pengen ngasih tau lo sesuatu".Ujar Pinka serius.
"Apa?".
"Jaga Elga dari Yuna".Ucapan Pinka untuk kesekian kalinya membuatnya mengerutkan kening bingung.
"Apa hubungannya sama Yuna?".
"Dia suka sama pacar lo".lima kalimat yang terlontar dari mulut Pinka sukses membuatnya melotot mata terkejut.
"Kenapa? Lo nggak percaya?".Ujar Pinka diiringin kekehan kecil.
"Jangan ngawur".Jujur ucapan Pinka membuatnya percaya antara tidak percaya. Ia menatap mata Pinka berusaha menemukan kebohongan disana, namun yang ada hanya kejujuran.
"Terserah sih lo mau percaya atau nggak".Setelah mengatakan itu Pinka benar-benar berlalu meninggalkan Neta yang masih terdiam tertegun. Otaknya berusaha mencerna apa yang Pinka ucapkan baru saja, berusaha meyakinkan dirinya kalau Yuna tidak seburuk itu. Yuna tidak akan menghianati temannya sendiri.
***
Yuna yang baru saja keluar dari perpustakaan melotot terkejut melihat kehadiran Neta yang berdiri didepan pintu.
"Kenapa Ta?".
"Lo suka sama Elga?".Pertanyaan yang keluar dari bibir Neta sukses membuatnya terkejut. Namun semaksimal mungkin merubah eskpresinya kembali.
"K-kenapa kamu ngomongnya kayak gitu?".Tanya Yuna gugup.
"Lo bener punya rasa sama Elga?".Tanya Neta lagi.
Jantung Neta berdegub sedikit kencang, gadis itu terkekeh tak lucu berusaha menetralkan perasaannya.
"Haha kamu ada-ada, gimana mungkin aku bisa suka sama pacar kamu".
Neta terdiam sejenak, menatap gadis didepannya sedikit tak percaya.
Neta mengangguk. "Sorry Na, gua nggak bermaksud kok nuduh lo kayak gitu. Gua kaget aja pas Pinka bilang kalau lo suka sama Elga".Ucap Neta membuat Yuna tersenyum dan mengangguk.
"Aku nggak mungkin setega itu Ta, mana mungkin aku suka sama pacar tamanku sendiri".Ujar Yuna diiringin kekehan kecil.
"Hm, gua pegang omongan lo".Setelah mengatakan itu Neta berlalu meninggalkan Yuna yang terdiam.
"Maaf Ta".Ucap Yuna pelan sambil menatap punggung Neta yang perlahan menghilang dipenglihatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELNETA
Teen Fiction"Apa yang akan mamah lakuin kalau aku rusakin berkas mamah?". "Tentu saja mamah akan marah". "Tapi mamah selalu rusakin kertas ujian aku". - "Mana yang sakit Ta, bilang sama aku". "Semuanya sakit". - "Andai kamu tau El, gimana sakitnya aku ketika li...