BAGIAN 24

1 1 0
                                    

"Jangan pergi".

Ucapan seseorang dibelakangnya membuatnya tertegun. Neta membalikkan tubuhnya menatap seseorang yang menahannya pergelangan tangannya.

Mata Neta melotot terkejut. "E-elga?".Menggeleng tak percaya saat melihat keadaan Elga yang baik-baik saja, jauh dari kalimat yang diucapkan Runi tadi.

"Akhirnya kamu datang Ta".

"Runi bilang kamu-".

Elga menempelkan telunjuknya diatas bibir mungil gadis itu. "Sst.. Aku yang nyuruh Runi".

"Kamu sama Runi bohongin aku?".Tanya Neta tak percaya.

Elga terlihat tersenyum simpul, merapatkan tubuhnya mengikis jarak diantara keduanya. "Kalau aku nggak bohong kamu pasti gak bakalan datang".Ujar Elga tepat diatas bibir gadis itu. Hembusan nafas milik cowok itu sukses membuatnya mematung, terdiam sesaat berusaha menetralkan detak jantungnya yang menggila. Ini gila.

"Buktinya kamu selalu khawatirin aku".Lanjut Elga. Tangan kekarnya dengan bebas merengkuh tubuh ringkih sang kekasih.

"Maaf Ta".

Neta menggeleng cepat, seakan tak setuju dengan ucapan cowok itu.

"Bukan salah kamu El".

"Maaf yang udah nyuekin kamu".Lanjut Neta sambil membenamkan wajahnya didada bidang pria itu. Ia sungguh mengkhawatirkan kekasihnya, ia merindukan pelukan hangat pria itu.

"Its okey Ta".Ujar Elga sambil memejamkan mata dibalik tengkuk gadisnya yang terasa sangat nyaman. Pelukan gadis itu sungguh membuatnya tertagi, hingga ingin dan ingin selalu memeluk gadisnya itu.

***

Setelah pulang dari sekolah Elga memutuskan untuk keluar mengajak Neta berjalan-jalan, alasannya karena kemarin rencana yang ingin mengajak Neta keluar tertunda.

Elga sangat bucin, tidak lebih tepatnya possesive pada gadisnya. Bagaimana tidak, mulai dari sekolah sampai sekarang tangan cowok itu terus senantiasa menggenggam tangan Neta, membuat gadis itu tak henti-hentinya menghela nafas.

"Kita mau kemana?".Pertanyaan Elga membuatnya mengangkat bahu bingung.

Tak acuh Laneta lebih memilih memainkan ponselnya dengan serius. Tapi beberapa detik kemudian Neta berteriak heboh membuat Elga mengelus dada dibuatnya.

"Ada apa?".

"Aku menang givaway, hadiahnya laptop impian aku El".Ucap Neta heboh.

"Jadi?".

"Kita harus harus kesana dong, aku nggak sabar pengen liat hadiahnya".Ucap Neta, tentu saja raut bahagia terlihat jelas diwajahnya.

"Emang kenapa bisa menang?".Tanya Elga penasaran. Yang ia tau kekasihnya itu tidak pernah mendapatkan hadiah seperti ini sebelumnya, dan ini pertama kalinya.

"Aku iseng aja nyobain, tau-tau nya menang, rejeki emang gak akan kemana".Ucap Neta terkekeh kecil.

Elga mengacak rambut kekasihnya gemas. "Segabut itu ya?".Ejeknya membuat Neta tertawa pelan.

-

Neta berdiri diantara banyaknya orang orang disekitarnya bersama dengan Elga. Sebenarnya Elga paling malas jika harus barada disekeliling yang dipenuhi oleh banyaknya orang seperti sekarang. Namun karena permintaan Neta mau tak mau membuatnya harus mengikuti permintaan gadis itu.

Laneta keras kepala, tapi ia menyukainya.

"Liat El, disana kau bakal berdiri disana".Ucap Neta sambil menunjuk panggung didepan sana.

"Mungkin sebentar lagi namaku akan disebut".Tak henti-hentinya Neta meremas jarinya antara gugup dan senang. Elga bingung dengan jalan fikiran gadis itu, bukankah sangatlah gampang mendapatkan sebuah laptop? hanya bermodal menjulurkan tangan sudah ada didepan mata, tidak harus berdesak-desakan seperti sekarang ini.

"Laneta Layora".Seruan dari wanita yang memegang mic menyebut nama gadis disampingnya. Membuat Neta tersenyum bahagia bukan main.

"Aku duluan, ntar aku bakal dapat hadiahnya".Ucap Neta tersenyum.

Neta maju melangkah menaiki panggung sambil mengambil hadiah paper bag yang disodorkan untuknya. Terlihat sangat mudah dibeli untuknya, namun nyatanya ini semua harus penuh kesabaran uang ekstra.

Bibirnya tak henti-hentinya tersenyum menatap hadiah nya, baginya mendapatkan dari jerih payahnya lebih membanggakan dari pada hanya sekedar meminta kepada orang tua.

Tak lama setelah berpidato singkat diatas, akhirnya Neta turun menghampiri Elga dengan perasaan bahagia.

"Hebat".Puji Elga membuat Neta tersenyum puas.

"Pokoknya aku harus traktir kamu".

***

Keduanya tengah berada disebuah restoran yang cukup populer dikota ini. Terlihat Elga yang sibuk dengan makanannya sambil sesekaki mencuri-curi pandang menatap gadis didepannya yang tak henti-hentinya tersenyum.

"Laptonya bakal rusak kalau ditatap mulu".Canda Elga bergurau membuat Neta menyengir lucu dan menaruh kembali hadiahnya diatas meja.

"Puas nggak?".

Neta mengangguk cepat. "Puas banget dong".

"Emang kamu nggak ada kerjaan apa ngikutin kayak gitu?".Neta menggeleng.

"Gabut El, iseng aja siapa tau langsung kena".Ucap Neta diiringi kekehan kecil.

"Itu namanya rejeki Ta".Ujar Elga diangguki Neta kesekian kalinya.

"Baru kali ini aku sebahagia ini, hanya karena hal sederhana".Ucapnya sambil mengeluas-elus laptopnya diatas meja.

"Bahagia terus Ta".

ELNETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang