BAGIAN 16

5 1 0
                                    

Gimana? Seneng nggak gw update?🤭.

Ywd jgn pergi, klw gabut kuy baca aja cerita ini, gw jamin klian akan terhibur🤣.

Happy reading

***

"El..".

Neta menahan lengan kekasihnya saat hendak membawanya masuk kedalam rumah milik cowok itu. Ia takut..

Ralat, bukan takut tapi ragu.

Ia ragu berkunjung kedalam rumah itu, ada seseorang yang membuatnya tidak nyaman. Hati dan fikirannya tidak tenang sampai rasanya ia ingin pulang saja. Tapi cowok berstatus pacarnya itu tetap kekeh memaksanya menemui sang ibu.

Ibu kekasihnya tidak menyukainya.

Dari dua tahun yang lalu ia berpacaran dengan cowok itu, dari situ juga ibu Elga selalu menatapnya tak suka. Entah itu karena apa, yang jelas ia bisa merasakan jika wanita itu tidak senang melihatnya.

"Jangan takut Ta, mamah nggak sejahat itu kok".Ujar Elga seolah tau apa yang Neta fikirkan.

Laneta tersenyum kecut dan menggeleng pelan. "Nggak El, mamah kamu gak pernah suka sama aku".Ujarnya sambil menatap cowok itu sendu. Cinta yang sangat ditentang oleh orang tua sangatlah sulit sampai memaksanya untuk mengakhiri hubungan.

Elga diam dibalik wajah datarnya. Ia tau dari dulu ibunya memang tak pernah menyukai kekasihnya, padahal gadis itu sangat keras berjuang agar dapat meluluhkan hati ibunya.

"Kalau begitu kamu harus lebih berjuang, mamah pasti akan luluh kok Ta".Ucapan Elga seolah memberinya semangat, namun hatinya masih tetap saja merasa gelisah.

"Ayo".

Mau tak mau Laneta mengangguk, melangkah mengikuti Elga yang membawanya masuk.

"Wah sudah pulang kamu sayang".Suara wanita paru baya membuat Laneta menggigit bibirnya gugup.

Lebih dari sebulan ia tak pernah bertemu dengan ibu dari kekasihnya, membuatnya merasa tidak nyaman.

"Mah-".

"Kamu kok sama dia sih El?".Sudah menebak, Neta sudah menebak jika akan mendapatkan kalimat seperti itu. Yang bisa ia lakukan adalah hanya menunduk takut.

"Mah, jangan gitu".Peringat Elga sambil menggenggam erat tangan Neta.

Wanita itu menatap Neta tak senang. "Puas kamu buat anak saya berubah begitu?!".

Laneta hanya tersenyum kecut mendapat tatapan tak menyenangkan itu. Gadis itu melangkah mendekat sambil menyodorkan paper bag pada wanita itu.

"I-ini saya buatin cake untuk tante".Ujar Neta tersenyum kecil. Mengabaikan rasa ketidaknyamanannya, meluluhkan hati wanita itu salah satu yang paling penting.

Wanita bernama Elina itu menatap remeh paper bag itu, namun tak urung untuk menerimanya.

Senyum Laneta berkembang saat melihat ada sedikit perkembangan dari usahanya, begitu juga dengan Elga yang menghela nafas elga. Ia fikir ibunya tidak akan menerimanya atau melemparnya seperti sebelum-belummya.

ELNETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang