Ayuna menunduk takut mendengar bentakan dari bosnya. Meremas ujung seragamnya sambil menggerutuki diri atas kecorobohannya. Harusnya ia lebih berhati-hari membawanya.
"KAMU BENER-BENER TIDAK BECUS!".
"KAMU TAU? BARANG-BARANG ITU SANGAT MAHAL!".Teriak atasan Yuna. Memekik dengan penuh amarah.
Hari ini, hari pertama Yuna masuk bekerja. Neneknya tidak mengetahuinya jika dirinya bekerja, bisa saja neneknya itu akan menyuruhnya untuk berhenti bekerja, alasan karena tak ingin pekerjaannya mengganggu sekolahnya. Padahal tanpa belajar pun ia sudah menguasai banyaknya mata pelajaran. Ia termasuk dalam kategori 'murid pintar'.
Ayuna menunduk takut. Keringat bercucuran mengenai tengkuk dan juga pelipisnya. Bukan hanya kelelawan bekerja, tapi karena kemarahn bosnya yang membuatnya berkeringat dingin.
"M-maaf pak".
"Maaf maaf...".
"Sini kamu".
Pria berumur 30 an itu dengan tega menarik paksa tangan kecil Yuna yang sudah terluka akibat pecahan beling.
Yuna yang menerima kekerasan itu meringis sakit.
"Jangan pak, saya mohon".Ucap Yuna memohon. Menyatukan kedua tangannya kepada pria itu.
Pria itu tak memperdulikan ringisan Yuna dan permohonan gadis itu. Pria itu tetap menarik tangan Yuna hingga menghempaskannya diatas lantai didekat meja yang sudah banyak pengunjung.
"KALIAN LIHAT? DIA MENCURI, DIA MENCURI DAN MEMBUAT KEKACAUAN DIDALAM SANA".Ujar pria itu menatap sekeliling yang dipenuhi oleh pengunjung.
Semeentara Yuna menatap sendu pria itu, lalu menggeleng pelan. Ia tidak mencuri, sama sekali tidak pernah. Pria itu menuduhnya, padahal ia hanya tidak sengaja memecahkan lima kaca tadi.
"Saya gak mencuri pak".Ujar Yuna membela diri.
"BOHONG KAMU!".
"P-pak, t-tolong maafkan saya pak".Ujar Yuna menahan tangis sambil memeluk kaki kiri pria itu. Biarlah harga dirinya menjadi tontonan langsung, setidaknya ia akan dimaafkan dan tidak dipecat.
"Akh.. Minggir kamu!. Dasar maling!".Ujar pria itu. Menghentakkan Yuna yang memeluk kakinya hingga terlepas dan terpental kelantai.
"Saya bukan maling pak".Ucap Yuna dengan suara parau. Entah bagaimana lagi ia harus mengeluarkan pembelaan. Tak ada yang membelanya. Semua orang hanya menatapnya seperti tontonan seru. Bahkan ada juga yang memotonya secara terang-terangan. Mengapa ada manusia yang tidak mempunyai hati?.
"PERGI KAMU DARI SINI!".Bentak pria itu. Menunjuk pintu yang terbuka, menyuruh gadis itu pergi.
Yuna tak tahan pun menangis menatap pria itu dan menggeleng cepat. Tanda tidak setuju dengan penuturan pria itu.
"Jangan pak, saya gak mau dipecat. Saya bener-bener gak tau lagi mau nyari pekerjaan kalau bapak pecat saya".Lirih Yuna.
"Saya tidak peduli!".Sarkas pria itu lalu melangkah pergi meninggalkan area sana.
***
Ayuna berjalan dengan langkah pelan sambil menyeka air matanya yang entah sejak kapan mengalir.
Ia dipecat.
Ia diusir seperti kucing buluk dan kotor.
Dan ia dipermalukan didepan banyaknya orang.
Benar-benar tak habis fikir, mengapa ada manusia yang jahat seperti mereka.
Yuna terus berjalan disepanjang trotoar tanpa memperhatikan langkahnya. Tanpa memperhatikan jalur yang ia ambil ternyata salah.
Tin!..
Suara klakson tak cukup membuat Yuna tersadar. Gadis itu sibuk dengan fikirannya tanpa menyadari bunyi klakson serta suara beberapa orang yang meneriakinya.
Mobil mewah berwarna hitam membelokkan stirnya, menghindari tubuh Yuna yang berjalan didepannya.
Citt!.
Suara rem mendadak terdengar disamping Yuna, kaget karena menerimanya Yuna yang tak bisa menahan keseimbangannya pun terjatuh diatas aspal.
Darah segar mengalir ditangannya. Serta lututnya pun mengeluarkan darah yang sama. Yuna menatap ranselnya yang tergeletak tak jauh darinya.
"Kalau jalan tuh liat-liat".Suara ketus terdengar jelas ditelinganya. Yuna mengutuk dirinya sendiri dalam diam, karena kecerobohannya.
"M-maaf".Ujarnya meminta maaf sambil menunduk.
"Bego".Umpat pria itu.
Yuna mendongak dan detik berikutnya terkejut.
"Kamu?".Ujarnya shok. Elgale, kekasih Laneta yang ternyata hampir menabraknya.
Elga menatap Yuna datar.
"Lo gila?".Pertanyaan Elga membuat Yuna meringis tak enak.
"M-".
"Lo kalo mau mati gak usah libatin orang".Sarkas Elga.
Yuna masih memperhatikan pria itu diatasnya. Matanya mengerjap pelan mendengar omelan singkat kekasih Laneta. Ia bingung sendiri, saat pria itu marah kenapa wajahnya tetap sama? Datar.
Dan juga. Ini pertama kalinya ia mendengar suara cowok itu yang ditujukan padanya.
Ternyata seperti inikah suara cowok itu.
"Otak dipake".Lanjut pria itu berkata. Berbalik meninggalkan Yuna yang hanya bisa terdiam.
"Eneng gak papa?".Dua orang pria berumur 60-an datang menghampiri Ayuna yang masih terduduk diatas lantai.
"Dasar anak muda jaman sekarang. Bukannya tanggung jawab malah pergi ninggalin gitu aja".Omel bapak-bapak itu.
"Ayo neng, saya bantuin berdiri".Ujar bapak itu ramah. Membantu Ayuna berdiri.
"Makasi pak".Ucap Yuna pelan. Matanya masih fokus menatap mobil Elgale yang hampir menghilang.
Gua cuma mau blg klw udah baca part ini silakan divote atau klw bisa dikomen.
Dan sorry bgt gua bru update dijam sgini:)
Sbenarx dijam 1 part ini udh 700 kata udah siap gua mau update. Tapi rasax msih kurang, dan gua memutuskan utk menambahi 100 kata br deh diupdate.
Terus dipart ini gua sengja pen g ambl Laneta, part ini khusus utk Ayuna dan Elgale.
Jd yg mau part Laneta silakan nunggu part selanjutnya💙.
G
a lama kok, cuma 2 hari. Ntr klw jdwal bljr gua udh menurun gua bkl update setiap hri🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
ELNETA
Teen Fiction"Apa yang akan mamah lakuin kalau aku rusakin berkas mamah?". "Tentu saja mamah akan marah". "Tapi mamah selalu rusakin kertas ujian aku". - "Mana yang sakit Ta, bilang sama aku". "Semuanya sakit". - "Andai kamu tau El, gimana sakitnya aku ketika li...