BAGIAN 22

2 1 0
                                    

Hari ini adalah hari minggu, biasanya hari minggu seperti ini Laneta gunakan untuk berlari pagi mengelilingi kompleks, tapi berhubung moodnya kurang baik untuk melakukan kebiasaannya itu, Laneta memilih sibuk berkutak didalam dapur ingin membuat sesuatu.

Helaan nafas terdengar dari mulut gadis itu, kala melihat hasil masakannya yang terlihat sempurna, nasi goreng kecap pedas ditambahkan dengan telur mata sapi dan ayam goreng. Ini pertama kalinya ia memasak, terlihat sangat baik untuk pemula sepertinya, itupun karena atas bantuan youtube.

Tangan Neta terlihat sibuk menuangkan nasi goreng buatannya didalam tempat berwarna bening yang cukup luas menampung makanan itu.

Harus dicatat, ini pertama kalinya ia membuat nasi goreng, dan ini ia buatkan untuk kekasihnya-Elga. Bisa dibilang Elga merupakan percobaan pertamanya.

Setelah selesai Neta memasukkan bekal bening itu kedalam paper bag berwarna hitam, menaruhnya diatas meja dan segera bangkit menuju kearah kamar ingin bersiap diri.

Dua puluh menit berlalu Neta sudah kembali dengan pakaian yang sudah rapi, hanya memakai rok diatas lutut dan baju blous berwarna biru langit, terlihat sangat simple tapi begitu elegant ditubuh Neta.

***

Neta membelokkan stirnya kedalam kawasan rumah milik Elga, memarkirkannya digarasi kemudian turun dengan paper bag ia tenteng disebelah tangannya.

Sebelum menekan bel rumah besar itu Neta mengambil nafas panjang, lalu menekan bel itu.

Beberapa menit pintu besar disana terbuka lebar menampilkan Elina yang menatapnya jutek. Ia sudah terbiasa dengan sifat ibu dari kekasihnya itu.

"Pagi tante".

Laneta tersenyum mengulurkan tangan ingin mencium tangan Elina, namun wanita itu lebih dulu berbalik meninggalkannya.

Laneta tersenyum kecut, berjalan masuk mengekori Elina didepannya.

"Siapa tan?".

Langkah Neta terhenti dengan menatap sang pemilik suara melotot terkejut. Sangat sulit menggerakkan kedua kakinya untuk kembali melangkah, saat melihat kehadiran Yuna yang sedang berada didapur sambil menggunakan celemek.

Yuna seperti pemilik rumah ini, gadis itu terlihat sangat akrab dengan Elina. Sepertinya Yuna sedang membantu Elina memasak. Entah mengapa rasa iri tiba-tiba saja muncul dihatinya, iri melihat kedekatan temannya sendiri pada ibu dari kekasihnya.

"N-neta?".Yuna tak kalah terkejut.

Neta tersenyum kecut dan memilih melangkah menaiki tangga menuju kearah kamar kekasihnya.

Yuna seperti maling yang dipergoki mencuri, atau seperti dipergoki yang tengah selingkuh.

Laneta berusaha meyakinkan hatinya kalau Yuna tidak mungkin sejahat itu menghianatinya, Yuna hanya sebatas karyawan bagi Elina, Yuna hanya sebatas membantu bosnya untuk memasak, tidak lebih.

Ia harus berfikir positif.

Langkah kaki Elga terhenti begitu melihat berdiri didepan pintu kamarnya "Neta?".

Neta tersenyum dan langsung menubruk tubuh cowok itu memeluknya.

"Kenapa nggak bilang sama aku kalau mau kesini? Hm".Ucap Elga sambil mengusap surai gadisnya lembut.

ELNETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang