Kemarin gw pernh blg klw gw bakal up klw udah siap, dan sekarang gw akan kembali update😇.
*
*
*Mungkin bagi orang lain mendapatkan uang itu sangatlah gampang, tinggal mengulurkan tangan pada orang tua, sudah dikasih uang merah. Sebagian orang akan senang menghamburkan uang dan berfoya-foya beralasan uang bisa diminta dari orang tua.
Namun apakah ia seperti itu? Tentu saja tidak, dari kecil sampai sekarang jika mau mendapatkan uang, ia harus melakukan pekerjaan, membiayai kehidupan sendiri.
Pernah iri dengan kehidupan remaja seusianya, dimana mereka hanya bisa mengandalkan orang tua. Namun berbeda dengannya, ia tidak mau mengandalakan neneknya, terkadang ia sangatlah egois jika harus mengandalkan nenek yang sudah membesarkannya dan merawatnya.
Ia tidak ingin egois, mengandalkan orang untuk kesenangannya. Perinsipinya sejak dini ia tak ingin merepotkan orang disekitarnya itulah prinsipnya.
Saat ini Ayuna hanya duduk diatas kursi sambil menatap orang orang yang bekerja disebuah restoran. Gadis itu menghela nafas berat, andai saja ia bisa lebih berhati-hati dan tidak membuat masalah mungkin sekarang ia masih bisa bekerja direstoran itu.
Yuna mengalihkan pandangan menatap jalan raya yang sangat ramai kendaraan. Beberapa menit kemudian, matanya melotot terkejut saat menangkap seorang wanita yang melangkah menyebrang ditrotoar dengan mobil truk yang hendak melintas.
Tanpa berfikir lagi, Yuna berlari cepat menghampiri wanita itu.
"Awas bu!".Seru Yuna sambil menarik lengan wanita itu untuk menepi.
Yuna sedikit terhempas dipinggir aspal bersamaan dengan wanita itu yang juga terjatuh.
Yuna menghela nafas lega, walaupun luka goresan dilututnya yang sedikit parah. Yuna mengabaikannya dan meneleh menatap wanita yang juga terhempas disampingnya.
Hampir saja nyawa wanita itu melayang jika ia tidak bergerak cepat.
"Ibu gak papa?".Seolah tak peduli lukanya Yuna langsung menanyakan kondisi wanita paruh baya itu.
"Ibu gak papa, makasi nak".Ujar Wanita itu yang hendak bangkit.
"Biar saya bantu bu".Yuna berdiri lalu menyodorkan tangannya membantu wanita itu berdiri.
"Lutut kamu berdarah".Ucap wanita itu meringis sakit melihat luka dilutut Yuna hang cukup parah.
Yuna tersenyum kecil. "Saya gak papa bu, ibu beneran baik-baik aja?".Tanya Yuna memastikan.
Wanita itu terlihat menghela nafas lalu menarik lengan Yuna membawa gadis itu kesebuah taman yang tak jauh dari tempat kejadian.
"Pikirkan luka kamu dulu, sebelum menanyakan luka orang lain".Ucap wanita itu setelah mendudukkan tubuh Yuna disampingnya.
Yuna menggeleng. "Saya gak papa bu, ini cuma luka kecil".Ujar Yuna menjelaskan.
Wanita itu tertegun sejenak. Mengapa ada gadis sebaik ini? gadis itu bahkan rela terluka untuk menolongnya. Gadis yang baik, itulah yang ada dibenaknya.
"Makasi karena kamu udah mau nolong saya, saya gak tau lagi harus bagaimana jika kamu tidak datang segera".Ujar wanita itu sambil menggenggam lembut tangan Yuna.
Yuna tersenyum manis. "Sama-sama bu".
"Lutut kamu terluka, saya bawa alat keselamatan untuk berjaga-jaga".Wanita itu terlihat merogo sesuatu didalam tasnya.
Wanita itu mendekati Yuna. "Sini, saya obati".wanita itu hendak berjongkok dihadapan Yuna, namun segera dihalangi oleh gadis itu.
"Biar saya aja bu".Ujar Yuna tak enak. Ia tentu saja tidak membiarkan orang tua berkutut dihadapannya, itu nggak sopan menurutnya.
Wanita itu pasrah, menyerahkan perban dan obat merah pada Yuna membiarkan gadis itu melakukannya sendiri.
"Lain kali hati-hati nak, saya tau kamu ingin menolong orang tapi kamu juga harus memperhatikan dirimu juga".Jelas wanita itu.
Yuna mengangguk.
Wanita itu tersenyum kecil sambil merogo sesuatu didalam tasnya. Wanita itu mengeluarkan lima lembar uang seratus dan menyodorkan pada Yuna.
Yuna tertegun sejenak, menatap wanita itu terkejut. "Jangan bu".Tolak Yuna secara halus, mendorong tangan wanita itu yang menyodorkannya.
Wanitai itu menghela nafas. "Ambil saja nak, ini sebagai balas budi saya karena kamu sudah menyelematkan nyawa saya".Ujar wanita itu kembali menyodorkan uang itu.
Yuna meringis tidak enak dan kembali juga mendorong pelan tangan wanita itu, seakan menolak pemberian wanita itu.
Sejujurnya ia sangat membutuhkan uang, tapi jika ia diberikan uang hanya karena ia menolong wanita itu, rasanya benar-benar keterlaluan. Ia menolong orang karena ikhlas, bukan karena semata-mata untuk mendapatkan imbalan.
Wanita itu menghela nafas berat, menatap sendu gadis itu yang kesian kalinya menolak balas budinya.
"Saya nggak tau harus membalasnya apa lagi nak".Ujar wanita itu dengan wajah murung.
Yuna tersenyum tak enak. "Saya menolong orang karena saya ikhlas bu, bukan semata-mata untuk meminta imbalan".
"Tapi kamu nggak minta, saya sendiri yang memberikannya pada kamu".Ujar wanita itu lembut.
"Lebih baik ibu berikan pada orang yang tidak mampu, jangan pada saya bu".Meskipun ia termasuk orang yang tidak mampu, tapi menurutnya menerima uang itu tidaklah pantas. Masih banyak yang lebih membutuhkannya untuk bertahan hidup sehari-hari. Ia masih bisa mencari pekerjaan untuk membiayai hidupnya.
Wanita itu menatap gadis itu kagum, betapa beruntungnya ia bertemu dengan gadis yang berhati mulia seperti didepannya ini. Jaman sekarang banyak gadis yang kerjaannya cuma berfoya-foya menghabiskan uang orang tua tanpa tau bagaimana susahnya orang tua itu mencari nafkah untuk anaknya.
Wanita itu mengusap lembut lengan Yuna. "Kebetulan saya lagi membutuhkan karyawan, apa kamu mau bekerja direstoran saya?".Tawar wanita itu sangat berharap agar gadis itu kali ini mau menerimanya.
Sedangkan Yuna dalam hati memekik senang, menggulum bibir tersenyum.
"Mau bu, mau banget".Ucap Yuna mengangguk antusias, membuat wanita itu tersenyum senang bukan main.
"Syukurlah. Oihya, nama saya Elina kamu bisa panggil saya tante".
"Kalau kamu siapa?".
"Nama saya Ayuna bu- eh tante maksudnya".jawab Yuna meringis sungkan.
"Kamu bisa kan dateng besok kerumah? tante mau bicara banyak sama kamu".Ucap Elina tersenyum.
"Iya tante".
"Besok sore jam 3 kamu dateng ya?, ini alamat rumah saya".Ujar Elina sambil menyodorkan kertas pada Yuna dan langsung diterima baik oleh gadis itu.
Tak henti-hentinya Yuna tersenyum senang saat ia sudah mendapatkan pekerjaan. Ternyata doa-doanya telah diijaba oleh tuhan, tuhan benar-benar mengabulkannya. Rasanya berterima kasih pun tak cukup saking bahagianya.
"Terima kasih tuhan".
__
Akhirnya selesai juga😐.
Gak nyangka banget bisa sampai dipart sekarang. Rasanya baru kemarin gw nulisnya🤭.
Jangan lupa divote gess🤗.
Dan jangan lupa bagikan kepada teman kalian, supaya cerita ini terkenal dikalangan pembaca wattpad🤭.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELNETA
Teen Fiction"Apa yang akan mamah lakuin kalau aku rusakin berkas mamah?". "Tentu saja mamah akan marah". "Tapi mamah selalu rusakin kertas ujian aku". - "Mana yang sakit Ta, bilang sama aku". "Semuanya sakit". - "Andai kamu tau El, gimana sakitnya aku ketika li...