Budayakan vote sebelum membaca
HAPPY READING 🤍
Malam yang sepi seperti biasanya. Di dalam kamar, Nara masih setia memegang handphone-nya sambil berbaring di tempat tidur. Malam ini seseorang berjanji akan menelponnya. Tentu saja Nara sangat menunggu panggilan telepon itu.
Drttt..Drrtt...
Buru-buru Nara langsung menerima panggilan masuk itu.
"Hallo?"
"Hallo,Ra. Cepet banget ngangkatnya," kata orang di sebrang telepon itu sambil terkekeh pelan.
"Aku udah nungguin dari tadi."
"Aduh,maaf,ya. Pekerjaanku baru aja selesai."
"Ngga papa,santai aja,Kak."
"Oh iya,gimana kabar Kak Bagas?"
"Aku sehat. Kamu sendiri gimana?"
"Aku sehat juga kok."
"Dari nada suaranya,kayak lagi sedih?" tanya Bagas yang sudah paham betul bagaimana Nara.
"Ah,engga. Lagi sedikit capek aja mungkin." Nara lagi-lagi harus berbohong perihal tulisan di kertas itu. Walaupun Kak Bagas adalah orang yang sangat Nara percaya, bahkan melebihi siapapun,Nara tetap akan menyimpan semuanya sendiri. Dia tidak ingin membebani Bagas lebih banyak lagi.
"Habis ini istirahat,Ra."
"Maunya si gitu,tapi nanti aku harus pergi lagi." Ya,jam tujuh malam nanti dia harus datang ke pesta Vika. Walaupun dia sendiri kurang yakin dengan keputusannya yang setuju dengan ajakan Alfa untuk datang.
"Kalau gitu kita ngobrol abis kamu pergi aja gimana?"
"Eh ngga usah. Sekarang aja,aku lagi ngga buru-buru kok."
Dari seberang sana,Bagas menimang-nimang keputusannya untuk memberitahu Nara tentang masalah yang sedang terjadi. Rasanya tidak tega jika gadis itu harus tau permasalahannya.
"Kak,kok diem?"
"Eh,iya." Bagas terdiam sebentar. Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk mengatakannya.
"Ra,kayaknya berita hari ini kurang bagus untuk kamu."
Nara mencoba tenang mendengarkan sampai akhir sebelum dia memunculkan pemikiran negatifnya sendiri.
"Ngomong aja ngga papa,Kak."
"Di sini keadannya lagi kurang baik,Ra."
Bagas tidak melanjutkan lebih detail lagi. Dia yakin Nara pasti mengerti ucapannya.
"Tapi kamu tenang aja. Aku bakal berusaha terus supaya semuanya kembali baik-baik aja."
Nara mejamkan matanya,berusaha sebisa mungkin agar suaranya tidak membuat Bagas khawatir.
"Aku percaya sama kamu,Kak."
Bagas tersenyum dari seberang sana. Merasa sedikit lega mendengar suara Nara yang terdengar tenang. Meskipun cowok itu tau,Nara pasti sedang dalam keadaan yang tidak baik.
"Kamu sehat-sehat. Inget,kita berjuang bareng-bareng. Aku ngga mau jalanin semuanya sendiri, kamu harus tetap ikut sampai akhir."
Ucapan Bagas membuat Nara tertegun. Seperti ada seseorang yang mendorongya dari belakang,merangkulnya,dan membawanya berjalan bersama.
"Iya,aku janji."
"Udah dulu ya,Kak. Aku mau istirahat sebentar."
Bagas yang mengerti keadaan,menyetujui ucapan Nara. Ia membiarkan gadis itu untuk tenang terlebih dahulu,karena ia tau Nara akan tidak baik-baik saja setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA'S QUEEN
Teen FictionAlfarez Galandra. Murid laki-laki yang memimpin geng motor paling disegani satu sekokah. Si ketua Thunder yang terjebak dalam dunia penuh rahasia milik gadis sederhana. Alnara Kezia. Dia gadis dengan sepasang manik mata cokelat terang. Menyimpan ser...