5. Berbeda

8.4K 369 7
                                    

Hari Senin. Hari yang dibenci banyak murid karena harus rela berjemur di bawah panas matahari. Tapi tidak dengan Nara. Menurutnya hari senin cukup menyenangkan,setidaknya bisa mengurangi jam pelajaran yang Nara tidak suka di hari Senin.

Hari ini dia berangkat sekolah lebih awal. Karena sekarang adalah jadwal gilirannya menjadi petugas kesehatan ketika upacara nanti.

Nara sengaja berangkat lebih pagi,karena dia juga harus merapihkan UKS dan menyiapkan perlengkapannya,untuk berjaga-jaga jika nanti ada yang sakit.

Setelah meletakkan tas di kelasnya, Nara menuju ruang UKS yang jaraknya cukup jauh dari kelas XI. Sekolah masih cukup sepi. Hanya ada beberapa murid yang ditemuinya sepanjang lorong.

"Hai,Ra."

Nara yang mendengar namanya dipanggil menoleh.

"Eh,hai juga," balas Nara sambil tersenyum.

"Tumben lo pagi banget datengnya?" tanya prang iti.

"Iya nih,Bim. Gue giliran jadi petugas di UKS nanti," Nara menjawab.

Bima. Dia adalah salah satu anggota OSIS di SMA Dirgama. Dia juga teman baik Nara di kelas. Selain otaknya yang cerdas,Bima juga sangat ramah kepada semua orang. Itulah kenapa Nara juga senang bergaul dengan lelaki yang sedang di depannya ini.

"Oh gitu. Kalo gitu gue duluan ya? Masih ada yang harus di urus di lapangan," pamit cowok itu.

"Oke,gue juga mau ke UKS," balas Nara.

Nara melanjutkan jalannya,tapi langkahnya berhenti di depan salah satu kelas.

XI IPS 2.

Setahu Nara itu merupakan kelas Alfa. Nara sedikit menengokan kepalanya mencoba melihat ke dalam kelas itu.

Masih kosong. Bahkan sama sekali belum ada tas di sana. Tunggu dulu,kenapa Nara jadi penasaran?Nara yang tersadar,memukul kepalanya sendiri.

"Ngapain coba gue di sini? Masa iya gue nyari Alfa? Yang bener aja."

Tidak mau ambil pusing,Nara pergi menuju UKS. Dia sedikit mempercepat langkahnya, mengalihkan pikirannya tentang cowok menyebalkan itu.

👑 👑 👑

Jalanan ibu kota semakin padat saja tiap harinya. Apalagi di pagi hari seperti ini. Klakson-klakson kendaraan beradu di tengah udara pagi.Tidak peduli dengan pengendara lain,mereka mengendarai cepat kendaraanya untuk sampai ke tujuannya masing-masing.
S

uasana yang sudah biasa dinikmati penghuni kota.


Begitupun dengan Alfa. Laki-laki dengan wajah yang tenang di balik helmnya itu melajukan motor hitam miliknya membelah jalanan yang ramai.

Wajahnya masih tenang,walaupun jam di tangannya sudah menunjukan pukul 07.10 yang artinya dia sudah telat untuk ke sekolah.

Beberapa menit kemudian Alfa sudah bisa melihat gerbang sekolahnya. Tapi dia mengarahkan motornya ke arah belakang sekolah. Kalau dia tetap nekat lewat gerbang depan,bukan tidak mungkin dia akan diseret oleh guru piket. Apalagi ini sedang jam upacara berlangsung. Pasti sudah ada guru yang berjaga di dekat gerbang untuk menunggu murid yang telat seperti Alfa.


Alfa memarkirkan motornya di salah satu warung di belakang sekolah.

ALFA'S QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang