Alfa memarkirkan motor kesayangannya di depan bangunan sederhana bercat hitam. Di samping motornya,sudah banyak motor-motor yang terparkir rapih di sana.
"Woi, bos lama amat datengnya,yang lain udah lengkap dari tadi," ucap Gavin ketika Alfa baru saja turun dari motornya.
Alfa meletakkan helmnya,lalu duduk di kursi paling depan yang menghadap ke anggota Thunder yang lain.
"Iya sorry,gue dicegat Pak Sito dulu tadi."
"Yaelah tuh guru sensian banget sama kita. Ngga pengin muridnya seneng-seneng dikit," celetuk Leon kesal.
"Maklum lah, ada cowok gantengnya di Thunder." Ian berbicara dengan nada percaya diri sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Siapa yang lo maksud ganteng?" tanya Saga.
"Gue lah,siapa lagi. Lo ngga liat nih muka tampan gue?" Ian menjawab narsis.
"Plastik dong,gue mau muntah. Ngga tahan."
Ian melemparkan botol kosong bekasnya ke arah Saga."Sialan lo!"
"Yan,coba kali-kali lo beli kaca yang gede," ujar Dipta.
"Jangan,Yan. Kasian," celetuk Gavin.
"Kasian kenapa?" tanya Dipta.
"Ya kasian sama kacanya lah. Begitu si Ian ngaca,pasti tuh kaca langsung pecah. Ngga kuat liat mukanya Ian." Sontak gelak tawa pecah setelah mendengar perkataan Gavin. Sedangkan Ian,cowok itu memandang kesal ke arah Gavin. Seolah mengisyaratkan peperangan.
"Ketawa aja terus! Awas aja ntar kalo lo semua punya cewek,jangan nangis kalo ceweknya pada naksir ke gue!" ucap Ian masih bisa menyombongkan diri.
"Cewek juga mikir-mikir kali,Yan."
"Halu aja dulu. Iya ngga,Yan?" ujar Leon di sela-sela tawanya yang belum reda.
"Dibully mulu gue di sini! Lama-lama gue pindah tongkrongan aja kalau kayak gini," ucap Ian.
"Pindah aja sono! Ngga bakal ada yang mau nampung lo," balas Gavin. "Kita aja sebenernya terpaksa," sambungnya.
"Bener-bener definisi temen jahat ya,lo!" Ian melempar kacang-kacang di depannya ke arah Gavin.
Alfa hanya diam menyaksikan teman- temannya,lalu beberapa saat kemudian berdiri dari tempat duduknya.
"Kita di sini bukan buat bahas masalah itu. Ini waktunya serius,gue ngga pengin ada yang bercanda sekarang," ucap Alfa tegas.
Seketika anggota yang sedang berisik diam ketika sang ketua mengeluarkan suaranya.
"Ampun Al,gue diem deh hehe," Ian menyatukan dua telapak tangannya meminta maaf.
"Brisik terus si lo!" ujar Gavin berbisik.
"Awas aja lo,nanti keluar dari sini siap-siap minta ampun sama gue," balas Ian ikut berbisik.
Kalau Alfa sudah serius seperti sekarang,tidak ada yang berani main-main. Kalau tidak, pasti kena imbasnya,seperti Ian dan Gavin yang sering terkena amukan Alfa.
Merasa semuanya sudah serius,Alfa melanjutkan ucapannya."Gue pengin kita selesain masalah kemarin,Ragon ngga bakal nyerah selama mereka belum menang."
Ragon. Geng motor yang menjadi musuh Thunder. Sebenarnya Ragon yang terlalu menganggap Thunder musuhnya. Ragon merupakan geng motor milik SMA Arlangga. Dipimpin oleh salah satu murid yang juga bersekolah di sana.
Thunder dan Ragon memang tidak pernah berhenti berselisih. Kejadian ini sudah terjadi bertahun-tahun lalu,bahkan sebelum Alfa menjadi ketua di Thunder.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA'S QUEEN
Teen FictionAlfarez Galandra. Murid laki-laki yang memimpin geng motor paling disegani satu sekokah. Si ketua Thunder yang terjebak dalam dunia penuh rahasia milik gadis sederhana. Alnara Kezia. Dia gadis dengan sepasang manik mata cokelat terang. Menyimpan ser...