Nara diam memandang tanaman-tanaman yang terjejer rapih lengkap dengan potnya. Di sebelahnya masih duduk laki-laki yang sejak tadi pun diam tidak berkata.
Nara sebenarnya ingin pergi dari sana,tapi ketika tadi dia hendak berdiri, cowok itu menahannya. Jadilah Nara menurut daripada dia harus mendapat masalah lagi nantinya.
"Lo ngga papa?"
Nara menengok ke samping.
"Emangnya gue kenapa?""Yang tadi sama Vika?" tanya Alfa.
"Oo jadi namanya Vika," bukannya menjawab pertanyaan Alfa,Nara malah mengucapkan hal lain.
"Gimana?" tanya Alfa lagi.
"Ngga gimana-gimana. Emangnya kenapa kalo gue sama dia?"
"Mungkin lo diapa-apain tadi. Vika kadang suka gitu kalo udah marah."
Nara sedikit terkekeh."Lo ngerti banget ya soal dia?"
"Biasa aja. Lo belum jawab pertanyaan gue.
"Yang mana?" tanya Nara lupa kalau Alfa tadi bertanya padanya.
"Ck, lo ngga papa tadi sama Vika?"
"Ngga papa lah. Lagian cuma ditarik doang. Ya walaupun kasar. Tapi its okay." Nara tersenyum meyakinkan Alfa kalau dia baik-baik saja.
"Bagus deh."
"Emmm,Al?"
"Hm?"
"Kalo gue boleh tau,dia siapanya lo? Kok kayanya ngga suka banget kalo lo sama cewek lain?" Nara bertanya hati-hati. Takut salah memilih kata-kata yang nantinya membuat Alfa tidak suka.
Alfa terdiam. Dari raut wajahnya sepertinya Alfa tidak suka dengan topik pembahasan Nara. Nara yang melihat itu mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut.
"Ngga usah jawab deh,gue ngga jadi tanya hehe.""Kenapa?" tanya Alfa.
"Ngga papa,sih. Lagian itu juga urusan pribadi lo. Kayanya ngga berhak aja gue tanya."
"Kata siapa?"
"Hah?" Nara tidak mengerti.
"Engga," balas Alfa singkat. Ada sedikit jeda sebelum Alfa mulai berkata lagi.
"Dia anak temen papah." Alfa menjawab apa adanya.Nara mengangguk paham. Tidak ingin bertanya lagi.
"Kenapa tadi malem chat gue lama banget lo balesnya?" giliran Alfa bertanya yang membuatnya sedikit ingin tahu.
"Gue abis ngerjain pr tadi malem. Sorry ya ngga buka HP."
"Gavin bilang, lo ngerasa aneh pas gue ninggalin lo kemarin?"
"Ha? E-engga kata si-siapa?" Nara balik bertanya.
"Kan gue bilang kata Gavin."
Nara tidak menjawab lagi. Dia sedang menahan malu sekarang. Kenapa Alfa harus tau soal itu. Sekarang Nara harus menjawab apa?
"Kalo gitu sorry. Gue ada urusan penting," ucap Alfa lagi.
"Ngga papa kok. Lagian ngapain minta maaf sama gue? Kan bebas lo mau ngapain," ujar Nara.
"Siapa tau lo salah paham. Nganggap gue benci lo mungkin?"
"Emangnya lo ngga benci gue?" Nara balik bertanya.
"Gue ngga pernah bilang benci lo."
"Ya tatapan lo pas itu,kan gue berasa mau dibunuh." Nara mengungkapkan perasaannya saat itu ketika Alfa menatapnya tidak biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA'S QUEEN
Teen FictionAlfarez Galandra. Murid laki-laki yang memimpin geng motor paling disegani satu sekokah. Si ketua Thunder yang terjebak dalam dunia penuh rahasia milik gadis sederhana. Alnara Kezia. Dia gadis dengan sepasang manik mata cokelat terang. Menyimpan ser...