"Kenapa sih tuh guru ngga bisa baik sama kita sekali aja!" Nadin tidak berhenti mengomel sejak mereka keluar kelas. Sekarang keempat cewek tersebut sedang menuju kantin untuk mengisi tenaga karena terkuras akibat ulangan harian tadi.
"Lo kayak ngga tau aja. Dari dulu juga gitu kali," kata Sara.
"Ya tetep aja gue kesel! Tiap hari kalo masuk kelas kalo ngga ulangan pasti tugas,ulangan tugas. Gitu-gitu aja terus sampe nih sekolah runtuh!"
"Ngga usah marah-marah. Lo marah juga ngga bakal ngubah apa-apa," ucap Lova ada benarnya.
"Lagian juga kayak lo pernah ngerjain aja. Tugas nyontek,ulangan juga nyontek. Tinggal nyontek aja berasa kesiksa banget," ucapan Nara langsung sampai ke hati Nadin.
"Ngga usah diperjelas juga kali," kata Nadin. "Ah tapi tetep aja. Coba aja guru itu ngga tiap hari ulangan,pasti dosa gue ngga bakal numpuk."
"Buat dosa sendiri marah-marah sendiri. Sesuka lo aja lah," uajr Sara.
"Udah tau lo ngga bisa bukannya belajar malah sengaja dibodo amatin," kata Nara.
"Kali-kali lo coba ngerjain sendiri,Nad. Jangan ngandelin kita terus. Emangnya lo bisa sukses lewat contekan?" ujar Lova.
"Iya-iya nanti gue coba," ucap Nadin. "Kalo udah ada niat," lanjutnya cengengesan.
Nara,Lova dan Sara hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan teman mereka.
"Eh bentar," Nara menghentikan langakahnya membuat ketiga temannya ikut berhenti. "Gue ke toilet dulu,ya. Kalian duluan aja."
"Ya elah kirain apaan," kata Sara.
"Hehe,gue tiba-tiba kebelet."
"Ya udah kita cari meja dulu aja. Daripada nanti ngga kebagian," kata Nadin.
"Oke."
Nara memisahkan diri dari ketiga temannya dan menuju toilet sekolah. Sebenarnya dirinya tidak terlalu terburu-buru,jadi jalannya masih santai sambil sesekali memperhatikan suasana sekitarnya yang ramai.
"Nara,"
Panggilan itu membuat Nara menoleh ke sumber suara. Ada seseorang yang hendak mengampirinya.
"Gimana?" tanyanya
"Apanya?" Nara balik bertanya.
"Udah terima kabar?"
"Ohh soal itu. Makasih banget Al udah nolongin,ternyata lo tepat janji juga."
Semalam memang Nara sudah mendapat telepon dari Kevin soal Olimpiade tersebut. Cowok itu bahkan meminta maaf kepadanya soal kemarin. Nara tidak tau apa yang dilakukan Alfa kepada Kevin sampai membuat cowok pintar tersebut mau dengan mudah mengizinkan Nara tidak mengikuti Olimpiade. Bahkan Kevin juga tidak bertanya alasannya,dia bilang biar dia sendiri yang mengatakan kepada guru. Dan yang membuat Nara lega,Kevin terlihat baik-baik saja tadi. Nara sudah sempat melihat Kevin tadi pagi,dan keadaannya baik. Tidak ada tanda-tanda seperti habis dipukul oleh Alfa.
"Gue ngga apa-apain dia kalo lo mau tau," kata Alfa.
"Gue udah tau kok. Gue udah lihat Kevin tadi."
"Bagus lah,"
"Sekali lagi thanks ya," ucap Nara tulus.
"Gue juga bakal dapet imbalannya nanti."
Nara jadi teringat tentang imbalan itu. Sejujurnya Nara takut nanti Alfa meminta yang aneh. Dan dirinya pasti tidak bisa menolak nantinya.
"Iya ngga usah diingetin," kata Nara kesal. "Oh iya,kapan kita mau mulai belajarnya?" tanya Nara semangat. Dia sudah tidak sabar ingin cepat-cepat bisa. Lebih cepat lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA'S QUEEN
Fiksi RemajaAlfarez Galandra. Murid laki-laki yang memimpin geng motor paling disegani satu sekokah. Si ketua Thunder yang terjebak dalam dunia penuh rahasia milik gadis sederhana. Alnara Kezia. Dia gadis dengan sepasang manik mata cokelat terang. Menyimpan ser...