19. Senang atau Takut

4.1K 218 13
                                    

Malam ini Nara sedang berdiam diri di kamar dengan handphone miliknya yang tidak lepas dari genggamannya sejak tadi. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya yang membuat dia tidak bisa fokus belajar seperti biasanya. Otaknya sudah berpikir ribuan kali hanya karena satu masalah. Sudah cukup lama dirinya menimang-imang sesuatu yang membuatnya ragu untuk melakukannya. Dirinya bahkan tidak sadar kalau dia sudah memakan waktu cukup lama sekedar berkutat pada pikirannya.

"Ck,gimana ya gue mulainya?" Nara terus memandangi handphonenya, namun masih belum melakukan apa-apa.

"Ya udah lah bodo amat gue ngomong aja."

Baru akan mengetikkan sesuatu,jari-jarinya berhenti di udara. "Arggh,tapi gue malu." lagi dan lagi Nara kembali ragu melakukannya.

Tapi kalau dia tidak melakukannya,pikirannya terganggu oleh hal itu. Nara sendiri bingung kenapa dia tidak bisa tenang.

"Ya udah deh bilang aja."

Nara
Sorry ya kalo gue punya salah

Deg.

Jantung Nara berpacu lebih cepat setelah dia berhasil mengirimkan pesan itu. Beberapa detik kemudian ada pesan masuk di handphonenya.

Alfa
Ha?

"Kok 'ha' sih? Aduhh kok gue jadi bingung sendiri." Nara dibuat bingung dengan pesan yang dibacanya dari Alfa.

Nara
Gue minta maaf kalo lo marah sama gue

Alfa
Kata siapa?

Nara bingung mau membalas apa lagi. Perasaan malu mulai muncul karena dirinya sudah mengirimkan pesan permintaan maaf seperti itu kepada Alfa.

Sedangkan di lain tempat,Alfa juga menjadi berpikir karena pesan yang diterimanya. Laki-laki itu bingung mengapa Nara tiba-tiba meminta maaf kepadanya. Tidak butuh waktu lama,Alfa sudah mengerti. Setelah mengingat pertemuannya dengan Nara siang tadi dia menyadari kenapa gadis itu meminta maaf kepadanya.

Alfa
Gue gak marah

Kalo lo merasa gue marah sama lo gue paham.

Tapi gue gak marah

Nara
Bener?

Alfa
Iya tenang aja

Nara
Ya udah deh syukur. Takutnya gue ada salah apa sama lo

Alfa
Hahaha gak

Nara
Ok

Nara akhirnya mendapatkan jawaban yang sejak tadi membuatnya gundah gulana. Hatinya menjadi tenang setelah Alfa mengatakan kalau semuanya baik-baik saja. Tapi alasan mengapa Alfa agak berbeda belum Nara ketahui. Tapi ya sudah lah yang penting semuanya baik-baik saja.Setelah merasa semuanya sudah selesai,Nara berpikir untuk mengerjakan tugas-tugasnya yang akan dikumpulkan besok di sekolah.

Ketika tangannya hendak mematikan handphone, ada panggilan yang mendadak masuk di handphonenya. Nara sontak terkejut begitu menyadari siapa yang menelponnya. Tidak memerlukan waktu lama untuk berpikir,Nara memutuskan mengangkat panggilan itu.

"Halo?"

"Lo belum tidur?"

"Kalo gue udah tidur ngga mungkin gue angkat telpon dari lo."

ALFA'S QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang