"Gila tuh guru,otot mata gue sampe kaku gini." Gavin mengedipkan matanya berulang kali setelah seorang guru keluar dari kelas. Siang itu kelas IPS 2 harus rela menutup jam akhir pelajaran dengan seorang guru yang tidak main-main ucapannya. Bayangkan saja sedikit di antara mereka terlihat memalingkan pandangannya dari papan tulis pasti akan kena amukan guru itu. Di pelajaran ini lah Alfa,Gavin,Ian,Dipta dan Leon tidak ingin mengambil resiko demi membolos jam pelajaran. Senakal-nakalnya mereka,mereka pasti tidak akan absen di pelajaran guru yang satu ini.
"Anjirr pinggang gue udah kaya Mbah Ijah." Ian memegangi pinggangnya yang terasa sangat pegal karena baru berdiri setelah acara pelajaran tadi.
"Siapa lagi tuh Mbah Ijah? Perasaan temen lo kok mbah semua?" tanya Leon.
"Dia aja udah tua," sahut Alfa.
"Yee emang lo aja yang pada ngga tau. Tetangga gue emang kebanyakan lansia."
"Berarti lo kalo di rumah mainnya sama lansia?" Dipta ikut meladeni.
"Jangan salah brother! Lingkungan gue itu calon penghuni surga semua. Semakin banyak orang tuanya semakin sering kita menggali pahala!"
"Hahaha ngakak gue sial!" Alfa tertawa renyah mendengar perkataan Ian.
"Orang macam lo yang ada mbanyakin dosa. Lo kan suka durhaka."
"Sehari aja ngga usah mbully gue bisa ngga sih? Capek hati dedek! Sakitnya tuh di sini!" Ian mendramatisir sambil memegangi dadanya.
"Lah si monyet pake acara bahagia segala," ucap Gavin.
"Itu bukan bahagia bego! Udah tau lagi malu malu gitu," balas Leon yang tak kalah ngawur.
Alfa hanya menarik nafas lelah mempunyai teman seperti mereka. Kenapa tidak ada satupun yang pikirannya normal.
"Lo sama aja begonya! Jelas-jelas dia lagi grogi!" sekarang Dipta yang otaknya terganggu.
"Gue nangis oon! Ngga ngerti lagi gue, cuman Alfa yang masih waras!" seru Ian kesal. "Udah,Al. Kita main berdua aja,ngga usah sama alien-alien ini."
"Geli gue berduaan sama lo!" sahut Alfa.
"Ihh bebeb Alfa kok gitu sih? Jahad sama aku!"
Cukup sudah! Kepala Alfa bisa meledak kalau begini caranya. Ya Tuhan apa salah Alfa di masa lalu sampai harus bertemu orang semacam mereka?
"Udah lah ngedramanya. Markas aja kuy!" ajak Leon. Sepertinya pikiran cowok itu sudah kembali lagi.
"Kuy lah!" Dipta menyahuti.
Kelima murid laki-laki itu keluar kelas menuju parkiran sekolah. Baru saja beberapa langkah keluar dari kelas,getaran di saku celana Alfa membuat cowok itu berhenti dan merogoh sakunya. Membaca nama yang tertera di layar handphonenya, sedetik kemudian memberikan isyarat lewat matanya untuk menyuruh teman-temannya untuk terlebih dahulu menuju parkiran. Mereka yang mengerti maksud Alfa melanjutkan langkahnya meninggalkan cowok itu.
"Halo?"
"Alfa, kamu tolong ke Rumah Sakit,ya. Hari ini Vika udah boleh pulang. Kamu ke sana jemput dia."
"Kenapa harus Alfa? Orang tuanya emang ngga ada yang ngurus?"
"Dia maunya dijemput sama kamu. Tolong kamu ke sana."
Suara berat yang terdengar dari sebrang sana membuat Alfa tidak bisa membantah apapun yang orang itu ucapkan.
Alfa hanya bisa mengiyakan setiap perintahnya."Iya nanti Alfa ke sana."
"Sekarang Alfa. Vika udah nunggu kamu di sana. Kamu harus pulang dulu ambil mobil."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA'S QUEEN
Teen FictionAlfarez Galandra. Murid laki-laki yang memimpin geng motor paling disegani satu sekokah. Si ketua Thunder yang terjebak dalam dunia penuh rahasia milik gadis sederhana. Alnara Kezia. Dia gadis dengan sepasang manik mata cokelat terang. Menyimpan ser...