6. Jaket Hitam

7.9K 368 6
                                    

Gerimis kecil sedang menemani seorang gadis yang terduduk di sebuah halte dekat sekolah. Sudah tiga jam Nara masih setia di sana,berharap ada angkutan umum yang lewat. Bahkan langit jingga sudah mulai tampak di antara awan-awan hitam yang menggantung.

Nara tidak begitu resah dengan situasinya yang sekarang. Menikmati angin sore membuatnya merasa lebih baik daripada harus terus di rumah.
Sesekali dia menggerakan kakinya di atas genangan air. Tidak peduli dengan sepatunya sudah basah.

Di tengah menikmati suara hujan yang jatuh,Nara hendak mengambil foto dengan kamera handphonenya.

"Duh,airnya ngembun di kamera,"

Dia membuka case handphonenya untuk mengelap air yang masuk. Saat terbuka,ada robekan kertas yang terjatuh ke kakinya.

Nara mengambil kertas itu yang untungnya tidak sobek terkena air.
Ada nomer telpon yang tertulis di kertas itu. Dia mengerutkan keningnya membaca tulisannya.

Ini punya siapa ditaroh di HP gue?

Beberapa saat kemudian dia teringat handphonenya yang sejak kemarin diambil Alfa. Apa mungkin ini tulisan Alfa? Tapi untuk apa dia menulis nomer teleponnya?

Nara masih mengamati kertas itu,kemudian memasukkan kertasnya ke dalam saku bajunya.

Dia melemparkan pandangannya ke arah depan,ternyata sudah bukan gerimis lagi. Hujannya sudah mulai deras. Nara hanya menghembuskan napas pendek.

Tidak mau terlalu pusing,dia menyelipkan earphone ke telinganya dan menyetel musik sambil memejamkan matanya,menikmati setiap alunan musik di terdengar di telinganya.

Tidak lama, ada seorang laki-laki yang memarkirkan motornya di depan Nara. Nara yang menyadari kehadiran orang itu,membuka matanya.

Laki-laki itu ikut duduk di sebelah Nara. Dia masih menggunakan helmnya. Nara memperhatikan gerak-gerik orang di sebelahnya. Ketika laki-laki itu membuka helmnya,Nara terkejut setengah mati.

Astaga!

"Biasa aja ngeliatin guenya," ucap Alfa.

Ya,cowok itu ada di sebelah Nara sekarang.

"Siapa juga yang ngeliatin,"  Nara mengelak.

Tidak ada yang memulai obrolan lagi,hanya ada keheningan di antara mereka berdua.

"Lo ngapain masih di sini?" Alfa bertanya dengan pandangannya yang masih lurus ke depan.

"Kepo!" jawab Nara ketus.

"Lo udah terima handphonenya kan?"

"Udah."

Alfa mengangguk.

"Udah dapet sesuatu?" tanyanya lagi.

"Se-seuatu apaan?" Nara pura-pura tidak tahu.

"Di dalem case lo. Lo pasti udah buka."

"Engga,kata siapa?"

"Ngga usah bohong."

"Iya iya udah. Terus mau lo apa?" tanya Nara.

"Kenapa ngga lo chat?" Alfa balik tanya.

"Kenapa juga harus gue chat? Gue juga ngga tau itu nomer siapa," jawab Nara jujur.

"Itu nomer gue."

"Ooh." Nara menjadi gugup sendiri.

Setelah itu keduanya sama-sama diam. Nara melanjutkan kegiatannya mendengarkan musik,dan Alfa sibuk memainkan ponselnya.

"Minjem HP lo," ucap Alfa mengulurkan tangannya.

"Buat apa? Lo mau ambil lagi?!"

"Ck engga, pinjem bentar."

ALFA'S QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang