Bel tanda istirahat sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Waktu yang ditunggu-tunggu semua anak sekolah. Khususnya murid-murid SMA Dirgama.
Kelas XI IPA 3 sudah kosong sejak tadi. Semua anggota kelas sudah menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Hanya ada Nara,Lova,Sara dan Nadin yang masih berada di kelas. Mereka masih menunggu Nadin yang belum selesai mencatat materi di papan tulis.
"Akhirnya selesai juga,udah yuk ke kantin. Cacing perut gue udah nangis semua nih," Nadin menutup bukunya lalu berdiri meregangkan tangannya yang terasa pegal setelah menulis.
Materi yang harus dicatat memang tidak sedikit. Apalagi saat pelajaran tadi Nadin malah tertidur. Alhasil dia harus buru-buru mencatat karena bukunya harus dikumpulkan setelah istirahat.
"Lagian lo sih pake tidur segala,udah tau kalo pelajarannya Pak Sito pasti dikumpulin bukunya," cerocos Sara.
Sara sudah menahan lapar dari tadi, tetapi malah harus menunggu Nadin. Ketika sedang lapar,Sara akan berubah menjadi lebih galak,bahkan melebihi Bu Yanti yang merupakan guru paling ditakuti satu sekolah.
"Gue kan harus nonton pacar-pacar gue tadi malem,gila sampe nangis gue liat dramanya," ucap Nadin heboh. Kalau sudah berbicara soal Korea dengan Nadin pasti akan seperti ini. Tidak akan selesai.
"Ya udah yuk kantin," ajak Lova.
"Gue ngga ke kantin dulu deh,"ujar Nara
"Loh kenapa? Lo emangnya ngga laper? Atau lagi sakit perut?" tanya Sara.
" E-e-e ngga gue lagi males aja ke kantin," jawab Nara.
"Males atau lo takut ketemu sama Alfa? Iya kan,lo takut ketemu Alfa?" tebak Nadin.
Tepat.Nara dari tadi terus kepikiran bagaimana kalau yang kemarin sahabatnya bilang benar-benar terjadi. Apa lagi ada Thunder di sekolah. Nara sudah berpikir kemungkinan-kemungkinan apa saja yang akan terjadi jika dia harus bertemu Alfa lagi.
"Udah ah ayo,Ra. Masa lo jadi ngga berani gini. Kemarin aja lo paling sewot pas berantem," bujuk Sara.
"Siapa juga yang takut? Gue cuman lagi males ke kantin aja." Nara masih mengelak.
"Lo ngga bisa bohong sama kita,Ra."
Nara terdiam. Dia sudah menduga, pasti akan sulit untuk membohongi sahabat-sahabatnya.
"Kalau Nara emang ngga mau,mending jangan kita paksa," ucap Lova. Dalam hati,Nara sangat berterima kasih kepada Lova yang secara tidak langsung dapat menyelamatkannya.
"Tapi emang Nara bakal ngumpet terus kayak gini setiap hari? Semuanya udah terjadi,jalan satu-satunya ya dihadapin," ujar Sara.
Nara berpikir sejenak mendengar kata-kata Sara. Cewek itu benar. Tidak mungkin Nara harus seperti ini setiap hari. Baru satu hari saja rasanya sangat tidak nyaman,hidupnya seperti terancam ketika berada di sekolah.
"Lo bener,Sar. Harusnya gue ngga takut. Lagi pula di sini bukan gue yang salah. Ya walaupun mungkin sikap gue kemarin bikin dia marah," ucap Nara. Sedikit keberanian mulai datang di dalam dirinya. Walaupun Nara akui rasa takut itu masih tetap dominan.
"Nah gitu dong. Yuk ke kantin,gue udah laper banget." Nadin menarik tangan Nara untuk bangun dari duduknya.
Ketika sudah di depan pintu kelas,tiba tiba muncul teriakan murid-murid perempuan yang terdengar keras.Mereka berteriak menyebut nama Thunder. Geng yang disebut-sebut satu sekolah. Perkumpulan murid laki-laki nakal paling ditakuti,tetapi juga digandrungi semua perempuan SMA Dirgama.
Tidak lama setelah teriakan tadi,dari ujung lorong muncul Alfa bersama teman-temannya. Mereka berjalan di lorong membuat murid-murid lain memberikan jalan untuk mereka. Di sana, nampak Alfa berjalan paling depan di antara teman-temannya. Kedua tangannya dia masukan ke dalam saku celana abu-abunya. Terlihat berwibawa, aura ketegasannya sangat tercetak jelas di wajahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA'S QUEEN
Fiksi RemajaAlfarez Galandra. Murid laki-laki yang memimpin geng motor paling disegani satu sekokah. Si ketua Thunder yang terjebak dalam dunia penuh rahasia milik gadis sederhana. Alnara Kezia. Dia gadis dengan sepasang manik mata cokelat terang. Menyimpan ser...