Malam ini,kamar Nadin diramaikan dengan tiga orang gadis yang sudah memenuhi ranjang tidurnya. Keempat gadis yang termasuk Nadin mengisi malam tersebut dengan menginap di rumah Nadin. Padahal malam itu bukanlah malam minggu ataupun esoknya tanggal libur. Besok pagi mereka masih harus berangkat ke sekolah seperti biasa.
"Lo ngeliatin apaan sih, senyum-senyum aneh gitu?" tanya Sara yang sudah cukup lama memperhatikan Nadin yang terus tersenyum tidak jelas. "Udah gila ya,lo?" tanyanya lagi.
"Ngomongnya yang bener kenapa. Masa ndoain gue gila," Nadin berkata tidak terima,namun sedetik kemudian cewek itu kembali tersenyum memandangin handphonenya.
"Tuh kan lo senyum-senyum lagi. Udah deh lo jujur aja,lo gila kan Nad?" tuding Sara.
"Beneran Nad yang dibilang Sara? Gue juga liat kok," kini giliran Nara yang berbicara.
"Nad?" Lova ikut bertanya.
Sedangkan Nadin,gadis itu bahkan sesekali tertawa dengan matanya yang tidak lepas dari benda di tangannya.
"Nadinn!" Sara melempar bantal yang sedari tadi dipangkunya ke arah temannya itu.
Nadin berhenti menatap handphonenya."Aduhh,sakit tau!"
"Lagian lo ditanya malah ketawa tambah gila gitu," kata Sara kesal.
"Iya iya ini gue mau cerita, sabar makanya."
"Ya apa buruan!" Nara semakin geram dibuatnya.
Sungguh,ekspresi wajah Nadin saat itu membuat mereka semakin penasaran. Yang ditunggu malah tidak melanjutkan ucapannya. Nadin menahan tawa melihat ketiga temannya memasang tampang serius, bahkan Sara sampai tidak mengedipkan matanya.
"Bener-bener nyebelin ya lo!" Nara mengikuti Sara memukul Nadin dengan bantal.
"Ih,pada galak banget sih. Lagi pada pms ya? Liat tuh Lova,lemah lembut. Ngga marah-marah," kata Nadin.
"Gue sih sebenernya juga mau marah. Tapi ngga jadi," ujar Lova santai.
Sara menarik napas seakan mengatakan 'sabar'. "Ya udah Nadin yang cantik,yang baik. Sekarang lo cerita,jangan bikin kita tambah kepo, oke?" nada suara Sara diperhalus,dalam hatinya sudah dongkol dengan teman satunya ini.
"Hehe oke-oke gue mulai ya?" Nara,Lova dan Sara mengangguk sebagai jawaban. "Jadi,dari kemarin tuh gue lagi sering banget dichat sama Gavin."
"Gavin? Temennya Alfa?" tanya Nara memastikan.
"Iyaa. Jangan potong dulu dong. Tunggu gue selesai cerita," balas Nadin. "Gue sih ngga tau ya,ini cuman candaan atau gimana. Tapi gue lama-lama bisa baper kalo kayak gini. Dia tuh sweet banget."
"Bisa jadi Gavin mau pdkt sama lo?" ucap Sara.
"Dia dapet nomer lo dari mana?" Lova bertanya kepada Nadin.
"Katanya dari Amel," jawab Nadin.
Amel itu salah satu teman sekelas Nara,Nadin, Lova dan Sara. Amel termasuk jajaran murid pupuler di sekolah. Selain karena cantik,perempuan itu juga humble pada orang-orang. Dia juga seorang model yang pastinya sudah dikenal satu sekolah.Jadi jangan heran banyak murid yang ingin berteman dengannya.
"Terus lo welcome aja sama Gavin?" Nara bertanya.
Nadin mengangguk singkat."Dia baik kok. Walaupun anak geng motor,tapi ngga sejahat Alfa tuh."
"Alfa ngga jahat," celetuk Nara tiba-tiba.
"Ciee mbelain. Ada angin apa nih lo jadi beda gini sama Alfa?" canda Sara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA'S QUEEN
Teen FictionAlfarez Galandra. Murid laki-laki yang memimpin geng motor paling disegani satu sekokah. Si ketua Thunder yang terjebak dalam dunia penuh rahasia milik gadis sederhana. Alnara Kezia. Dia gadis dengan sepasang manik mata cokelat terang. Menyimpan ser...