Hari ini Nara berangkat ke sekolah lebih siang dari biasanya. Pagi tadi,gadis itu terlambat bangun. Untung saja ia dapat sampai ke sekolah sebelum bel berbunyi.
Nara berjalan dengan sedikit tergesa-gesa menuju kelasnya. Bukan hanya karena dia hampir terlambat,tapi karena tatapan murid-murid yang ditemuinya sepanjang dari gerbang sekolah. Entah hanya perasaan Nara saja,atau memang benar mereka sedang membicarakan Nara. Itu semua membuat Nara tidak nyaman. Tatapan aneh yang diberikan murid-murid SMA Dirgama memunculkan pikiran-pikiran buruk di otak Nara.
Mereka kenapa sih?
Nara berjalan cepat. Mencoba mengabaikan semua tatapan aneh yang diberikan kepadanya. Bahkan ada pula yang berbisik ketika Nara lewat di depan mereka. Tapi yang membuat Nara semakin bingung,tidak ada satupun anak yang menyuarakannya dengan keras. Nara tidak bisa mendengar jelas apa yang mereka bicarakan.
"Ra,sini." Tangan Nara ditarik oleh seseorang. Dia membawa Nara untuk duduk di salah satu kursi yang ada di depan kelas.
"Kenapa,sih?" tanya Nara.
"Ini ada apa sih,Ra? Kok lo ngga cerita sama gue?" kata Nadin.
"Justru gue yang tanya. Ini ada apa? Kenapa semua orang ngeliat gue kayak gitu?"
"Lo ngga tau?"
"Kalo gue tau,ngga mungkin gue nanya sama lo," ujar Nara.
"Tuh! Ada Alfa nungguin lo di kelas!" Nadin menunjuk kelas mereka yang memang sudah terlihat dari tempat Nadin dan Nara sedang duduk.
"Alfa? Ngapain?"
"Ya mana gue tau. Tiba-tiba aja dia masuk terus ngomong di depan kelas nyariin lo. Langsung heboh lah satu kelas."
"Serius?" tanya Nara tidak percaya.
"Serius lah,Ra. Kalo ngga percaya lo liat aja sendiri," ujar Nadin.
"Pantesan aja semua orang ngeliatin gue. Pasti gara-gara ini."
"Lagian sebenernya ini ada apa? Kenapa tiba-tiba Alfa nyariin lo? Lo ngga buat masalah lagi kan,Ra?"
"Ya engga lah."
"Terus kenapa tiba-tiba Alfa nyari lo?"
Nara hanya diam. Dia sendiri juga tidak tau kenapa Alfa harus mencarinya ke kelas.
"Astoge! Gue baru nyadar. Jangan-jangan lo udah pacaran sama Alfa?!" Nadin mengucapkannya cukup keras. Untung saja tidak ada murid-murid yang memperhatikan mereka.
"Jangan keras-keras!"
"Jadi bener?"
"Iya," jawab Nara. Lagi pula tidak mungkin Nara menutupi semuanya. Apa lagi kepada sahabatnya.
"Demi apa,Ra?!"
"Hussst, nanti aja gue ceritanya. Gue harus ke kelas sekarang. Sebelum makin rame."
"Ya udah sana. Lo samperin pacar lo itu," kata Nadin sambil tertawa.
"Apaan,sih! Lo ngga ikut ke kelas juga?"
"Gue mau ke kantin dulu. Laper."
"Awas jangan ember ke mana-mana tuh mulut!" Nara memperingati. Walaupun dia tau,pasti setelah ini beritanya dan Alfa akan segera menyebar.
"Aman."
Nara beranjak menuju kelas. Jujur,dadanya bergemuruh hebat. Alfa sedang menunggunya,entah apa yang membuat laki-laki itu harus datang ke kelas Nara. Ini pertama kalinya Nara mengalami hal seperti ini. Terlebih lagi orang itu Alfa. Murid yang menjadi perbincangan satu sekolah karena ketenarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA'S QUEEN
Novela JuvenilAlfarez Galandra. Murid laki-laki yang memimpin geng motor paling disegani satu sekokah. Si ketua Thunder yang terjebak dalam dunia penuh rahasia milik gadis sederhana. Alnara Kezia. Dia gadis dengan sepasang manik mata cokelat terang. Menyimpan ser...