°awal kebencian°

355 65 1
                                    

Curhat dikit,kemarin Mak gue baca ni cerita, respon? Mak gue bilang 'gaje' :'). Wkwkwwk it's oke lah, yang penting para readerku yang cantik or ganteng ini mempunya bahan untuk dibaca dari akunku.
Jangan lupakan vote dan komen nya, jangan lupa yah peraturan awal kita kalo yang nggak vote bakalan gue santet online :)

°°°°

Sebentar saja, kumohon sebentar saja biarkan aku merasakan cinta darimu ~?

R/B

Terbalik 5

"Siapa disana" teriak pak Wawan. Rose dan Bram langsung saling pandang-pandangan, jantung rose sudah berdetak tak karuan dan hal itu dapat dirasakan oleh bram, karena jarak mereka yang sangat dekat.

Terlihat pak Wawan semakin mendekat ke arah mereka. Bram pun dengan cepat membuka seragamnya dan menyisakan kaos putihnya.

"Kalo gue bilang berdiri, lu harus cepet berdiri. Kita lari sambil nunduk" Bram segera siaga melihat langkah kaki pak Wawan. Sementara rose, dia masih sedikit mencerna perkataan Bram. Saat pak Wawan sudah dekat dengan mereka, Bram pun berteriak.

"Berdiri!" Rose secepatnya berdiri diikuti dengan Bram yang langsung menutupi wajah mereka dengan seragamnya.

"HEY SIAPA KALIAN!" Pak Wawan mencoba untuk mengejar rose dan Bram namun langkah nya kurang cepat saat Bram lebih dahulu mengunci pintu rooftop dari dalam ruangan. "HEY BUKA!!! HEY BUKA!! hey..hey..." Suara teriakan pak Wawan semakin redup saat kedua orang itu semakin menjauh dari rooftop. Sekarang keadaan sudah terasa sangat canggung, rose sendiri sudah kehabisan bahan untuk membuka topik pembicaraan.

"Ma____ " belum sempat rose bicara, Bram sudah lebih dahulu berbelok kearah kamar mandi pria. Rose yang melihat itu hanya menarik nafas panjang kemudian melangkah pergi dari sana. Dia harus pergi karena dia memiliki pekerjaan hari ini. Bram mengintip dari dalam kamar mandi, sebenarnya dia hanya berpura-pura mau ke kamar mandi padahal dia hanya ingin menghindari gadis itu. Setelah dia rasa rose sudah pergi, akhirnya dia keluar dari kamar mandi. Namun sebelum dia melangkah ponselnya lebih dahulu berdering. Bram menyentil binggung saat melihat nomor baru yang menelepon

"Halo?"

"Halo Bram" yang pertama Bram tau adalah orang yang meneleponnya adalah seorang gadis. Itu sangat jelas dari suaranya.

"Iya, ini siapa?"

"Ini aku rona" Bram tersenyum senang saat mendengar nama rona. Kesempatan untuk mendapatkan hati rona semakin terbuka luas untuknya.

°°°°

Rose berlari secepat kilat menuju salah satu restoran cepat saji didekat sekolahnya. Gadis itu mengambil Kerja part time sebagai petugas kebersihan. Jika anak-anak seumuran rose akan ke mall atau ke tempat hiburan lainnya saat sudah pulang sekolah namun berbeda dengan rose, gadis itu harus langsung menuju tempat kerjanya karena harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Maaf pak saya terlambat" ucap rose sambil membungkuk hormat pada manajer disana. Pak gio hanya menggeleng melihat rose yang dipenuhi Peluh membasahi pelipisnya,

"Kan saya sudah bilang, tidak apa-apa jika kamu terlambat" ucap pak gio, rose hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sebenarnya rose merasa tak enak diperlakukan khusus oleh pak gio namun mau bagaimana lagi kita sebut saja itu adalah rezekinya. "Yasudah kamu membantu pramusaji disana. Sekarang banyak sekali pelanggan yang berdatangan, jadi bantu saja mereka" rose hanya mengangguk kemudian pergi bekerja. Benar kata pak manager, hari ini banyak sekali pelanggan. Rose sangat sibuk mengantarkan makanan sampai-sampai dia tak sadar akan kehadiran Bram yang duduk di meja nomor 11 sembari memperhatikannya. Yah Bram sebenarnya sedang dalam perjalanan pulang namun karena lapar, jadi dia memutuskan untuk singgah di cafe cepat saji yang menjadi tempat rose bekerja.

Terbalik (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang