No bacot untuk hari ini
R/B
Terbalik 17
Bram tengah duduk di bangku salah satu cafe di tengah kota. Pemuda itu mendapat telepon dari sahabat rose yang bernama lia.
"Bram? Maaf udah lama nunggu?" Bram tersenyum kilas kemudian menggeleng.
"Ada apa yah?" Tanya Bram. Lia menarik nafas panjang sebelum mengeluarkan ponselnya.
"Lu janji jangan pernah benci sama rose. Gue lakuin ini demi kebaikan kalian. Demi rose, lu, sama rona" Lia membuka kunci ponselnya dan memutar sebuah rekaman vidio dimana kejadian saat Candra mengancam rose kemarin. Yah gadis itu melihat adegan Candra dan rose adalah lia. Gadis itu tak menyangka rose akan melakukan hal sekeji itu. Bram membatu melihat vidio itu, pemuda itu masih belum percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.
"Gue... Gue mohon jangan benci rose. Rose hanya ingin sama lu" Bram tak menjawab namun tatapan matanya sangat tajam dan melancarkan kemarahan. Tanpa mengatakan apa pun, Bram pergi begitu saja. Lia hanya dapat melihat punggung bram yang mulai menghilang. Gadis itu menghela nafas panjang kemudian membuangnya kasar
"Maafin gue rose"
°°°°°
Rose kebingungan mencari pinjaman untuk ibunya. Dia malu untuk meminjam di cafe tampatnya bekerja karena dia juga masih memiliki hutang disana.
"Gue harus minjem dimana? " Ucap rose prustasi. Obat untuk ibunya harus dia beli sekarang jika masih ingin ibunya bertahan namun sampai sekarang gadis itu tak menemukan pinjaman.
Ponsel rose berdering, gadis itu membuka ponselnya dan mendapatkan panggilan masuk dari Bram.
"Halo Bram" Sapa rose.
"Taman, gue tunggu" Rose tersenyum sekilas saat mendengar Bram yang meminta untuk Bertemu. Gadis itu langsung mengambil jaketnya karena memang sekarang cuaca sedang mendung kemudian gadis itu berjalan Menuju taman yang tak jauh dari rumahnya.
Sekitar beberapa menit rose berjalan, akhirnya rose sampai ditaman itu. Dia melihat bram yang duduk sembari menatap kosong ke arah depan.
"Hay udah munggu lama?" Tanya rose dengan ceria. Alih-alih menjawab, Bram malah berdiri dan menatap rose dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kenapa? " Rose menyentil binggung mendengar ucapan Bram.
"Apanya?" Tanya rose.
"KENAPA LU BOHONGIN GUE! " rose tersentak kaget mendegar bram yang membentak nya
"Kenapa lu bohong? Lu fitnah rona hanya demi dapetin gue! Gue benci rona yang jelas-jelas nggak salah" Rose terdiam. Jadi Bram sudah mengetahui semuanya!
"Bram.. Gue... "
"Gue benci lu rose" Tanpa sepata kata pun, Bram pergi begitu saja. Jujur dia sangat kecewa pada rose, saat hatinya sudah terbuka luas untuk gadis itu, tapi rose sendiri lah yang menutupnya kembali. Disamping itu dia juga teramat bersalah pada rona.
"Bram... Dengerin penjelasan gue... Bram... " Rose tak memperdulikan air hujan yang mengalir deras sederas air matanya. Gadis itu hanya berlari dan berlari mengejar mobil Bram yang sudah jauh pergi, rose menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri fokusnya hanya pada mobil Bram yang tangah melaju kencang. Namun, Tiba-tiba dari arah berlawanan mobil truk melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak rose. Rose terpental sangat jauh, dan tergelinding kemudian Membentur pembatasan jalan. Seketika suasana langsung ribut saat melihat rose namun, Bram tak menyadarinya pemuda itu sudah pergi tanpa melihat rose lagi.
"Bram.... " Gumam rose kemudian pingsan.
°°°°
Yuda, pemuda itu tengah dalam perjalanan pulang rumah. Yuda bersenandung indah sembari membelah jalan kota jakarta dengan kecepatan sedang. Namun mobilnya terhenti saat melihat orang-orang yang berkumpul di trotoar, karena memang dari zigot Yuda itu memiliki rasa ingin tau yang cukup tinggi, jadilah dia turun dan memeriksa.
"Maaf ada apa yah?" Tanya Yuda pada seorang wania karena dia masih belum dapat melihat apa yang terjadi karena tertutup oleh orang-orang yang ada disana. Yuda hanya dapat melihat aliran darah yang mengalir bercampur dengan air hujan yang terus-menerus turun dengan derasnya.
"Ini dek ada gadis korban tabrak lari" Yuda merinding, dulu dia pernah melihat korban tabrak lari yang seluruh tubuhnya hancur karena terlindas Turk
"Korbannya gimana? Masih selamat?" Tanya Yuda. Wanita itu mengangguk
"Masih dek, masih bernafas cuman keadaannya mengenaskan. Kepalanya pecah terus tangannya kek patah"
"terus udah panggil ambulans?" Wanita itu mengangguk. Karena rasa penasarannya sudah terungkap, Yuda pun juga tak ingin melihat korbannya, bisa-bisa dia kehilangan selera makannya karena melihat korban tabrak lari. Namun saat ingin meningalkan tempat itu, dia tak sengaja melihat jaket putih bercampur darah yang cukup familiar di ingatannya.
"Oh Tuhan itu jaket rose" Batin Yuda. Pemuda itu menerobos kerumunan orang itu sembari memanjatkan doa agar apa yang dia pikiran itu sama sekali tak benar. Namun, pupus harapan nya saat melihat gadis incarannya tengah terbaring lemah dengan keadaan yang mengenaskan.
"Rose..... ROSE!" Yuda lantas langsung berlari ke arah rose dan duduk disampinya
"Rose... Lu kenapa hey" Yuda bahkan sudah menangis melihat keadaan rose, sedang rose masih mencoba menetralkan nafasnya dan bertahan untuk tak pingsan.
"Sakit.... Kak Yuda sakit..... " Yuda beralih memeluk gadis itu mengabaikan baju nya terkena noda darah milik rose.
"Lu harus kuat rose... Lu harus kuat"
°°°°°
Bram tak. Langsung pulang, sehabis menemui rose, pemuda itu pergi ke rumah rona berniat untuk minta maaf. bagaimana pun kesalahannya pada rona sudah sangat besar, bisa-bisanya dia percaya pada rose yang ternyata selama ini membohonginya.
Pemuda itu memarkirkan mobilnya dihalaman rumah rose, untung saja ayah dan ibu rona sedang ke luar kota untuk tugas luar dan dirumah hanya tersisa rona dan beberapa pelayan. Sebenarnya sekarang ini Bram tengah gelisah tanpa sebab, pemuda itu bahkan tak. Fokus saat berkendara tadi, dia juga baru ingat jika dia meninggalkan rose ditengah hujan deras namun dia mencoba untuk tak terlalu memikirkannya karena mengingat kesalahan rose yang begitu fatal. Mungkin pikiran Bram mencoba untuk melupakan rose tapi tidak dengan hati kecilnya, hati kecil pemuda itu seperti menolak Untuk melupakan rose bahkan dia seperti meronta-ronta untuk mengetahui keadaan gadis itu.
"Rona" Gumam Bram saat rona membuka pintu untuknya. Rona seperti kaget lihat Bram yang sekarang ada di depannya. Bukankah pemuda itu mengatakan jika dia tak ingin bertemu rona lagi
"Bram? Kamu kenapa?" Alih-alih menjawab, Bram malah langsung memeluk rona
"Maaf.... Maaf..... Aku salah, aku salah percaya ama rose. Ternyata dia bohong, dia yang fitnah kamu" Rona seperti melepas semua beban di hatinya, gadis itu seperti lega saat mengetahui jika Bram sudah tau kebenarannya. Perlahan gadis itu membalas Bram
"Nggak papa, kamu juga nggak salah" Ucap rona. Bram tersenyum, namun jujur saja senyuman terlihat aneh, pemuda itu tersenyum dengan wajah gelisah. Entah kenapa perasaannya mengatakan jika rose dalam keadaan tak baik-baik saja. Namun pemuda itu tak memperdulikannya mungkin itu hanya firasatnya saja, seharusnya sekarang dia bahagia karena sudah berikan dengan rona
Tbc.
Ada yang mewek pas rose kecelakaan? Nggak ada? Yah maklum lah gue itu nggak pandai bikin yang mewek-mewek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbalik (END)
Romance•CERITA INI MURNI PEMIKIRAN AUTHOR •VOTE DAN KOMEN JALAN YAH °°°°°°°°° cerita tentang seorang tokoh protagonis yang disayang seribu umat mungkin udah biasa, namun bagaimana dengan cerita tentang tokoh antagonis yang mencoba meluluhkan hati dari cint...