°antara hidup dan mati°

453 68 4
                                    

Udah deket-deket and. Emang aku bikin cerita ini pendek supaya nggak putus dijalan. :) vote dan komennya guys

°°°°

R/B

Terbalik 18

Vian tengah berjalan menelusuri rumah sakit milik ayahnya ini. Pemuda terkesan dingin dan cuek namun berwibawa, dia selalu saja mengacuhkan setiap pegawai rumah sakit yang membungkuk ke arahnya.

Vian tersenyum saat melihat pesan masuk dari kekasihnya. Pemuda itu memang sudah benar-benar serius dengan gadis pilihannya sekarang. Biasanya vian akan menganti pacarnya sebulan sekali namun dengan gadis itu vian merasa nyaman.

Mata vian tak sengaja melihat gerombolan petugas ambulans yang membawa seorang gadis yang cukup familiar dipikirin vian. Ah benar itu rose sahabat dari pacarnya.

"Rose.. " Teriak vian kemudian mengikuti gadis itu ke ruang gawat darurat. Sesampainya disana, rose belum ditangani karena dokter yang bertugas belum juga datang.

"Ada apa ini? Kenapa dengan rose?" Tanya vian bertubi-tubi. Yuda menoleh saat seseorang bertanya.

"Dia korban tabrak lari" Ucap Yuda dengan ekspresi wajah cemas. Vian mengangguk mengerti namun kemudian tatapan binggung dia layangkan pada para petugas medis yang belum bertindak.

"Hey ada apa dengan kalian, kenapa belum ada yang bertindak?!" Tanya vian. Para petugas medis tersentak mendengar nada bicara vian

"Maaf tuan muda, dokter yang bertugas di UGD belum datang"

"PANGGIL DIA SEKARANG! JIKA TIDAK PECAT SAJA DIA, BAGAIMANA BISA DIA BELUM DATANG SAAT ADA PASIEN YANG MENUNGGU!" kesal vian. Para petugas medis lantas membungkuk dan mulai memanggil para dokter yang bisa membantu mereka. Yuda terduduk lemas sembari memikirkan apa rose akan selamat atau tidak

°°°°°

Sella, lia dan geral berlari seperti orang kesetanan saat mengetahui jika rose mengalami kecelakaan. Beberapa menit lalu, sella menerima pesan dari vian tentang keadaan rose dan dengan secepat kilat sella menghubungi lia dan geral dan akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk pergi kerumah sakit melihat keadaan rose.

"Vian gimana keadaan rose? " Tanya sella dengan to the poin bahkan saking paniknya gadis itu tak memanggil vian dengan sebutan 'yank' biasanya vian akan marah tapi karena ini keadaan mendesak, dia memaklumi hal itu.

"Masih didalam, kita tunggu saja" Ucap vian sambil menenangkan gadisnya.

"Rose.... Rose.... " Gumam lia. Gadis itu menyalakan dirinya, dia yakin jika kecelakaan rose ada hubungannya dengan kejadian tadi dimana dia memberitahu Bram tentang kebenaran dari semuanya.

"Kak Yuda disini?" Tanya geral . Memang sella, geral dan lia sudah mengenal Yuda karena rose selalu menceritakan soal pemuda itu.

"Dia yang bawa rose kesini" Ucap vian. Geral menatap sendu ke arah yuda yang terlihat sangat prustasi. Pemuda itu terlihat seperti sedang dilanda kecemasan yang sangat-sangat besar yah walaupun tak berbeda jauh dengan dirinya dan yang lain. Karena walaupun rose itu nakal, tapi bagi mereka rose adalah segalanya.

"Lu harus kuat rose" Batin semuanya. Lia merogoh ponselnya dan pergi ke luar untuk menelepon Bram. Dia ingin menceramahi Bram , gadis itu seperti meyakinkan jika semuanya karena kesalahan Bram

_____

Bram kembali dirumahnya dengan selamat. Pemuda itu merasa legah karena dia sudah berikan dengan rona, namun ada kejanggalan di dirinya. Pemuda itu masih merasa cemas tanpa alasan.

"Apa dia baik-baik saja? " Gumam Bram, dia masih sangat ingat saat dia melirik dari arah spion melihat gadis itu yang berlari ditengah derasnya hujan hanya untuk mengejarnya. Sekarang perasaan gelisah dan bersalah Bram rasakan sepenuhnya.

Dia merogoh ponselnya dan mencoba menghubungi rose namun bukannya rose yang menjawab tapi malah operator yang menjawab

"Mohon maaf nomor yang Anda tujuan sedang tak dapat menerima panggilan. Cobalah beberapa saat lagi"

Bram menghela nafas panjang kemudian membuang ponselnya ke sembarang arah. Mungkin dirinya saja yang terlalu over tingking, dan juga untuk apa dia menghawatirkan rose? Gadis itu sudah nyata-nyata Membodohi nya.

Pemuda itu perlahan memejamkan matanya berniat untuk tidur,  sekitar 5 menit menutup mata pemuda itu mulai merasakan kantuk menyerang. Namun, kesadarannya kembali saat mendengar nada dering ponselnya yang berbunyi. Pemuda itu dengan malas mengambil ponselnya, dia melihat nomor lia gadis yang mengungkapkan semuanya tertera di layar ponsel nya. Bram yakin gadis itu akan bertanya tentang apa yang dia bicarakan dengan rose.

"Halo?"

"LU APAIN ROSE GUE!" Bram menyentil bingung saat mendengar penuturan dari lia. Dia sama sekali tak mengerti dengan ucapan gadis itu. 'Lu apain rose gue?' itu maksudnya apa? Apa terjadi sesuatu pada rose?

"Maksudnya? "

"Apa segitu bencinya lu pada rose? Apa semarah nya itu lu pada rose! SAMPAI LU BUAT ROSE GINI" Bram semakin dibuat kebingungan namun percayalah perasaannya sedang tak enak sekarang..

"Emang rose kenapa?" Tanya Bram serius.

"lu nggak tau atau pura-pura nggak tau? ROSE JADI KORBAN TABRAK LARI DAN NYAWANYA HAMPIR TAK TERGOLONG!" Bram mematung mendengarnya. Apa rasa cemas nya yang dia rasakan dari tadi adalah untuk kejadian ini? Apa dia salah meninggikan rose di derasnya hujan?. Pemuda itu bahkan tak dapat menahan bobot tubuhnya sendiri. Dia terduduk di kasur sembari meneteskan air mata tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Rose... Gadis yang mengisi hari-harinya namun juga yang menghancurkan hari-harinya kini tengah terbaring lemah menunggu keputusan yang kuasa apa dia masih akan hidup atau sudah akan dipanggil Pulang.

Tak butuh waktu lama, Bram melesat pergi menuju rumah sakit tempat rose ditangani. Untunglah lia peka dan mengirimkan alamat rumah sakit pada Bram.

Sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya pemuda itu sampai dirumah sakit terbesar di jakarta.
Bram pun tiba di ruang gawat darurat pemuda itu menangkap sosok dari sahabat-sahabat rose yang terlihat sangat kacau. Mulai dari sella yang menangis dipelukan vian, lia yang terduduk lemas, geral yang duduk disamping lia, dan seorang pemda yang pernah nonton bioskop bersama rose sekarang tengah berjalan mondar mandiri di depan pintu UGD.

"gimana rose? " Tanya Bram dengan wajah panik. Semuanya masih menggeleng. Namun lia berdiri dan mencengkram kuat baju Bram

"Apa ini karna lu? Lu yang buat rose gini!" Geral menyeret lia untuk duduk kembali. Pemuda itu masih menatap sekeliling dengan tatapan kosong

"Ini salah gue! Gue bodoh...seharusnya gue nggak ninggalin dia" Ucap Bram menyalahkan dirinya sendiri. Lia pun ikut menangis kuat

"Seharusnya gue nggak kasih tau lu. INI SEMUA BERAWAL DARI GUE! GUE YANG SALAH GUE! ROSE MAAFIN GUE"

"CUKUP! jangan. Menyalakan diri kalian, ini bukan salah kalian" Tegur Yuda. Pemuda itu tak Kala panik dari mereka bahkan pemuda itu  mengigit kuku jarinya karena panik. Bram berjalan mendekati pintu UGD dan memegangnya

"Gue tau lu kuat, gue bakal maafin  lu asal lu selamat. Gue mohon" Lirih Bram

Tbc.

Terbalik (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang