°terungkap°

388 56 2
                                    

Kyuk lah votmen,,, kalo kalian votmen aku senang, kalau aku senang aku bisa nulis, kalo aku nulis aku bisa up, kalo aku bisa up kalian bisa baca, kalo kalian baca aku bisa senang ;)


R/B

Terbalik 16

1 minggu kemudian

Ulangan tengah semester bagi para murid sopan sudah berakhir. Sekarang mereka sedang diberikan waktu libur satu hari untuk menenangkan otak mereka.

Bram, rona, dan kedua keluarga mereka tengah makan malam untuk persiapan hari pertunangan antara bram dan rona besok. Kedua keluarga itu terlihat senang namun tidak dengan bram dan rona, seminggu itu Bram menjauhi rona bahkan gadis itu sudah Mati-matian untuk menjelaskannya pada Bram namun selalu saja tak di gubris oleh pemuda itu. Namun rona bersyukur saat dirinya terpuruk ada candra yang menemaninya, pemuda itu selalu menguatkannya kalau dia jatuh oleh kata-taka pahit yang dikeluarkan Bram, sekarang rona sudah sangat mempercayai candra bahkan kedua orang itu sudah sangat-sangat dekat, namun rona tak tau jika semua ini adalah rencana candra dan rose.

"Ahhh senangnya, besok adalah hari bahagia untuk kita" Ucap nyonya privat, semuanya kecuali Bram tersenyum bahagia.

" Ayah sudah tak sabar melihat kalian bertunangan besok" Ucap tuan Alexander. Bram. Tersenyum sinis mendengar ucapan ayahnya, pemuda itu menangkap manik anta rona yang sedari tadi menatanya.

"Bram nggak akan tunangan ayah" Semuanya terkejut mendengar ucapan Bram. Sedangkan rona hanya menunduk kecewa dan takut.

"Apa maksudmu bram?" Tanya nyonya Alexander. Bram mengambil sesuatu dari saku jasnya dan melempar itu ketengah-tengah meja. Mata semuanya membulat saat melihat foto yang menjadi dasar permasalahan dari bram dan rona.

"Apa ini rona? " Tanya nyonya privat.

"Nggak mah ini,,, ini nggak rona lakuin" Tuan privat berdiri dan menampar anaknya. Semua yang ada disana kaget tak terkecuali Bram namun pemuda itu berusaha untuk menetralkan ekspresi wajahnya agar tak terlihat kawatir.

"Ayah..... " Lirih rona sembari memegang pipinya.

"Kau ingin mempermalukan keluarga kita?" Tuan privat terlihat sangat menakutkan bahkan rona sendiri sudah menunduk ketakutan

"Tenanglah, pertunangan ini tidak akan kita batalkan, hanya saja akan kita tunda" Ucap tuan Alexander sembari berdiri dan membetulkan pakaiannya. "Kami permisi dulu" Keluarga Alexander keluar dari sana, namun Bram menyempatkan waktu untuk menoleh ke arah rona yang masih tertunduk takut. Seketika perasaan bersalah dan kesihan Bram rasakan, namun bukanlah ini memang konsekuensi yang harus diterima rona karena perbuatannya? Pikir bram.

°°°°

Rose, gadis itu sedang membaca buku sebelum rona datang dan menariknya.

"LU APA-APAAN? " kesal rose. Rona gadis itu sudah berlinangan air mata,

"JELASIN SEMUANYA PADA BRAM! GUE TAU INI PASTI RENCANA LU. Gue mohon jangan siksa gue gini" Rona memohon dikaki rose, rose sedikit merasa kasihan namun dari dulu tekatnya untuk mendapatkan Bram memang sudah bulat.

"Lu mau gue akuin semua?" Rose tertawa licik saat melihat rose menatap nya dengan tatapan tak percaya. "Iya ini semua rencana gue" Rona berdiri dengan tatapan mata tak terbaca. Gadis itu mengangkat tangannya diudara kemudian menampar rose. Rose mematung memegangi pipinya yang memerah akibat tamparan dari rona.

Terbalik (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang