Chapter sebelumnya...
"Teman-teman, siapa yang meletakkan setangkai bunga matahari di atas meja samping ranjangku?"
.
.
Chapter 13 : Flute.
.
.
Mereka sontak menoleh menatapnya."Bunga matahari?"
Pemuda yang masih bisa disebut remaja itu mangangguk. "Ya, ini." Ia lalu mengangkat setangkai bunga matahari di tangannya.
Teman-temannya heran dan bingung.
"Tidak, itu bukan aku," ucap Shizuka.
Fuu menggeleng. "Itu juga bukan aku."
"Aku juga bukan," ucap Tenten sembari mengernyitkan dahi.
Kemudian ketiganya menatap Ino, satu-satunya perempuan di antara mereka yang belum mengucapkan sangkalan. Bahkan ada sepasang mata sipit bak kuaci yang ikut melirik Ino dengan sudut matanya.
Mendapat tatapan dari ketiga temannya, Ino mendengkus. "Aku memiliki toko bunga. Aku lebih suka menjualnya, dibanding memberikannya dengan percuma."
Ucapan Ino membuat pemilik mata sipit bak kuaci itu mengendurkan otot wajahnya yang sebelumnya sedikit terlihat kaku.
Mendengar pernyataan Ino, Shizuka kembali menatap Naruto. "Itu berarti bukan kami. Lagi pula kami tak punya kunci kamarmu, Naruto-kun."
Naruto lalu menatap teman laki-lakinya bergantian.
"Apa maksud tatapanmu itu, Naruto?" tanya Shikamaru.
Chouji mengernyitkan dahi. "Apa kau berpikir jika salah satu dari kami yang melakukannya?"
Naruto menatap mereka bingung. "Memangnya bukan kalian?"
Ia lalu menatap bunga matahari di tangannya. "Bunga ini tidak memiliki kaki."
Sasuke yang berdiri di sampingnya mendengkus. "Hanya karena bunga itu tidak memiliki kaki, kau mengira kami menyukai sesama lelaki? Jangan konyol, Dobe."
Para lelaki memang tak antusias menjawab. Karena merasa jika itu bukanlah ulah mereka. Tentu saja bukan mereka, mereka masihlah menyukai wanita!
Karena itu, mereka membiarkan para gadis untuk menjawab bergiliran. Namun ternyata, mereka semua menyangkal. Itu agak di luar dugaan.
"Lagi pula, jika aku menyukai lelaki, kau bukanlah tipeku, Naruto," sambung Sai dengan senyum khasnya. Senyum yang terlihat palsu dan aneh.
"Apa maksud kalian? Aku tidak berpikir begitu. Aku hanya ingin tahu siapa yang meletakkan bunga ini, itu saja," jelas Naruto yang merasa disalahpahami.
Sasuke melirik Naruto sinis. "Lalu apa kau berpikir jika seorang lelaki heteroseksual memberi bunga pada lelaki lain, saat tidak dalam keadaan mengucapkan selamat, itu adalah hal yang normal?"
Ino menatap keduanya bergantian, lalu menepuk tangannya dua kali. "Baiklah, tak perlu diperpanjang. Sekarang sudah jelas jika yang melakukannya bukan kami."
"Melakukan apa?"
Suara Karui terdengar dari arah dapur. Di belakangnya ada Shino, Gaara, dan Neji yang mengikuti. Mereka baru saja selesai membuat sarapan. Hari ini adalah jadwal mereka berempat untuk memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family (NaruSaku)
Fanfiction⚠KBBI, PUEBI, EYD kacau! ⚠Revisi setelah tamat! Seorang gadis yatim piatu yang berasal dari sebuah Panti Asuhan. Kemudian sepasang suami istri datang lalu menjadi orangtuanya dan hidup bahagia. Namun, itu tak bertahan lama, karena tiga tahun kemudia...