Chapter 28 : Green Area

104 23 19
                                    

Chapter sebelumnya...

"Sang Whiteblack, Zetsu."

Chapter 28. Green Area

"Zetsu?"

Sasori menatap Sakura dan mengangguk. "Ya, Zetsu. Dia sangat mahir dalam tugas seperti ini."

"Ah, benar. Kenapa aku lupa tentangnya," kata Deidara.

"Di teman kalian?"

"Bisa dibilang begitu, tetapi kami sangat jarang bertemu dan berkomunikasi," ujar Pain yang sekarang memeluk erat bahu Konan.

Kakuzu bertanya pada Sasori. "Apakah sekarang dia ada di Konoha? Tugas ini mulai dilakukan besok."

"Tidak, dia ada di kota Suna. Jika aku mengabarinya sekarang dan dia datang malam ini, maka besok dia bisa mulai bekerja," jawab Sasori.

Sasori bertanya, "Aku bisa membuatnya menyetujui melakukan tugas ini. Bagaimana, Sakura-chan?" Anggukan setuju adalah balasan yang ia dapat.

"Ah Sakura-chan, kemarin malam saat aku dan Pain makan malam bersama di restoran, ada wanita seruling itu di sana. Kami mendengar dia membuat janji dengan seseorang melalui ponsel bahwa Selasa pagi mereka akan bertemu di Green Area," kata Konan. Sakura mengangguk.

* * *

Di lantai tujuh sebuah gedung bertingkat, seseorang masuk ke salah satu apartemen. Setelah masuk ia menghirup aroma ruangan yang sangat akrab baginya, membuat lengkungan di bibir tercipta.

Berjalan melewati ruang tamu, ia menuju pintu kaca geser yang terhubung ke balkon. Menyibak gorden, membuka pintu, ia berjalan di balkon melewati tanaman-tanaman di sana lalu kedua tangannya bertopang ke besi pembatas. Matanya terpejam, menikmati embusan angin malam.

Setelah udara terasa semakin dingin menusuk kulit, ia masuk apartemen lalu pergi ke salah satu kamar. Setelah memasuki kamar yang dindingnya dilukis itu, ia menutup pintu dan terlihatlah sebuah patung manusia di balik pintu. Terkekeh melihat patung, ia mendekatinya. Jemarinya menyusuri pahatan wajah benda itu dan mengusap bibirnya.

Kemudian ia menuju tempat tidur. Memandang ranjang yang memiliki warna mencolok pada boneka, sprei, dan selimutnya. Hal yang paling menyita perhatian adalah guling dan bantalnya yang memiliki gambar seseorang. Melihat itu semua ia tersenyum.

Melihat ke depan, ia menatap bergantian ke arah dua benda yang ada di samping jendela. Dua benda itu adalah patung yang lebih kecil dari patung pertama tadi. Namun dua patung itu juga tidak sama ukurannya. Karena yang di sebelah kiri berukuran lebih kecil. Itu adalah patung anak-anak.

Tertawa kecil melihat kedua patung itu, ia lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan terhenti ketika netranya terpaku pada sebuah kotak kaca di atas meja bundar berukuran kecil tak jauh dari ranjang.

Mendekati kotak kaca itu, ia berjongkok, hingga ia bisa melihat isi kotak itu dari dekat. Mengusap kotak kaca itu, senyum lembut muncul di wajahnya seiring dengan tatapan sendunya.

* * *

Senin sore trio InoShikaChou sedang bersantai di taman belakang rumah Ino yang memiliki banyak bunga.

"Wah Ino, tamanmu ini indah sekali," kagum Chouji.

Ino tertawa. "Jangan bertingkah seolah kau baru pertama kali datang, Chou."

My Family (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang