Chapter 26 : Feeling Clueless

122 34 10
                                    

Chapter sebelumnya...

"Oh iya, satu lagi. Gadis itu memiliki rambut berwarna merah muda yang langka."

Chapter 26. Feeling Clueless

Sekarang malam hari, dan Sakura sedang ada di dalam mobilnya yang berhenti di tepi jalan. Matanya menatap sebuah gerbang tinggi nan kokoh tak jauh dari tempatnya berada.

Sakura menurunkan kaca mobil lalu terbanglah sebuah drone kecil minim suara disertai sebuah kamera yang terhubung dengan monitor di dashboard mobilnya. Tangannya memegang remote kontrol guna mengendalikan drone itu mendekati sebuah bangunan besar nan mewah. Di gerbangnya terdapat ukiran nama Senju-Namikaze.

Terlihat sudah mengenali rute yang sedang dilalui, Sakura dengan mudah mengendalikan drone itu terbang lebih tinggi guna menghindari jangkauan cctv. Setelah itu menuju jendela sebuah kamar yang memiliki lubang ventilasi. Drone berhenti tepat di ventilasi itu. Kamera lalu menyorot sedikit ke bawah. Tepat ke arah seorang pemuda yang sedang duduk di kursi belajar.

Namun bukannya belajar, pemuda itu justru bermain dengan sebuah boneka rubah kecil berwarna jingga berekor sembilan. Menggoyangkan boneka itu dan mengajak bicara, seakan benda itu adalah temannya.

Di sisi lain, Sakura sedang memperhatikan dengan seksama monitor di dashboard mobilnya. Ia tersenyum lembut dan sesekali tertawa kecil kala melihat tinggkah Naruto yang menurutnya lucu dan menggemaskan.

Melihat pemuda pujaannya seperti ini cukup untuk mengembalikan suasana hatinya yang sedikit kacau karena insiden dirinya dan nenek sang pemuda itu siang tadi.

* * *

Senin siang di kantin Konoha Gakuen seperti biasanya, ramai. Di sebuah meja panjang terjadi perbincangan.

"Ino-chan, bagaimana keadaanmu? Apa demammu sudah hilang?" tanya Fuu.

Ino mengangguk sambil tersenyum. "Iya, sudah. Sekarang aku baik-baik saja."

"Maaf. Kami tidak sempat menjengukmu," sesal Tenten. Fuu dan Karui mengangguk.

Ino tertawa kecil. "Jangan berlebihan girls, aku hanya sedikit kurang sehat. Ini sakit ringan dan sekarang sudah baik-baik saja."

"Apa Chouji dan Shikamaru menjengukmu?" tanya Shizuka.

"Ya, tentu. Mereka juga membawakanku banyak makanan sehat seakan aku bisa menghabiskannya. Pada akhirnya mereka jugalah yang memakannya. Dasar tetanggaku yang konyol." Ino menggelengkan kepalanya. Shikamaru hanya diam, sedangkan Chouji meringis malu.

"Itu bagus. Setidaknya dua di antara kita menjengukmu," kata Karui.

"Teman-teman, selama seminggu kita menghindari topik tetang mereka, setelah ayah mereka meninggal. Namun aku tidak tahan lagi. Aku ingin mengatakan sesuatu," ujar Shizuka sedikit pelan tetapi tetap menarik perhatian Ino dan yang lainnya.

"Apa yang ingin kau katakan, Shizuka-chan?" tanya Fuu.

Melirik Shimura bersaudara yang sedang makan ia melanjutkan, "Saat kita datang ke rumah mereka. Aku melihat lima wanita dewasa duduk di barisan depan. Berdasarkan rambut kelima wanita itu dan anak-anak keluarga Shimura, serta cara Shimura bersaudara menyebut kelima wanita itu di pemakaman, maka aku dan Shikamaru mempunyai kesimpulan yang sama bahwa--"

"Mereka terlahir dari wanita yang berbeda. Dengan kata lain, mereka satu ayah, tetapi berbeda ibu," potong Neji dan membuat teman-temannya menatapnya.

"Kau memperhatikannya juga?" tanya Shizuka. Neji hanya mengangguk.

My Family (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang