Chapter 2 : Breakfast

706 268 135
                                    

Sebelumnya...

Setelah keluar dari kamar mandi ia menengok ke dinding, melihat jam dinding berwarna putih.
'Hampir jam 3 pagi'
Kemudian ia berjalan ke arah tempat tidur untuk menghidupkan lampu tidur, setelahnya ia berjalan ke arah pintu keluar untuk mematikan lampu utama kamar lalu kembali ketempat tidur, berbaring, memakai selimut dan bersiap memasuki alam mimpi.

.
.
Chapter 2 : Breakfast.
.
.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu yang diketuk membuat orang yang sedang tidur terpaksa meninggalkan alam bawah sadarnya.

Ia menggeliat sesaat lalu melakukan peregangan di tempat tidurnya. Perlahan membuka matanya memperlihatkan iris hijau emerald-nya yang cerah meski masih terlihat sayu karena baru terbangun dari tidurnya.

"Nee-san, kau sudah bangun? Sebentar lagi sarapan sudah siap."

Terdengar suara seseorang di depan pintu kamarnya, si pengetuk pintu.

"Nee-san?" Memanggil sekali lagi untuk memastikan jika kakaknya sudah terbangun.

"Emmm, masuklah."

Ceklek!

Pintu dibuka oleh si pengetuk.

Dari sudut pandang si pengetuk terlihatkah sang kakak perempuannya yang masih berada di atas tempat tidur, bersandar pada kepala ranjang dengan posisi duduk sambil melanjutkan peregangannya lagi. Ia menengok ke arah pintu kamar, kemudian dari sudut pandangnya terlihatlah seorang pemuda perambut coklat berantakan dan di wajahnya terdapat tato segitiga terbalik berwarna merah tepat di kedua pipinya. Remaja itu juga memakai seragam sekolahnya yang jauh dari kata rapih.

"Rapihkan penampilanmu," ujar sang kakak ketika melihat penampilan adiknya.

Tentu tak salah sang kakak berkata begitu. Pasalnya sang adik berpenampilan urakan. Mari kira urai satu per satu.

Rambut berantakan, tato di wajah, tidak memasukan baju ke dalam celana, kemeja yang tak terkancing, beberapa piercing di telinga, juga jas sekolah yang tersampir di bahunya, serta lengan baju yang dilipat. Ah! jangan lupakan dua gigi taringnya itu, Oh Kami-sama!

Penampilannya sungguh mencerminkan siswa nakal pembuat onar, tipikal murid pecinta hukuman.

Mendengrnya sang adik tersenyum lebar memperlihatkan kedua gigi taringnya dengan jelas. "Nee-san, gigiku memang tumbuh alami seperti ini. Dan tatoku ini ... aku tak tahu jika ini tinta permanen." Ia berkata sambil berjalan masuk ke kamar mendekati sang kakak.

Bukan dua hal itu yang kumaksud'

Batin Sakura.

Guk! Guk! Guk!

Terdengar suara anjing seakan mendukung si pemuda.

Ternyata ia membangunkan sang kakak di temani oleh anjing putih kesayangannya.

"Ah! Akamaru! Kau masih hidup ternyata."

My Family (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang