Chapter 19 : New Car

134 37 16
                                    

Chapter sebelumnya...

"Aku baru tahu jika 'mendekati dengan cara normal seperti gadis pada umumnya' itu berarti mendekatinya secara sensual, dengan cara berpura-pura kehilangan keseimbangan, memeluknya, mengendus tengkuknya, dan mengusap lengannya secara seduktif, Saki." Setelah berkata begitu, Indra melenggang pergi meninggalkan Sakura yang sedang tersedak teh.
.
.
Chapter 19. New Car.
.
.
Tanggal satu April. Hari pertama tahun ajaran baru di Jepang. Anak-anak sekolah pasti bersemangat memulai hari pertama setelah liburan kenaikan kelas. Apalagi ini masih dalam suasana musim semi. Udara sejuk dan pemandangan bunga sakura, juga tanaman khas musim semi lainnya yang masih mekar seperti menjadi sambutan bagi para murid sekolah.

Begitu juga dengan anak-anak keluarga Shimura. Mereka tampak bersemangat meski semalam baru saja sampai di rumah setelah ikut merayakan pesta topeng. Keenam orang keluar dari kediaman Shimura. Shisui mengambil motornya di garasi sebagai kendaraannya kuliahnya, sedangkan kelima adiknya mulai berjalan keluar pagar rumah. Namun, sebuah mobil berwarna putih yang tidak asing bagi mereka datang menghampiri. Siapa lagi kalau bukan Sakura. Setelah mengantar adik-adiknya ke sekolah, Sakura kemudian pergi ke rumah sakit. Hari ini adalah hari pertamanya melakukan coass.

Di sekolah, sekarang sedang jam istirahat. Karin dan adik-adiknya berada di kantin. Menikmati hidangan makan siang yang disiapkan oleh pihak sekolah. Berada tak jauh dari mereka, ada kelompok Naruto dan teman-temannya yang juga sedang menikmati makanannya.

"Bagaimana acara peragaan busana itu, Ino-chan?" tanya Karui.

Ino mentap Karui. "Luar biasa. Semua busana yang diperagakan sangat bagus. Selain itu, ada dua pesta ulang tahun."

"Benarkah?" Shizuka bertanya. Ino mengangguk mengiyakan.

"Sasuke-kun dan Naruto-kun juga datang," ucap Ino. Teman-temannya sontak menatap Naruto dan Sasuke bergantian.

Naruto mengangguk. "Aku dan Iruka-ojisan datang mewakili keluargaku. Begitu juga dengan Teme," tuturnya.

Saat yang lainnya asik berbicara. Sai, sedang menggambar seketsa di sebuah kertas. Apa yang ia lakukan, menarik perhatian Shikamaru di sampingnya.

"Kau menggambar orang yang sama?" tanya Shikamaru.

Sai menoleh sekilas. "Ya," jawabnya singkat.

"Apa lukisanmu waktu itu sudah selesai?" tanya Shikamaru kala teringat Sai yang melukis model cilik saat mereka berkemah di hutan Nara.

Sembari terus menggoreskan pensil di kertas Sai menjawab. "Sudah kuselesaikan. Kau mau melihat hasilnya?"

"Memangnya kau membawa lukisanmu itu?" Shikamaru ragu jika Sai membawa lukisan itu. Lagi pula kenapa ia membawanya?

"Tidak." Sai merogoh saku celananya. "Kemarin aku sempat memotretnya menggunakan ponsel," lanjutnya. Ia kemudian mencari gambar di ponselnya lalu menyerahkannya pada Shikamaru.

"Apa yang kau lihat, Shikamaru?" tanya Ino.

"Gambar lukisan yang Sai buat saat berkemah waktu itu," jawabnya.

"Eh, aku tak sempat melihat lukisan Sai saat itu. Aku ingin melihatnya juga." Ini bergeser mendekati Shikamaru. Ingin melihat juga.

Dengan rasa penasaran yang tinggi, Ino melihat dengan antusias. Namun, ketika ia melihat gambarnya, kepalanya seakan ingin memutar memori lama yang mengakibatkan rasa sakit. Dahinya mengernyit dengan kedua tangan yang menyangga sisi kepalanya. Rintihan rasa sakit tak dapat ia tahan.

"Hei, Ino. Apa yang terjadi denganmu? Kau kenapa?" Shikamaru memegang bahu Ino setelah dengan cepat meletakkan ponsel Sai ke atas meja.

"Ino, Apa kepalamu sakit?" tanya Chouji. Semua terkejut dengan rintihan sakit Ino yang tiba-tiba. Mereka khawatir dengan keadaan Ino yang tampak kesakitan dan kini wajahnya pucat.

My Family (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang