Chapter 20 : Start to Move

126 31 8
                                    

Chapter sebelumnya...

"Ah, itu kotak yang diberikan padaku oleh seorang wanita saat acara fashion show."

Chapter 20. Start to Move.

Seorang pemuda sedang duduk di kursi belajarnya dengan tangan memegang alat tulis yang ia ketuk-ketukkan pada dahinya sendiri. Matanya terpejam, tampak memikirkan sesuatu. Tiga kali suara ketukan disusul pintu yang terbuka, membuatnya lekas menoleh. Dalam pandangannya terlihat sang kakak perempuan berdiri bersandar pada bingkai pintu sambil menggigit buah apel merah.

"Nee-san," ucapnya pelan. Shisui melirik jam di meja belajarnya. 'Belum terlalu larut.' pikirnya. Bahkan lampu utama kamar belum ia matikan. Itu berarti, Sakura datang bukan untuk memperingatinya seperti terakhir kali ketika ke kamarnya.

Sakura berjalan masuk. Menatap Kiba yang sudah tertidur pulas, lalu menuju ke ranjang Shisui. Dengan santai gadis itu merebahkan tubuhnya dengan posisi menyamping lalu satu tangannya menopang kepala, sedangkan Shisui memilih mengabaikannya.

"Bagaimana harimu?" tanya Sakura yang kemudian lanjut menggigit buah apel.

Shisui menjawab tanpa berbalik. Ia masih duduk di kursi belajarnya. "Cukup menyenangkan."

"Sudah mendapat banyak tugas di hari pertama?" tanya Sakura.

"Tidak banyak, tetapi cukup sulit. Eh tidak, bukan sulit sebenarnya. Namun, untuk kondisiku, ini sedikit membingungkan," ujar Shisui.

Penasaran akan tugas adiknya, ia bangun lalu berjalan mendekati Shisui. "Apa tugasmu?"

"Melakukan survey pada keluarga terdekat tentang hal kecil yang bersangkutan dengan hukum." Shisui meraih beberapa kertas dari meja, memberikannya pada Sakura yang berdiri di sampingnya. "Ini beberapa pertanyaan dan status orang-orang dalam keluarga."

Sambil menggigit apel, Sakura membaca kertas itu dan tertulis banyak status keluarga seperti, ayah, ibu, adik, kakak, bibi, paman, adik sepupu, kakak sepupu, kakek, dan masih banyak lagi. Bahkan ada yang tertulis sepupu satu, sepupu dua dan sejenisnya. Di samping status itu, terdapat kolom kosong untuk mengisi jawaban.

"Sebenarnya ini tugas yang mudah. Namun aku tidak ingat kita pernah pergi berkunjung ke rumah satu pun kerabat, Nee-san," ujar Shisui. "Jadi aku belum bisa menyelesaikannya," lanjutnya.

Meletakkan kertas kembali ke meja. "Kapan batas waktu tugas ini?"

"Pekan depan."

"Apa ada batas minimal berapa banyak yang harus menjawab?" tanya Sakura.

"Jika memungkinkan, setidaknya satu setiap status. Namun, lebih banyak lebih baik."

"Kalau begitu santailah, tugasmu pasti akan selesai," tutur Sakura sambil mengacak rambut Shisui. "Bereskan bukumu lalu tidur," lanjutnya.

***

"Apa ini tempatnya, Naruto-kun?" tanya Ino sembari menatap sebuah restoran.

Naruto menatap kertas kecil di tanggannya dan restoran bergantian. Mencocokkan tulisan di kertas dengan nama restoran. "Ya. Nama restoran ini sama dengan yang Iruka-jisan tulis," ujarnya sembari menggangguk.

"Kalau begitu ayo masuk, aku sudah lapar. Kita juga bisa memesan meja untuk yang lainnya jika tidak ada meja panjang," tutur Chouji. Setelah itu Sasuke, Naruto, Chouji, Ino, dan Shikamaru lekas turun dari mobil Sasuke lalu memasuki restoran, sambil menunggu teman-teman mereka yang ternyata datang tak lama kemudian.

Di dapur Ayame dan salah satu pegawainya menyusun pesanan ke troli makanan. "Pesanan ini datang di saat yang hampir bersamaan. Apa yang datang adalah keluarga besar?" tanya Ayame.

My Family (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang