Chapter 8 : Hot News

383 216 124
                                    

Sebelumnya...
.
.
"Mana sosok mereka yang sebenarnya. Antara mereka yang terlihat kaku, pendiam dan tenang saat bersama orang lain atau mereka yang terlihat ceria, aktif dan hidup saat bersama saudaranya?
.

.
Chapter 8 : Hot News.
.
.
Semua diam mendengar itu.

Tak lama Tenten menghela napas. "Haahh. Ini membingungkan."

Komentar Tenten memecah keheningan.

"Kurasa saat mereka bersama saudaranyalah sosok mereka yang sebenarnya."

Karui menatap Tenten. "Apa yang membuatmu berpikir begitu, Tenten-chan?"

"Keluarga adalah lingkungan pergaulan pertama setiap orang. Dengan berada di sekitar keluarganya, bukankah sosok mereka yang sebenarnya akan terlihat? Mereka pasti menjadi diri mereka yang sesungguhnya saat berada di sekitar keluarganya."

Gadis pirang dengan style ekor kudalah yang menjawab pertanyaan Karui. Yap gadis itu adalah Ino.

Beberapa mengangguk menyetujui ucapan Ino. Karena penjelasan Ino masuk akal.

"Saat ini kita sedang dalam masa-masa remaja. Muda-mudi seperti kita terkadang akan lebih terbuka pada seorang teman dibanding keluarga," ucap Shino.

Beberapa dari mereka juga menyetujui ucapan Shino. Karena memang begitulah realita yang sering terjadi. Sesama teman lebih saling mengetahui dibanding dengan orangtuanya sendiri.

"Saat masa pubertas, sosok teman sebaya kadang lebih dibutuhkan daripada keluarga. Tetapi, karena mereka menjauhi pergaulan maka sepertinya mereka tak memiliki teman dekat," ujar Shizuka.

"Benar! Bersama teman akan terasa lebih bebas dan menyenangkan saat berada di masa-masa ini. Semangat masa muda!" ucap Lee dengan semangat

Fuu bertopang dagu, menghela napas pelan. "Astaga, kenapa aku merasa kita seperti sedang memecahkan misteri?"

"Shikamaru, bagaimana menurutmu?" tanya Neji pada pemuda berambut bak buah nanas itu.

Orang yang ditanya menguap bosan. "Hoamm. Hah, merepotkan. Keduanya memiliki kemungkinan yang hampir sama besarnya. Tetapi kemungkinan yang pertama lebih besar, karena mereka tidak bergaul dengan murid-murid lainnya. Dengan kata lain, mereka tidak mempunyai teman yang bisa menjadi tempat berkeluh kesah, atau melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Dan itu berakibat pada kemungkinan bahwa sosok mereka yang sebenarnya, adalah saat mereka bersama saudaranya."

"Kenapa harus repot-repot menjadi sosok yang berbeda saat bersama keluarga dan saat bersama teman?" tanya pemuda bernama Naruto dengan ekspresi bingung di wajahnya.

"Tidak harus menjadi sosok yang berbeda, sebenarnya," ujar Gaara

"Eh?" Naruto menatap bingung Gaara, meminta penjelasan.

"Saat memasuki usia remaja dan sedang dalam masa pubertas, teman dan keluarga akan terasa sedikit berbeda," ujar Gaara.

"Apa maksudmu Gaara? Aku tidak mengerti," ucap Naruto yang mendapat anggukan persetujuan dari Lee.

"Ah Itai! Teme! Kenapa kau menginjak kakiku, sialan?!" sungut pemuda yang memiliki guratan kumis kucing di pipinya itu saat merasakan sakit di kakinya. Dan ia yakin, pelakunya adalah pemuda yang ada tepat di depannya, pemuda tampan berkulit putih pucat namun tak sepucat Sai dan bersurai raven. Yang kini sedang memasang ekpresi datar yang sangat menyebalkan bagi korbannya, Naruto.

"Aku ingin mengijak lalat, mana kutahu jika ada kakimu disitu." Jawab Sasuke tanpa rasa bersalah.

Mendengar ucapan Sasuke membuat Naruto geram. Lantas ia berdiri lalu menarik kerah seragam Sasuke. "Bohong! Kakiku ada di bawah meja, pantat ayam! Bagaimana kau bisa melihat lalat dengan meja sebagai penghalang ha?!"

My Family (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang