Chapter sebelumnya...
Setelah merasa adik-adiknya cukup beristirahat, dan matahari mulai terbit, Sakura mengajak mereka ke pantai.
"Ayo ke pantai," ucapnya.
.
.
Chapter 12 : Sunflower.
.
.
Setelah pergi ke pantai dengan berjalan kaki dan menghabiskan beberapa waktu di sana, kini Sakura dan adik-adiknya sedang dalam perjalanan kembali ke vila untuk sarapan karena perut sudah mulai keroncongan.Saat di jalan, sebuah bus mini melewati mereka.
Hanabi yang melihat bus itu sontak langsung memberikan komentarnya. "Bus yang cantik, sepertinya ada banyak orang di dalam bus itu."
Bus itu berwarna putih, lalu bagian badannya bergambar rumput hijau dengan pohon-pohon bunga sakura yang bermekaran.
"Kurasa juga begitu," sahut Hinata.
"Mungkin sebuah keluarga," terka Shion.
Saat sudah semakin dekat dengan vila yang mereka tempati, mata mereka melihat bus yang lewat tadi kini parkir di area vila tepat di depan vila mereka.
Kiba menatap bus itu. "Bukankah itu bus yang melewati kita tadi?"
Mendengar ucapan Kiba, Hinata dan Hanabi sontak mengangguk kompak.
"Mereka menempati vila tepat di depan vila kita," ujar Karin.
"Mereka akan menjadi tetangga liburan kita kali ini," tutur Hanabi.
Shion mendengus. "Siapa peduli dengan mereka." Ia lalu menatap Sakura. "Nee-chan, aku lapar. Kita memasak atau memesan makanan?" tanyanya.
"Aku dan Shisui akan memasak, kalian pergilah mandi," jawab Sakura.
Mereka patuh, namun si bungsu tentu melakukan sesuatu.
Dia menolak untuk segera mandi, dan ingin ikut serta dalam membuat sarapan bersama Sakura dan Shisui. Dengan alasan jika ia ingin segera minum susu hangat dan ingin menjadi orang yang pertama kali mencicipi makanan.
Setelah sarapan hampir siap, Sakura menyuruh Hanabi dan Shisui untuk pergi mandi. Namun Hanabi mengulur waktu dengan dalih, ingin menemani Sakura di dapur. Beruntung Sakura tidak marah dan malah membiarkannya melakukan apa pun yang diinginkannya.
Akibatnya, saat sarapan sudah siap. Begitu juga dengan saudara-saudaranya yang sudah siap untuk makan, ia masih juga belum turun ke bawah untuk sarapan. Sehingga, semua kakaknya harus menunggunya terlebih dahulu. Bahkan Sakura yang pergi mandi terakhir, sudah duduk di kursi makan.
Tak lama kemudian Hanabi muncul dari lantai atas, menuruni tangga dengan agak tergesa sembari membawa teropong di tangannya.
"Kau lama sekali, Hanabi-chan," celetuk Karin.
Hanabi menatapnya. "Maafkan aku," ujarnya sambil meletakkan teropongnya ke atas meja, lalu duduk di kursi bersiap memulai sarapan.
"Sebenarnya aku sudah siap sejak tadi. Tetapi aku terlalu asik melihat tetangga liburan kita," lanjut Hanabi sembari menyumpit sosis panggang.
Karena keterbatasan bahan-bahan masakan, pagi ini Sakura, Shisui dan Hanabi memasak sarapan yang simple. Yah, meski kontribusi Hanabi bisa dibilang hampir tidak ada selain ikut menyumbang kehadirannya saja.
Menu sarapan mereka kali ini adalah roti gandum panggang yang diolesi selai kacang, sosis panggang, dan tamagoyaki, lalu teh hijau sebagai minumnya. Sebagai makanan terakhir, Sakura menyiapkan berbagai buah beri untuk mereka konsumsi.
Kiba mengernyitkan dahinya. "Tetangga liburan?"
Dengan masih mengunyah sosis Hanabi mengangguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family (NaruSaku)
Fiksi Penggemar⚠KBBI, PUEBI, EYD kacau! ⚠Revisi setelah tamat! Seorang gadis yatim piatu yang berasal dari sebuah Panti Asuhan. Kemudian sepasang suami istri datang lalu menjadi orangtuanya dan hidup bahagia. Namun, itu tak bertahan lama, karena tiga tahun kemudia...