Chapter sebelumnya...
Sakura asik mengaduk teh hijau tanpa meminumnya. "Kapan? Sejak kapan kau tahu, Sakura-chan?" tanya Megumi.
Chapter 33. Crazy girl
Tsunade turun dari mobilnya, memandang sebuah gedung apartemen sepuluh tingkat. Matanya menatap nama gedung dan kertas di tangannya bergantian. Di kertas tertera alamat, nama gedung, tower, sekaligus lantai dan nomor apartemen.
Memasuki gedung, melewati lobi, menaiki lift dan menyusuri lorong, kini Tsunade ada di depan pintu dengan nomor yang sama seperti di kertas tersebut.
Menggunakan access card, Tsunade membuka pintu lalu berjalan masuk dan segera menutup pintu. Seketika saat masuk, dahinya sedikit mengernyit. Karena hidungnya disambut dengan aroma segar yang kuat. Ini adalah aroma buah, lebih tepatnya buah kesukaan sang cucu, yaitu jeruk.
Melewati ruang tamu kecil yang dindingnya dicat biru dan jingga, ia masuk ke ruang tengah sekaligus ruang televisi yang tersambung dengan meja makan dan dapur.
Di ruangan itu, semua benda berwarna cerah khas cucunya. Dimulai dari dinding, meja, sofa, hingga gorden. Terus berjalan, Tsunade menuju dapur. Namun, tak ada satu pun peralatan memasak di sana. Hanya ada lemari es yang ketika dibuka hanya berisi minuman dingin.
Kembali ke ruang tengah, melihat pintu kamar. Setelah ia perhatikan, hanya ada tiga kamar di apartemen ini. Karena pintu keempat di area dapur, ia menduga itu pasti kamar mandi.
Meraih knop pintu kamar pertama yang paling dekat dengan dapur, tetapi sayangnya pintunya terkunci. Beralih ke kamar kedua dan ternyata tidak dikunc, Tsunade cukup terkejut. Perlahan, ia buka pintu itu dan masuk.
Alangkah terkejutnya Tsunade, ketika masuk langsung disuguhkan oleh banyaknya foto yang dijepit menggantung ke tali-tali yang membentang dari ujung ke ujung, hingga memenuhi ruangan.
Melangkah mendekat ke bentangan tali pertama dari pintu, Tsunade membelalakkan matanya ketika netranya melihat jelas siapa yang ada di foto tersebut. Melihat ke foto lain, ia terus-menerus terkejut. Karena yang ada di foto itu, adalah cucunya. Ya, cucunya! Naruto Namikaze! Terlebih, ia tahu betul itu bukan foto yang sengaja dilakukan cucunya. Itu adalah hasil jepretan diam-diam! Yang artinya, gadis itu memotretnya secara pribadi! Astaga.
"Oh, Kami-sama," lirihnya tak percaya dengan kaki yang terasa lemas, ketika melihat salah satu foto Naruto yang menangis dengan pakaian kotor.
Ia ingat, itu adalah saat Naruto berusia tujuh tahun yang kabur dari rumah karena marah lalu pergi ke taman dan ternyata dia lupa jalan pulang. Di mansion semuanya sangat panik mengetahui Naruto menghilang dan segera mencarinya. Namun sore harinya Naruto pulang dengan membawa secarik kertas berisi denah menuju rumah mereka yang dibuat dengan tulisan tangan.
Beruntung, di kertas itu ditulis dengan rinci mengunakan kalimat, tempat-tempat yang harus dan akan dilalui Naruto. Kareka jika tidak, maka Naruto mungkin tidak akan sampai ke rumah meski memiliki denah atau peta. Tsunade juga ingat, saat memeriksa kertas itu terdapat huruf-huruf kecil dibaliknya yang bertuliskan 'sakura'.
Berusaha menenangkan diri, Tsunade menghela napas panjang berulang kali dan tak sengaja matanya melihat ke dinding sebelah kanan yang juga berwarna cerah khas sang cucu. Netranya melihat sebuah lukisan. Mengamatinya, matanya lagi-lagi membelalak. Itu adalah lukisan Naruto. Menoleh ke dinding kiri, ia juga melihat lukisan berukuran sama dan juga sang cucu yang menjadi objeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family (NaruSaku)
Fanfic⚠KBBI, PUEBI, EYD kacau! ⚠Revisi setelah tamat! Seorang gadis yatim piatu yang berasal dari sebuah Panti Asuhan. Kemudian sepasang suami istri datang lalu menjadi orangtuanya dan hidup bahagia. Namun, itu tak bertahan lama, karena tiga tahun kemudia...