Chapter 14 : Moral Duty

183 93 91
                                    

Chapter sebelumnya...

"Sampai jumpa lagi ...."

"... anakku."
.
.
Chapter 14. Moral Duty.
.
.
Di ruang tengah kediaman Shimura, tiga orang wanita sedang duduk berbincang-bincang sembari menonton televisi.

"Kenapa Tayuya-nee belum pulang?" tanya wanita bersurai pirang sebahu sembari menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Mungkin sebentar lagi, Samui-chan," ucap Ayame. Wanita bersurai cokelat panjang itu menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi, yang sedang menampilkan adegan menangis seorang wanita.

"Hari ini grup musiknya tampil di acara lounching produk baru sebuah perusahaan, bukan?" tanya Megumi. Tangannya lalu meraih cangkir berisi teh hijau, kemudian ia menghirup aromanya.

Samui mengangguk. "Iya, itu benar."

Tak lama Hikari datang dari arah dapur. Di kedua tangannya membawa dua piring berisi kue kering.

"Aku tadi menghubungi Tayuya-nee. Memintanya membeli beberapa bahan untuk membuat kue," ucap Hikari.

Setelah beberapa saat mereka berbincang, bel pintu rumah berbunyi. Dengan segera, seorang wanita bersurai lavender di antara mereka berjalan menuju pintu.

Dengan tangan yang membawa dua tas belanja, Hikari kembali ke ruang tengah bersama Tayuya.

"Tayuya-nee, apa kau sudah makan?" tanya Ayame.

"Ya, sudah."

Mendengar suara Tayuya, Megumi bertanya sambil mendongak menatap Tayuya yang masih berdiri. "Kenapa suaramu agak par-" Pertanyaannya terhenti ketika ia menatap wajah Tayuya.

"Apa kau baru saja menangis, Tayuya-chan?" Megumi mengubah pertanyaannya.

Megumi bertanya ketika ia melihat mata dan hidung Tayuya agak memerah, ditambah suaranya yang terdengar parau.

Mendengar ucapan Megumi, mereka sontak menatap Tayuya dengan seksama. Setelah itu, mereka juga berpikir sama seperti Megumi setelah melihat wajahnya.

Hikari yang pertama melihat Tayuya, karena ia yang membuka pintu tidak memperhatikan wajahnya. Ia tidak menyadarinya, karena terlalu fokus pada belanjaan yang ia minta belikan. Ia juga hanya bertanya 'apa semuanya lancar, Tayuya-nee?' Yang dijawab dengan gumaman. Jadi, ia tak tahu jika Tayuya terlihat seperti orang yang baru menangis.

Semua menatap Tayuya ingin tahu.

Menyadari ia tak bisa mengelak, Tayuya mengakui. "Ya."

"Ada kejadian yang mengharukan tadi, dan itu membuatku menangis terharu." Namun, bukan jawaban sebenarnya yang ia ucapkan.

"Hidungku bahkan masih tersumbat, menyebalkan," ucap Tayuya sembari memencet hidungnya.

Mereka mengangguk mengerti. Begitu rupanya.

"Cepatlah mandi dengan air hangat kalau begitu," kata Megumi.

"Akan kubuatkan minuman hangat untukmu, Tayuya-nee," tutur Hikari sembari berjalan ke dapur dengan belanjaan di tangannya.

My Family (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang