Chapter 23 : Goodbye

107 30 10
                                    

Chapter sebelumnya...

....Setelah itu ia kehilangan keseimbangan dan juga kesadaran. Ino pingsan. Beruntung, Shikamaru sigap menopangnya.

Chapter 23. Goodbye.

Ino yang pingsan menarik perhatian semua orang. Shikamaru panik. Ia membaringkannya di lantai lalu menepuk-nepuk pelan pipi Ino dan memanggil namanya berulang kali. Berharap itu membangunkannya.

"Shika, apa yang terjadi pada Ino?" tanya Chouji panik. Ia tadi segera menghampiri Shikamaru dan Ino saat menyadari gadis itu tak sadarkan diri.

Pemuda tambun itu mengguncang bahu ini, tetapi dihentikan Shikamaru. Ia lalu memanggil namanya berkali-kali, tetapi itu percuma. Ino tak juga bangun. Teman-temannya dan guru mereka juga mendekati Ino dan Shikamaru.

Hal itu juga menarik perhatian keluarga Shimura. Mereka ikut mendekat. Percuma sebelumnya mereka menahan diri agar tidak menoleh ke belakang untuk melihat Sakura guna meminimalisir interaksi meski hanya saling bertatap wajah. Karena kini sebagai tuan rumah, mereka harus tahu apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi pada Yamanaka-san?" tanya Mizuki, sensei lelaki mereka.

"Ino tiba-tiba pingsan. Aku tak tahu penyebabnya, sensei," kata Shikamaru.

"Bawa dia ke kamarku," ucap Shisui. Mereka langsung menatapnya, terlihat ragu.

"Sebaiknya cepat biarkan dia istirahat lalu panggil dokter. Dua temannya bisa menemani," lanjutnya yang membuat Shikamaru langsung menatap gurunya, dan saat Mizuki mengangguk, ia langsung menggendong Ino di tangannya. Namun, gerakannya terhenti saat mendengar sebuah suara.

"Tidak."

Sakura berdiri. "Bawa dia ke kamarku," ucapnya cepat. Sorot matanya terlihat khawatir dan nada suranya terdengar panik.

"Nee-san?" Keenam adiknya menatap Sakura heran.

"Dia Nee-san kami dan seorang mahasiswa kedokteran," jelas Kiba cepat pada mereka.

"Kalau begitu, kurasa lebih bagus jika membawa dia ke kamar Nee-san," ucap Shisui cepat.

Shikamaru lalu melihat Sakura yang sedang fokus pada Ino dan berkata, "Silakan pimpin jalan Shimura-san, maaf merepotkan."

Sakura segera berjalan menuju kamarnya. Di belakangnya ada Shikamaru yang menggendong Ino, serta Shizuka dan guru wanita yang mengikutinya. Chouji ingin ikut, tetapi Yumei sensei melarangnya.

"Kiba-kun, cepat panggil dokter." Kiba mengangguk lalu sedikit menjauh. Shisui kemudian menatap Karin. "Karin-chan, kau ambilah air minum hangat lalu susul Nee-san."

"Baik, Nii-san."

Shikamaru mengusap kepala Hanabi dan Hinata di sampingnya, lalu mengajak keduanya kembali duduk. Ia juga meraih tangan Shion yang masih berdiri diam. Semua menatap keempat orang yang dengan tenang berjalan ke tempat semula. Berbagai pikiran berkecamuk dalam benak mereka.

Setelah beberapa saat, waktunya pembacaan doa. Dengan khidmat, orang-orang mendengarkan.

Di kamar Sakura, Ino berbaring terlentang tanpa bantal dalam keadaan belum sadar dengan Sakura yang memeriksanya. Berdiri di dekat mereka adalah Shikamaru, Shizuka, dan Yumei sensei yang menatap Ino khawatir.

Sakura ada di dekat Ino, wajahnya terlihat serius dengan binar kekhawatiran di kedua mata. Ia membungkuk lalu menjulurkan tangannya. Ia menggunakan dua jadinya untuk memeriksa denyut nadi di leher Ino. Membantu pernapasan, Sakura segera membuka kancing jas sekolah dan kancing rompi, kemudian ia melepas dasi dan melepas dua kancing teratas kemeja putih Ino.

My Family (NaruSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang