Natalie menghela nafas menahan keadaan menyedihkan untuk kesekian kali. Ini dipicu ketika ia meratapi sendu pemukiman gersang yang tersebut, dengan perasaan bimbangnya itu, Natalie lebih memilih tetap duduk di kursi penumpang belakang taksi sembari memeluk tas kecilnya. Kakinya terlalu berat untuk membuka pintu dan melangkah ke rumah yang tidak pernah ia kunjungi lagi setelah lama tidak pulang.
Ke siapa Dia pulang?
Untuk apa Dia pulang?
"Non?" Panggil supir taksi yang tengah menatapnya dari kaca spion. Pria setengah baya itu tengah mengerutkan dahinya, seolah-olah tau keseganan Natalie melangkah keluar dari taksinya.
Natalie yang terlalu lama melamun memilih menggelengkan kepala untuk melenyapkan pemikiran yang menahan niatnya. Ia dengan sigap membuka tas dan memberikan beberapa lembaran uang ke supir sebelum meminta maaf.Kembaliannya non" sambil menunjuk beberapa uang.
"M-maaf... Buat bapak saja" Ucapnya sebelum menunduk sopan dan keluar dari mobil. Matanya mengikuti taksi berlalu sebelum berbelok hilang di pertigaan.
Ia pulang ke rumah usangnya.
"Selamat datang kembali..." Bisik Natalie sembari menghirup napas panjang, sedikit tercekat ketika udara dingin menusuk hidung sehingga ia menggigil. Ia memutar badan dan mematai rumah satu persatu yang bangunannya juga tidakberubah. Selalu sama apalagi rumah yang pernah ia tinggali dan hampir tidak terurus. Walaupun begitu, selama ini masih tetap mengingat rumah, ia tumbuh tersebut, bahkan listrik dan air selalu dibayar setiap bulan. Hanya untuk satu alasan, yaitu Natalie harap pulang ada yang menemani nya walaupun ia sendiri dirumah tersebut.
menggoyangkan tasnya dengan hiasan Micky mouse di digantungannya,sebelum menaiki tangga pendek kayu. Ia mematai pot bunga di dekat pintu sebelum berjongkok dan menariknya, masih ada kunci cadangan yang ia simpan disana. Jika teman-teman nya benar-benar pernah singgah, pasti ia tahu dimana mereka selalu menyembunyikan kunci rumah.
Natalie kembali berdiri sebelum memasukkan kunci dan membuka pintu rumah. Tidak ada yang berubah sejak ia tidak menetap disana. Sofa pudar di tengah ruangan, televisi tabung yang tidak pernah diganti sejak ia kecil, majalah bacaan di kursi dekat pintu, tata letak dapur legendaris mereka, serta beberapa memori vas favorit ibunya dan bingkai foto lama mereka.
Merasa pengap dengan udara ruangan, Natalie memilih membuka kecil bagian jendela dan menghidupkan lampu sehingga semua sudut ruangan terlihat terang dan jelas. Betapa rindunya ia tinggal disini , teringat ibunya-lalu mereka akan menghabiskan hari bersama memasak makan malam atau ketika ibunya membantunya mengerjakan pekerjaan rumah di ruang santai kecil mereka.
Natalie syarma meletakkan tasnya di meja dapur yang memang terhubung dengan keseluruhan ruangan. Ia mengitari ruangan sebelum pandangannya jatuh ke sofa.
Menatap sendu dan mendekat untuk foto keluarga disana. Ia meluruskan kakinya sembari meregangkan badan setelah tersipu udara dingin.
Natalie mengucek mata untuk menahan air mata yang memenuhi kelopak mata dan menyugar rambut merasa desperate dengan hidup masa kini dan masa lalunya. Di kelelangan ruangan, dia baru sadar betapa dingin dan kosong rumahnya (selain fakta bahwa ia memang membuka jendela),Tidak kuat dengan udara dingin, Nataliea berjalan menuju kamar lamanya yang terletak di belakang rumah. Membuka pintu tersebut, ia berjalan ke arah lemari dan membuka menggeser pintu ungu muda dengan cat yang sudah terkelupas tersebut-memperlihatkan pakaian dan aksesoris favorit yang masih ia simpan disana. Ia suka menggunakan bando ketika kecil dan baju berwarna pink atau ungu-ia tahu itu sangat klise namun jiwa feminimnya terbawa sampai sekarang.
"Berdebu sekali..." Bisik Natalie ketika merasakan debu-debu di bagian dalam lemari. Matanya mengerling mendapati bingkai foto di tumpukan baju sebelum menariknya keluar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Miss you bastard
FantasySeorang pemaksa, dingin, dan bastard Memiliki Kisah yang rumit. ada gadis yang hilang ingatan. Ia langsung jatuh cinta pada sosok sederhana, menariknya jatuh hingga ke dasar. Mempermainkannya begitu dalam. Menghalalkan segala cara untuk mendapatka...