Bagian 30: Training Camp 3

634 87 5
                                    

Shiroi's POV

Hari ketiga di kamp pelatihan.

Aku masih latihan yang sama seperti kemarin. Tapi kali ini serangan jarak dekat tanpa quirk. Dan tutornya adalah Mandalay.

Aku melepas baju olahraga, berganti dengan tanktop hitam agar aku bisa bergerak bebas dan baju olahragaku tidak kena basah keringat seperti kemarin.

"Saat menghindar lebih baik jangan menunduk Shiroi, kau tidak akan bisa melihat apakah lawanmu akan melancarkan serangan selanjutnya." Mandalay berhenti bertarung ketika melihat gerakan menghindarku menunduk.

"Lebih baik kau langsung mengambil sikap seperti ini." Mandalay memberi contoh, satu kakinya menekuk ke bawah, dan yang satu lagi diluruskan, tangan kirinya menumpu di tanah dan tangan kanannya bersikap kuda-kuda.

Aku mengangguk-angguk paham.

"Setelah posisi itu, kamu akan lebih efektif mengatur daya serang." Mandalay menjetikkan jari tersenyum.

Aku mengangguk lagi.

"Istirahat 15 menit."

"Kau kelihatan banyak pikiran, Shiroi?" Mandalay menyerahkan satu botol minum kepadaku.

Aku tersenyum kecut, "Aku hanya merasa gelisah, Mandalay-san." Lalu aku mengambil botol minum yang diserahkan sama Mandalay.

"Apa yang kau gelisahkan? Biasanya kita pahlawan, tidak boleh mengabaikan perasaan gelisah, lho." Mandalay menegak minumnya.

"Aku hanya tadi tidak bisa tidur dengan nyenyak, karena ada aura yang tidak enak." Kataku khawatir. 'Sekaligus untuk berjaga-jaga pada malam hari munculnya villain. Ternyata nggak jadi *****!!'

Mandalay berpikir sejenak. "Oh, itu sama sepertiku! Tadi malam juga aku tidak bisa tidur karena ada hawa-hawa yang aneh yang membuatku sempat berpikir negatif."

Aku mendengar itu sedikit terkejut, berarti Mandalay juga merasakan aura jahat disekitar sini. Sepertinya aku harus mengeluarkan sihirku untuk menjaga area di sekitar sini.

"Kamu punya insting yang tajam, Shiroi. Waspada memang penting, tapi tenang saja, disini kita aman!" Mandalay mengacak-acak rambutku.

Aku mengangguk dan tersenyum paksa. Aku harus memanggil familiar dengan sihirku dan menyuruh mereka untuk menjaga dan meringkus aura jahat tersebut, karena Mandalay terlalu santai dan aku tidak ingin perkemahan musim panas ini hancur, karena penjahat kurang kerjaan.

Third Person's POV

Mandalay sibuk bercerita tentang kesehariannya menjadi pahlawan, dan bertanya, Shiroi berlatih bela diri dengan siapa.

Shiroi menjawab kalau ia berlatih bela diri dengan walinya alias Aizawa.

"Sebenarnya Shiroi gerakanmu susah bagus, luwes, dan mematikan. Tapi masih terkesan ragu-ragu." Mandalay mengkritik saat mereka mulai tanding.

"Maksudnya?" Shiroi memiringkan kepalanya tanda tidak paham.

"Kau sering sekali ragu-ragu dalam melakukan gerakan, sehingga aku bisa menebak apa gerakanmu selanjutnya. Cobalah untuk tenang dan tidak berpikir hal lain saat bertarung." Kata Mandalay sambil memperbaiki posisi tinju Shiroi.

Shiroi ber-Oh dan mengangguk paham. Memang jika ada sesuatu yang buruk membuat ia berpikir, ia tidak dapat fokus saat bertarung.

■■■■■■■■

Mandalay memberhentikan latihan sampai dengan saat teman-teman selesai latihan juga.

Shiroi berlari sambil membawa kaos olahraganya menuju ke tempat awal latihan teman-temannya.

The Irregular At Hero High School [BNHA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang