.
.
.
.
."Ma boleh gak kalo jeno batal nikah?" Gadis remaja itu menghubungi sang mama dengan ekspresi wajah sayu, seperti nya impian anak itu untuk jadi pengganguran kaya raya sudah pupus hingga keakarnya.
"HEH ENGGA YA, NANTI KESIAN PAPAMU DEPRESI TERUS MASUK RUMAH SAKIT JIWA" balas kai emosi, seruan nya yang kencang dibalik telepon sungguh membuat kuping Jeno penggang.
Jeno memainkan jarinya sembari menatap langit Kota Jakarta, ia memilih untuk menenangkan hatinya di cafe daripada dirumah berdua dengan Jisung, mungkin yang dia inginkan hanyalah sendiri.
"Tapi Jeno gak bisa nikah sama dia, kita jauh berbeda.....we're not meant to be together. Jeno sadar kasta kok tapi yang dia lakukan hanyalah ngedorong Jeno jauh, seakan enggan kalo jeno yang ada di sisi dia. Aku gak akan bisa bahagia ma begitu terikat sama dia" suara putrinya terdengar begitu putus asa, tetapi kai tidak akan menyerah begitu saja.
"Who says? Ada yang bilang kalau kamu gak cocok untuk dia, kalau emang ada bilang sama mama. Jeno, kamu adalah anak mama dan yang terbaik untuk kamu udah mama siapin, cukup kamu terima dan jalanin. Apa susahnya?" Kai menggeram, merasa frustasi dengan sifat plin-plan Jeno.
"Hikss tadi jeno liat Sir Mark ciuman sama cewek lain, padahal dia sempet liat Jeno disana. Dia beneran ngak ngehargain jeno sebagai cewek ma, sebagai calon istri dia. Walaupun dulu aku cowok, tapi aku masih punya harga diri. Jeno enggak mau diduain sebagai istri, apalagi disakitin begitu nikah"
Kai terperangah mendengar tuturan jujur dari bibir sang putri, Jeno nya tidak mungkin berbohong bukan? Apa Mark memang sebrengsek ini pada jeno, sampai putri sulungnya yang memiliki tekat besar untuk menaklukkan *sendok emas menjadi begitu frustasi.
*Re - orang kaya
"Jeno benci sama dia, ngak nyangka dia bajingan gak tau malu! Jadi cowok tapi brengsek kayak tai, bisa-bisanya perlakuin jeno serendah itu. Hikss jeno gak mau ma nikah sama bajingan tengik kayak Mark. Ternyata selama ini cuman covernya doang yang bagus, tapi dalemnya busuk!" Tangisan itu terdengar lirih, namun diseberang sana Kaia hanya mendengarkan tanpa menyela.
"Kamu diapain sama dia?" Sang mama bertanya dengan suara super datarnya.
"Dia maksa jeno buat anu"
"Anu apa! Gak udah ambigu ya kamu jen, nanti uang jajan mu mama potong."
"Mama kaia tega, padahal jeno udah tersiksa banget sama Mark" tangisan gadis itu pecah, berhasil menarik atensi beberapa pengunjung kafe yang menatapnya dengan aneh dan mengiba.
"Jenica, mama ngak masalah kalo dia mau anuin kamu, toh kalo kalian punya anak lebih cepat lebih baik. Lagian kamu tuh aneh, diajak anu gamau tapi pas mark nya mau ituin cewek lain cembukor" Nah ngegas juga emak satu ini, rasanya anak gadisnya ini mau dibakar hidup-hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐬𝐡𝐭𝐨𝐧𝐢𝐬𝐡 𝐋𝐢𝐟𝐞𝐞*
Fantasy"Are curses really real? Isn't that one of the myths that are believed by many people even though it is just a myth?" Pertanyaan yang dulunya dianggap sebagai bualan belaka dan diremehkan oleh nya kini menjadi bumerang untuknya. Bagaimana tidak? Je...