.
.
.
.
."Jeno, kamu niat nikah gak sih?" Yang punya nama melengos begitu saja ke kasur, menghiraukan teriakan sang mama yang memaksanya bangun pagi-pagi buta.
"Nikahnya nanti aja napa, kayak penting amat? orang Jeno masih ngantuk banget" ujar gadis itu setengah ngelindur, matanya bahkan masih tertutup rapat.
"Mama ngak mau main kasar Jen, kamu ini asetnya papa. Kalo mama marahin kamu di hari bagus kayak begini kan gak baik" Kaia berusaha sabar, membujuk bayi samoyed yang doyan tidur ngak bakal mudah.
"Jeno manusia mama, bukan barang yang dijadiin aset" balas Jeno setengah mendesah, bergelung dibalik selimut tebal ditengah suhu ruangan yang disettel cukup dingin.
"Semuanya udah pada siap siap, anak ku sayang. Masa pemeran utamanya gak mau muncul, tampil cantik didepan banyak orang?"
"Kalau begitu Jeno mau nikah sama kasur aja, ngak nyangka kasur Mark lebih enak dibanding kasur aku di rumah. Uang emang gak pernah bohong" Jeno berdecak, terus membalas mamanya dengan mata yang tertutup.
"Ya Tuhan, bisa gila aku lama-lama" Kaia meremat jam tangan nya kasar, memperhatikan dentingan waktu yang terus berjalan, namun anaknya tetap bersikeras ngebo.
Tiba-tiba pundaknya disentuh oleh seseorang, Kaia memiringkan tubuhnya ke arah pintu dan melihat Mark masuk ke kamarnya dengan pandangan dingin yang tidak bisa diartikan.
"Dalam hitungan ke tiga, kamu ngak bangun, kita batal nikah" Mata Jeno membulat sempurna mendengar ancaman Mark yang gak main-main, dengan rasa malas Jeno akhirnya keluar dari balik selimut dan menampilkan wajah cemberutnya.
"Gak boleh begitu loh sir, bohong dosa kan? Sir sendiri udah janji bakal nikahin saya, masa sir narik balik kata-kata sir sendiri. Katanya sir Mark cowok sejati" Jeno membalas sembari mencebikan bibirnya, mengundang kekehan halus dari Mark.
"Kamu sendiri milih buat nikah sama kasur ya, saya denger semua ucapan kamu" Mark membela diri, namun tetap mendekati Jeno yang masih tampak mengantuk parah.
"Saya kan ngantuk sir, liat kantong mata saya! Ini semua juga gara-gara sir ganggu tidur saya semaleman" Dumel Jeno tak terima.
"Ngapain kalian semalem?" Sekarang Kaia yang menatap horor kearah keduanya. Suara Kaia yang terdengar shock membuat Jeno nyaris tertawa kencang.
"Ahahaa mama serius banget, pasti pikiran nya kotor" Gadis itu meredam tawanya, disebelahnya Mark pun ikut tergelak dalam tawa.
"Maaf tante, kita semalem ngak ngelakuin hal buruk kok. Cuman sekedar main-main aja, kalau begitu saya bawa Jenica mandi ya" Mark menggendong Jeno kearah kamar mandi kamarnya, meninggalkan Kaia yang kebingungan dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐬𝐡𝐭𝐨𝐧𝐢𝐬𝐡 𝐋𝐢𝐟𝐞𝐞*
Фэнтези"Are curses really real? Isn't that one of the myths that are believed by many people even though it is just a myth?" Pertanyaan yang dulunya dianggap sebagai bualan belaka dan diremehkan oleh nya kini menjadi bumerang untuknya. Bagaimana tidak? Je...