.
.
.
.
."Mulai sekarang nama kamu Jenica Orzora Angelique Histro" Sebastian berkata dengan suaranya yang kelewat tenang, sembari menatap lurus kearah anak sulungnya.
Dengan tatapan tajam khas nya, yang seakan akan ingin menenggelamkan Jeno hidup-hidup.
"Kamu bukan lagi Jevino Zefferey Histro yang dahulu, tidak ada lagi putra keluarga sulung keluarga Histro yang pembangkang dan pembuat onar. Karena jevino yang dulu sudah mati dan tidak akan kembali lagi."
"Jenica Orzora Angelique adalah dirimu, seorang gadis penurut yang anggun dan cantik. Putri keluarga Histro yang baru, seorang yang akan membawa keluarga Histro menuju puncak kesuksesan. Ingatlah bahwa kau adalah putri kembar dari Jevino yang sebelumnya dikabarkan mati. Sisi lain dari dirimu yang baru kini telah hidup, dan menggantikan Jevino yang harus terkubur"
Sembari mengeluarkan sebuah kartu dari laci meja nya, sebuah kartu identitas dengan berbagai macam hal sejenis nya terpampang rapi di hadapan Jeno.
Tatapan laki-laki paruh baya itu tidak sama sekali lepas dari sang putri, namun sayangnya tidak berhasil membuat Jeno mengubah ekspresi wajah datarnya, putri sulung keluarga Histro tetap saja mempertahankan wajah temboknya tanpa kenal takut.
Jeno meremat erat jari-jari nya, matanya kini sudah bergerilya kesana kemari tanpa mau bersitatap dengan manik kelam sang ayah. Ia tidak takut dengan ayahnya, namun jeno tidak menyukai manik kelam sebastian yang selalu membuatnya tenggelam dalam rasa nyaman dan kesakitan.
Pertanyaan nya, bolehkan jika ia membenci ayahnya?
Ayahnya saja sudah begitu tega menghapus semua jejak tentang keberadaan dirinya, dengan tidak lagi mengakui keberadaan Jevino yang sangat ingin sebastian kubur dalam dalam.
Sebastian begitu berambisi membuat dirinya sebagai tumbal, hanya untuk menyematkan perusahaan nya yang sudah hampir ambruk tidak terselamatkan tanpa memikirkan seberapa hancur perasaan sang anak.
"Jevino Zefferey Histro"
Ia tersenyum gentir, mengingat nama itu ngak lagi tersemat di dirinya sekarang. Sudah dibuang jauh jauh dari hidupnya, dan tidak lagi menjadi bagian dari separuh jiwanya. Karena mama dan papa laknat nya udah 'meresmikan' sebuah nama baru yang sangat asing baginya.
'Sebuah nama yang indah memang, namun nama itu adalah nama untuk seorang gadis'
"Papa serius ngelakuin ini demi kamu, biar kamu hidup bahagia tanpa kesulitan. Biar cita-cita kamu buat hidup sukses dan nikah tanpa harus capek capek kerja terwujud" ujarnya serius. Ayah dua anak ini memang tidak main-main dengan perkataan nya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐬𝐡𝐭𝐨𝐧𝐢𝐬𝐡 𝐋𝐢𝐟𝐞𝐞*
Fantasy"Are curses really real? Isn't that one of the myths that are believed by many people even though it is just a myth?" Pertanyaan yang dulunya dianggap sebagai bualan belaka dan diremehkan oleh nya kini menjadi bumerang untuknya. Bagaimana tidak? Je...