*𝓢𝓮𝓿𝓮𝓷𝓽𝓮𝓮𝓷𝓽𝓱

835 122 53
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



.
.
.
.
.
.



Renjun, pria keturunan Tionghoa bermarga Huang ini adalah ketua OSIS di Volcano Senior High School, sekaligus ketua kelas XI IPS 2. Musuh bebuyutan 'Jevino' yang hobinya menyebutkan satu per satu alasan anak sulung Mama Kaia itu masuk ke ruang BK.



Ya dia adalah laki-laki yang sama dengan Renjun yang sekarang menarik tangan kanan nya, membawanya menuju kelas dengan tergesa tanpa memikirkan beban buku yang tengah ia bawa.



"ikut gue"



Jeno yang dalam keadaan setengah sadar pun mengiyakan saja, dibandingkan harus tertekan, harus terjebak di situasi canggung bersama dengan Haechan, si playboy cap kadal yang populasinya memang harus dimusnahkan dari muka bumi.



"Lu kembaran Jevino kan? Gua harap sih sifat lu beda jauh sama dia, karena kembaran lu itu gak ada bedanya sama bajingan" renjun berkata dengan santainya, memberikan  penekanan di konotasi akhir kalimat.



Laki-laki berambut hitam legam itu kemudian menghentikan langkahnya, begitu menyadari Jenica kesulitan mengimbangi langkah cepatnya dengan berpuluh-puluh buku di genggaman nya.



Sembari tersenyum tipis, ia memindahkan semua buku yang ada di lengan jenica ke lengan nya. Membiarkan jenica merasa lega setelah beban itu terangkat dari tubuhnya.



"M-makasih" ujar Jenica tulus, disertai senyuman manis yang berhasil membuat renjun terhenyak seketika.



"不客气"



"Maaf gua ngak ngerti bahasa mandarin" aku Jenica jujur, membuat si ketua osis yang berada di ambang pintu kelas tertawa lepas. Berhasil mengagetkan seisi kelas yang sudah sejak tadi berada di sana.



"No problem, ngomong-ngomong lu gak bawa tas ya?" Laki-laki itu menatap dirinya dari atas hingga bawah, dengan pandangan menelisik. Jeno yang tidak pernah ditatap seperti itu oleh laki-laki lain pun merasa malu seketika.



Namun perasaan lain menghampiri, sebuah perasaan cemburu yang seharusnya tidak boleh ada. Mengapa ia harus merasa iri diperlakukan se spesial ini oleh renjun dibanding Mark yang notabenenya adalah calon suaminya sendiri?.



"Kayaknya tas aku ketinggalan hehe" Jenica membalas sembari cengengesan, dalam hatinya kembali merutuki Mark yang menghancurkan hari pertama sekolahnya, membuat nya melupakan semua perintah jisung untuk menjadi anak yang baik dan alim.

𝐀𝐬𝐡𝐭𝐨𝐧𝐢𝐬𝐡 𝐋𝐢𝐟𝐞𝐞*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang