.
.
.
.
.
.Jeno pulang kerumah hari ini, setelah berhari-hari mendekam di rumah sakit. Akhirnya dia bisa pacaran seharian sama kasur kesayangan nya.
Ia melemparkan dirinya ke kasur dengan perasaan yang bersemi-semi, bagaikan seorang gadis yang bertemu kembali dengan lelaki pujaan nya setelah berabad-abad terpisahkan.
Gadis itu sudah hampir tertidur bila sebuah ketokan di pintu kamarnya tidak menganggu istirahat sorenya. Desahan pelan terdengar dari bibir tipis Jeno, merasa kesal dengan jadwal tidur sorenya yang harus pupus oleh sang adik.
"Kak Jen, mama suruh jangan tidur"
"Aaa bilang sama mama dong kalo kakak butuh rest ji, orang baru keluar dari rumah sakit masa gaboleh tidur" gerutu nya pelan. Tak lama tubuh tiang jisung terlihat dari balik pintu bercat putih, dengan setelan formal yang berhasil menarik atensi Jeno.
"Wah mau ngapel? Emang lu udah punya pacar?" Jisung memutar bola matanya malas begitu mendengar pertanyaan tidak berguna ala jeno, lihatlah wajah penuh selidik dengan satu alis yang sengaja dinaikan itu.
Remaja itu mendudukan dirinya di kaki ranjang, menatap wajah ayu sang kakak yang terlihat pucat. "Kak kok lu sekarang kepo banget sih? Lagian mana mungkin ada orang di hari Rabu kayak begini ngapel?" Rambut legam itu diusak tak beraturan oleh jisung, membuat si empu nya rambut mempoutkan bibirnya.
Si adik terkekeh, memang seharusnya jisung akui kakaknya memang cantik sebagai seorang gadis. Tetapi sifat menyebalkan seorang jeno memang sudah mendarah daging dan tidak akan pernah berubah. Rasanya gadis dihadapan nya itu memanglah seratus persen hasil jiplakan Mama Kaia.
"Ya kan gak salah kalo gua nanya"
"Kak lu cantik banget sumpah" Jeno merinding begitu mendengar pujian sang adik, lagipula sejak kapan adiknya yang lurus-lurus saja seperti triplek bisa melontarkan pujian padanya.
"Aaa Jisung mabok" jisung mendekat, membawa kakak satu-satu nya itu ke dalam sebuah rengkuhan hangat, menyelimuti wajah sang kakak di dada nya yang bidang.
"Kak, lu harus tau kalau gua tuh sayang banget sama lu. Habis ini kita bakal pisah tapi perpisahan itu bukan berarti kalau kita semua ngebuang lu kak, malah sebaliknya kita pengen lu punya kehidupan yang lebih bahagia daripada disini......"
"Kalau disini lu ngerasa enggak ada yang care sama lu, perduli sama lu tetapi nanti disana akan ada lebih banyak orang yang selalu ada disaat lu butuh pundak untuk bersandar"
Jisung berucap pelan, suaranya lirih seperti menahan tangis. "Apa-apaan bocah ini" dahi jeno mengkerut begitu mendengar ucapan aneh dari belah bibir Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐬𝐡𝐭𝐨𝐧𝐢𝐬𝐡 𝐋𝐢𝐟𝐞𝐞*
Fantasía"Are curses really real? Isn't that one of the myths that are believed by many people even though it is just a myth?" Pertanyaan yang dulunya dianggap sebagai bualan belaka dan diremehkan oleh nya kini menjadi bumerang untuknya. Bagaimana tidak? Je...