𝟬𝟱| 𝗙𝗼𝗹𝗹𝗼𝘄𝗶𝗻𝗴 𝗘𝘅𝗮𝗺𝗶𝗻𝗲𝗿

1.6K 260 0
                                    

Sudah 2 jam berlalu sejak ujian dimulai para peserta telah menempuh jarak sekitar 30 Km dari garis start tidak ada yang tahu sejauh mana jarak yang harus ditempuh mereka harus berlari mengikuti langkah sang penguji tanpa tahu tujuan yang pasti ini adalah perjalanan yang tak tahu kapan berakhirnya.

Banyak peserta yang sudah gugur sejak dimulainya ujian ini, kira dan kanan banyak peserta yang tumbang di sana, stamina mereka sepertinya tidak cukup lagi untuk berlari.

Dan ini sudah 2 jam lebih mereka berlari tapi belum menemukan titik terang sama sekali. Dan [Name] gadis itu sudah biasa berlari di kota meteor dulu, bahkan dirinya selalu memutari kota itu untuk menemukan barang-barang yang indah.

[Name] mempunyai satu kegemaran yaitu mengkoleksi barang-barang berkilau dan cantik saat di lihat oleh dirinya, [Name] sendiri juga tidak peduli jika barang itu adalah organ tubuh manusia sekali pun.

[Name] dan Killua sekarang sudah berpisah jujur di sekitar Killua kupingnya agak sakit, karena Killua yang terus menerus mengoceh tidak jelas.

'Aku tidak tahan mendengarnya.' Gadis bersuari hitam pun lebih memilih pergi darinya dan berlari sendiri, tapi ternyata tidak di depannya ada Kurapika.

Kurapika yang menyadari keberadan [Name] pun menoleh kebelakang. "[Name] kau kemana saja?"

[Name] mensejajarkan larinya dengan Kurapika. "Aku pergi memeriksa terowongan ini tadi." Kurapika pun mengangguk paham, dan keheningan menyelimuti mereka berdua.

Kurapika yang mempunyai sebuah pertanyaan di hatinya pun angkat biacara daripada berdiam terus. "Hei [Name] ... apa kau benar membunuh para peserta di ujian sebelumnya?"

Pertanyaan yang aneh menurut [Name] keluar dari mulut Kurapika, dan [Name] pun meliriknya dari ujung matanya. "Iya. Apa kau takut pada ku Kurapika-kun?"

"Kenapa kau membunuh peserta-peserta itu?" Kurapika tidak menjawab, melainkan melempar pertanyaan pada [Name]. "Aku hanya kesal pada mereka yang ..." [Name] menjeda kalimatnya sembari manatap ke arah lain. "Menganggu ketenangan ku, membuat ku hilang kendali dan membunuh mereka."

"Apa kau takut pada Kurapika-kun?" Kurapika menggelengkan kepalanya. "Reaksimu di luar ekspetasi ku ... kira kau akan takut dan menjauhi ku karena aku berbahaya dan bisa saja membunuh mu di saat-saat tertentu."

"Menurut ku kau tidak akan melakukan itu." Kurapika memberi [Name] sebuah senyum yang menurut [Name] sangat manis. "Bagaimana kau tahu? Bisa sajakan itu diluar ekspetasi mu."

Kurapika mengangkat bahunya acuh. "Lalu kenapa kau mengikuti ujian Hunter ini?"

"Alasan ku singkat saja, aku hanya ingin mendapatkan lisensi Hunter dan membuat guru ku senang."

"Guru?"

"Aku mempunyai seorang guru yang mengajari ku banyak hal, setelah dia tahu aku gagal dalam ujian ini dan lebih buruknya aku gagal karena membunuh banyak peserta, ya dan dia kecewa ... aku hanya ... ee."

"Kau ingin memperbaiki hubungan mu dengan guru mu? Seperti itu?"

"Bisa di bilang seperti itu juga sih, aku jarang berkomunikasi dengannya akhir-akhirnya, dan aku agak sedikit canggung jika berkunjung entah mengapa."

"Apa kejadian itu sudah lama?"

"Kalau tidak salah itu 4 tahun yang lalu." [Name] mengangkat bahunya acuh. "Mungkin aku akan menebusnya di sini ... ya hanya itu."

Di belakang mereka terlihat Leorio yang terengah-engah tapi juga semangat. Kurapika dan [Name] melirik kearah Leorio.

"Leorio, apa kau baik-baik saja?"

𝓶𝔂𝓼𝓽𝓮𝓻𝓲𝓸𝓾𝓼 𝓰𝓲𝓻𝓵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang