Chapter 2

143 32 2
                                    

"If your life is fake, don't try to look miserable. Because your weakness will be a weapon for others to take you down"

***

Eunbi menuju apartemen mewahnya yang terletak di daerah Distrik Gangnam. Seperti kata sempurna yang selalu melekat dalam diri Eunbi, keluarganya merupakan keluarga yang terpandang. Ayahnya adalah pemilik perusahaan Industri Teknologi Electronik Digital ketiga terbesar di Korea Selatan. Tidak heran jika saat ini Eunbi memiliki apartemen di kawasan Gangnam yang terkenal dengan harganya yang fantastis. Meskipun begitu, Eunbi mendapatkan apartemen ini murni dengan uangnya sendiri. Ia telah diajarkan untuk berbisnis sejak bangku sekolah. Ia bahkan memiliki saham di perusahaan ayahnya dengan jumlah yang tidak sedikit. Banyak orang yang mengatakan kehidupan mewah Eunbi tidak jauh-jauh dari hasil nepotisme ayahnya. Memang benar, bagi Eunbi dunia memang selucu itu. Siapa yang dilahirkan di keluarga kerajaan tidak akan jauh-jauh dari menjadi seorang putri. Ia tidak pernah menampik rumor yang selalu ia dapatkan tentang siapa dia dan siapa ayahnya. Semuanya memang berasal dari kekuasaan ayahnya sehingga ia bisa mendapatkan semuanya.
Eunbi merupakan mahasiswa dengan segudang bakat juga. Salah satu yang paling membanggakan adalah kemenangannya dalam festival designer korea hingga ia mendapatkan tiket ke acara fashion bergengsi Seoul Fashion Week satu tahun yang lalu. Hal itu berpengaruh besar bagi kefamousan yang Eunbi dapatkan saat ini. Mungkin beberapa orang mengatakan keberhasilan yang Eunbi miliki tidak jauh dari pengaruh besar yang ayahnya miliki. Namun, entah karena nepotisme atau apapun itu Eunbi tak perduli. Baginya, selama itu masih menguntungkan, ia akan senang. Hukum alam memang memaksa siapa yang kuat yang akan menang.

"Eunbi, kau terlambat 30 menit," ucap seorang gadis ketika Eunbi baru saja masuk ke apartemennya. Ia lantas mengecek jam tangan, kemudian membelalakan matanya terkejut. Ia memang terlambat 30 menit sesuai dengan jam pulang yang dijanjikan. Ia harus bersiap untuk menghadiri acara makan malam.

"Aku akan mandi 5 menit. Bisa minta bantuan untuk menyiapkan gaunku? Pilih saja yang kamu suka, Hyewon-ah," pinta Eunbi berlari ke arah kamar mandi.

"Chaeyeon mengirimkan kotak untukmu. Sepertinya itu gaun. Ada note di atas kotaknya yang bertuliskan 'pakai ini'," kata Hyewon berteriak dari arah dapur, membuat Eunbi melongokan kepala dari balik pintu kamar mandi. Ia mengedarkan pandangannya di seluruh sudut kamarnya dan menemukan kotak persegi berukuran besar yang tergeletak di atas kasur.

"Baiklah," katanya membenarkan.

***

"Sial!" ucap Eunbi setelah gaun itu terpasang di tubuhnya.
"Dia memiliki selera fashion yang buruk," ujar Hyewon menanggapi pakaian Eunbi. Ia memandangnya dengan takjub, megingat seperti apa acara makan malam yang akan Eunbi hadiri.

"Ini bukan hanya masalah fashion yang buruk, Hyewon. Tapi dia memang bodoh," tambah Eunbi memberikan sumpah serapah. Gaun putih selutut dengan belahan dada yang rendah hanya ada helaian kain di bagian pundaknya, bagian atas dadanya sangat banyak terekspos.

Eunbi tertawa melihat dirinya sendiri di balik cermin. Ia tidak mengira akan memiliki kekasih sebodoh Chaeyeon. Chaeyeon boleh saja menyukai hal seperti ini, tapi bukan dengan menerapkannya pada acara makan malam keluarga mereka berdua yang akan Eunbi hadiri. Sangat bodoh bagi Eunbi, kecuali jika Chaeyeon berniat membatalkan rencana pernikahan mereka.

"Itu memang terlalu mewah untuk acara sederhana." Hyewon tertawa mendengar perkataannya sendiri. Pakaian itu memang terlihat mewah dikenakan Eunbi, terlihat sangat cantik dengan proporsi tubuhnya yang lumayan tinggi. Namun pakaian itu memiliki makna sendiri bagi Eunbi dan Hyewon, yaitu kebodohan lelaki yang mengirimkannya.

I Like You As Soon As I Hated YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang