"Musuh terbesar seseorang adalah dirinya sendiri. Jika kau kalah, maka kau bukanlah dirimu lagi."
***Mr. Sungwoon mengurut garis alisnya dengan sedikit frustasi. Exy yang duduk menunduk di hadapannya hanya diam tak mau angkat bicara. Mr. Sungwoon juga sebenarnya tidak mau merusak suasana di hari yang meriah ini. Tapi apa yang dilakukan Exy jelas tak bisa dibiarkan. Gadis itu telah berbuat diluar kesepakatan dan aturan yang mereka susun sendiri, membuat Mr.Sungwoon kecewa padanya karena kepercayaan yang telah ia berikan harus diruntuhkan secepat ini.
"Sekarang apa yang akan kau lakukan? Kau sudah terlanjur memasukkan namamu di website lelang. Kita juga tidak bisa menariknya. Menariknya dari daftar hanya akan membuat rumor yang buruk tentang dirimu, Exy," kata Mr.Sungwoon.
"Sebenarnya aku menjadikanmu sebagai focus designer center bukan dengan tujuan yang akan berakhir seperti ini. Kau seharusnya memiliki perhatian khusus di dalam acara ini, Exy-ah. Tapi lihat sekarang? Kau sendiri yang mengacaukannya," ucap Mr. Sungwoon lagi. Ia menatap Exy yang terus menunduk mendengarkan.
"Kau tidak mau menjawab?" Tanyanya, Exy justru semakin menundukkan kepalanya. Sejujurnya ia juga bingung dan tidak tahu lagi harus melakukan apa. Ia pikir semua akan berjalan sesuai ekspektasinya. Ia ingin membuktikan kepada semua orang jika karyanya bisa mendapatkan banyak perhatian jika langsung dihadapkan dengan masyarakat secara online. Namun, ternyata ia salah. Exy tertampar kenyataan yang menegaskan bahwa ia memang tidak lebih baik dari Eunbi. Gadis itu benar-benar memiliki bakat yang sulit dilampaui melihat kini Eunbilah yang berada di daftar pertama pemenang lelang.
Miliknya bahkan jauh berada di bawahnya. Hal ini sebenarnya cukup melukai harga dirinya karena ia merupakan focus designer center.
"Maafkan aku," ucap Exy lirih. Hanya itu yang dapat Exy katakan kepada Mr.Sungwoon. Setidaknya ia kini menyadari kesalahannya. Exy tahu ia membuat kesalahan besar tanpa berpikir panjang dan berakhir dengan kekacauan. Mr. Sungwoon hanya bisa menghela napasnya. Semua sudah terjadi. Memarahi Exy hanya akan membuat gadis itu lebih terbebani.
"Exy-ah. Obsesi yang berlebihan hanya akan menciptakan kerugian untukmu sendiri. Kau harus belajar dari sini," kata Mr.Sungwoon menepuk pundak Exy pelan.
Gadis itu menundukkan badannya lalu pergi dari ruangan Mr. sungwoon. Mata Exy berkaca-kaca dan akhirnya mengalir ketika ia keluar setelah beberapa waktu ia tahan. Exy sedikit berlari ke arah pintu tangga darurat, menutup pintu itu dengan keras dan menyandarkan punggungnya di sana. Ia mencoba menghilang dari kerumunan karena ia tidak ingin ada orang lain yang akan melihat air matanya mengalir. Exy meluruh, Ia kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak bisa mencapai hal selama ini ia inginkan, bahkan ketika telah berbuat curang sekalipun.
Ia memang bodoh sampai tidak berpikir panjang bahwa apa yang ia lakukan justru hanya akan membuat dirinya dirugikan seperti ini. Harus berapa kali lagi bagi Exy untuk memperjuangkan ini semua.
Semakin lama ia semakin lelah dengan semua kegagalan yang selalu menghampirinya.
Sesaat ponselnya berdering, Exy dengan gugup menghapus air matanya, takut jika seseorang yang berada di seberang telepon akan memergokinya tengah menangis. Bahkan seumur hidupnya, ia tak pernah menangis di hadapan orang lain. Maka ia harus terus menyembunyikan tangisannya seperti ini.
"Hallo?" jawab Exy setelah menyambungkan teleponnya.
"Kau dimana? Acara sebentar lagi dimulai!" ucap Wendy dari seberang telepon. Ia terdengar kesal, mungkin karena Exy belum menampakkan batang hidungnya disaat acara akan segera dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like You As Soon As I Hated You
FanfictionWhen winter freezes the oceans, the girl came with warmth in her arms.When summer comes to drop the leaves, the girl came with coolness to the rays of her eyes. But strangely enough, she was created to be an enemy. Notes: ➜ This is a work of fictio...