"Masa depan adalah ujung tali yang terhubung dengan ujung tali lainnya. Masa lalu."
***
Rasanya tidak masuk akal, jika Eunbi masih saja mual menelan makanan memasuki bulan ke dua kehamilannya. Karena semua itu, bukannya ia semakin gemuk, justru wajahnya semakin terlihat tirus. Satu-satunya yang berubah pada dirinya hanya di area perutnya yang terlihat bertambah buncit.
Pagi ini merupakan suatu hal yang aneh bagi Eunbi. Ia merasa asing duduk berhadapan dengan Sakura di pantri dapur ketika hari masih sepagi ini. Meski dengan sedikit paksaan, Eunbi melakukannya. Ia penasaran dengan apa yang dikatakan Sakura bahwa rasa mualnya bisa hilang jika mereka makan bersama. Bagi Eunbi, itu semua tidak masuk akal meski ia sendiri tahu akan ada suatu kondisi dimana kehamilan seorang wanita akan menciptakan insting yang kuat dengan ayah dari anaknya.
Tapi Eunbi tidak pernah berpikir presentase tersebut akan ia alami dalam dirinya sendiri. Namun nyatanya Eunbi tidak bisa menyangkalnya kala ia benar-benar bisa menelan sampai lima sendok nasi ke dalam mulutnya tanpa mengeluarkannya lagi seperti sebelum-sebelumnya.
Eunbi melirik Sakura yang masih menunggunya bereaksi, kemudian lelaki itu memilih sibuk dengan makanannya ketika ia yakin Eunbi benar-benar bisa makan.
Tidak ada yang salah, mereka hanya makan bersama, mencoba bersikap normal karena tidak mungkin Sakura membiarkan Eunbi membahayakan kandungannya. Meski terasa aneh, setidaknya Sakura bukanlah lelaki yang sekejam itu untuk melukai janin yang sudah terlanjur tumbuh dalam rahim Eunbi.
Masalahnya, seperti wanita lain di dunia ini, seperti mahluk lain yang diciptakan memiliki hati dan logika, kini Eunbi justru merasa lebih sengsara. Sengsara karena perasaan lain yang tidak ingin ia definisikan, tiba-tiba menyelinap dalam hatinya.
Wajah lelaki di hadapannya seperti bukan lelaki yang selama ini selalu bersikap kejam kepadanya. Sakura belum pulih benar sejak ia overdosis obat tidur. Wajah lelaki itu masih tak berwarna, pucat, tak ada sinar yang membuatnya terlihat mengintimidasi seperti sebelum-sebelumnya. Namun dibalik itu, Eunbi justru merasa aman dan nyaman. Lelaki itu terlihat seperti seorang anak lelaki yang memiliki banyak ketakutan dan kekhawatiran. Raut tenangnya bagaikan sebuah kepolosan yang bercampur dengan rasa sedih dan sesal yang begitu dalam. Eunbi tak mengerti apa, namun ia bisa melihat bagaimana kepribadian Sakura yang sesungguhnya terlepas dari semua kejahatan yang telah ia lakukan.
"Apa kau... memang menginginkan bayi ini?"Sakura mengangkat pandangannya dan menatap Eunbi datar. Gadis itu tiba-tiba menanyakan hal yang sebenarnya tidak pernah ia pikirkan. Apa ia benar-benar siap memiliki anak?
"Kau tidak menginginkannya?" bukannya menjawab, Sakura malah balik bertanya. Ia selalu mengalihkan pertanyaan seperti itu setiap tak memiliki jawaban dengan apa yang telah ditanyakan.
"Jika aku menginginkannya, apa yang akan kau lakukan ? Jika tidak, apa yang akan terjadi?" tanya Eunbi lagi pelan. Entah mengapa ia sedikit takut jika Sakura akan marah dengan pertanyaan yang telah ia lontarkan.
"Hari ini aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu, sebenarnya apa yang ingin kau tanyakan?" Sakura menyahuti dengan sedikit kesal, meski ia akhirnya meneruskan makannya tanpa menatap Eunbi lagi. Wajah lelaki itu masih sangat pucat, juga ia terlihat tak memiliki nafsu makan.
"Aku masih ingin meneruskan karierku. Aku bahkan belum mulai sama sekali. Tapi aku ingin melakukannya lagi. Jika kau menginginkan bayinya kau bisa membawanya setelah ia lahir-
-setelah itu kita bercerai," ucap Eunbi sambil meremas sumpit yang masih dalam genggamannya. Iris matanya bahkan tak menatap Sakura sama sekali.Sementar Sakura kini menghentikan aktivitas makannya karena sedikit terkejut dengan apa yang telah Eunbi katakan. Memang benar, pernikahan mereka tidak jelas asal usulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like You As Soon As I Hated You
FanfictionWhen winter freezes the oceans, the girl came with warmth in her arms.When summer comes to drop the leaves, the girl came with coolness to the rays of her eyes. But strangely enough, she was created to be an enemy. Notes: ➜ This is a work of fictio...