"Kau tak akan bisa menyalakan api tanpa takut terbakar rasa panasnya."
***
Suasana di ruangan studio milik Yena terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing setiap orang yang berseliweran ke sana kemari menata ruangan pemotretan. Di sebuah ruangan lain, dua orang wanita juga terlihat serius menata make up seorang gadis yang tengah memandang pantulan dirinya sendiri di depan cermin.
Ia tak terlihat berbeda dari biasanya, tapi jauh lebih berkarisma dengan make up tegas yang menghiasi wajahnya. Polesan lipstick berwarna merah terang akhirnya menjadi penutup setelah satu jam merias Eunbi. Gadis itu berdiri, seseorang membawakannya blazer berwarna coklat. Seperti kesepakatan, beberapa pakaian yang ia kenakan untuk pemotretan 1st look megazine Korea harus brand miliknya sendiri. Ia sendiri yang merancangnya dan menjadi modelnya.
Di ruangan lainnya, Wonyoung terus berdecak sebal dengan semua hal yang ia dapati. Bahkan kini ia merasa jengkel dan kehilangan minat untuk membantu Yujin memeriksa semua berkas yang tergeletak mengenaskan di atas meja. Gadis itu hanya menyandarkan dagunya di atas tangannya yang ia sanggahkan di atas meja sambil terus memandang Yujin yang terlihat sibuk sendiri.
"Kau mau terus seperti itu? Tidak usah banyak berpikir dan cepat periksa ini!" pinta Yujin mulai kehilangan kesabaran karena kehadiran Wonyoung yang tak membantu sama sekali.
"Memangnya Oppa tidak tersinggung? Mereka mengirim karyawan sebanyak itu untuk membantu kita? Huh! Make over, penata rambut, penata busana, sampai setting lighting! Kenapa tidak mengambil alih semuanya saja! Mereka sudah mengirim prosedur, tema, gaya, kostum! Kenapa tidak fotografer dan editornya sekalian?" kata Wonyoung menggebu-gebu.
"Kecilkan suaramu!" bisik Yujin memperingatkan.
"Memangnya mereka bisa bahasa Korea? Lagipula ini ruangan kedap suara," ucap Wonyoung lagi dengan nada jengkel.
"Kita bersyukur saja. Pekerjaan kita berkurang banyak. Jangan terlalu banyak protes. Cepat selesaikan ini sebelum Yena dan Sakura datang," kata Yujin menepuk kepala Wonyoung dengan gulungan kertas di genggaman tangannya. Tepat setelah Yujin mengatakan itu, pintu ruangan terbuka. Sakura datang setelah menghadiri pertemuan mendadak bersama Yena di daerah Itaewon. Kepergian mereka mengharuskan pemotretan ini akhirnya terlambat dua jam.
"Kenapa harus aku lagi yang memotret? Kita sudah punya fotographer tetap," ucap Sakura mulai melepaskan jas dan kemeja yang ia kenakan. Ia menggantinya dengan kaos pendek berwarna hitam agar terasa lebih nyaman. Sakura memang sudah berkali-kali protes akan hal ini mengingat kini ia sedikit sibuk dan tidak memiliki waktu seluang itu hanya untuk melakukan pemotretan yang bahkan bisa dengan mudah dilakukan orang lain.
"Kau tahu sendiri Takahashi Juri seperti apa. Juri hanya mempercayaimu sebagai orang yang bisa bekerja. Kau tahu? Yang lain bahkan sama sekali tidak mendapatkan job apapun. Orang-orang kita menganggur. Aku-"
"Ap- apa ini?!" kejut Yujin memotong ucapan Wonyoung. Sementara Wonyoung hanya bisa berdecak kesal memandang Yujin jengkel, meski setelahnya ia menjadi penasaran apa yang membuat lelaki itu begitu terkejut.Yujin sedikit melotot ke arah Sakura dan Wonyoung yang masih menunggunya berkata sesuatu, namun ia masih mempertahankan wajah dramatisnya, membuat Wonyoung sedikit kesal. Ia lalu merebut tablet yang menjadi sumber keanehan wajah Yujin. Sesaat setelah Wonyoung melihatnya, ia ikut melebarkan matanya terkejut.
"Apa ini?! Memangnya kita mau membuat photo porno?!!" Teriak Wonyoung sambil menunjukkan gambar busana dalam layar kepada Sakura. Sepasang Lingerie yang ditambahkan blazer panjang sampai mata kaki.
Sakura mengambil tablet yang ditunjukkan Wonyoung dan ikut terkejut pula menatapnya. Juri memang gila. Sakura benar-benar paham bagaimana wanita itu memiliki sikap yang blak-blakan dan tak takut kepada apapun dan siapapun, tapi berani-beraninya ia memancing Sakura dengan lelucon seperti ini. Tidak lucu sama sekali. Tidak mungkin 1st looke megazine akan mengeluarkan cover sevulgar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like You As Soon As I Hated You
FanficWhen winter freezes the oceans, the girl came with warmth in her arms.When summer comes to drop the leaves, the girl came with coolness to the rays of her eyes. But strangely enough, she was created to be an enemy. Notes: ➜ This is a work of fictio...