"Man sometimes makes a big hole in the heart of his neighbor that cannot be intact as usual."
***
Minju meneguk bir di dalam gelas berukuran besar sampai gelas itu kosong tanpa sisa. Wajahnya mengkerut merasakan hawa panas membakar tenggorokannya. Ia sangat jarang meminum minuman beralkohol meskipun ia bekerja di bar. Hanya saja, kali ini ia merasa sangat hampa. Minju berharap satu gelas yang baru saja ditawarkan Daehwi kepadanya akan membuat semua rasa tidak menentu yang mengendap dalam dirinya akan hilang.
Minju sesungguhnya tidak ingin kehilangan Sakura, Lelaki itulah yang membawa setidaknya sedikit kebahagiaan dalam hidupnya yang berat. Sakura selalu ada untuknya, membantunya berdiri di saat ia terjatuh. Menyembuhkan lukanya jika ia tersakiti. Menawarkan hati dan perasaanya untuk memberikan masa depan.
Tapi Minju tidak bisa membalas apa-apa kepada Sakura, pun memang benar bahwa ia kesulitan. Minju kesulitan untuk memahami keinginan Sakura karena dunia mereka seperti laut dan daratan, ia tidak akan bisa bernapas jika harus masuk ke dalam salah satunya.
Tidak seperti apa yang ia bayangkan sebelumnya. Ternyata melepas Sakura akan meninggalkan rasa sesak dalam hati. Ia tidak menyangka akan sehampa ini melihat Sakura tersakiti karena dirinya. Sungguh perasaannya teramat tidak mudah.
Disaat bersamaan ia juga sangat membenci lelaki itu, kenyataan bahwa keegoisan Sakura terlampau tinggi. Apalagi hari-harinya yang sudah datar harus diperburuk dengan segala macam ulah Chaewon yang disebabkan oleh Sakura juga.
Minju ingin melepas lelaki itu, bahkan jika harus sesakit ini.Karena jujur, ia sudah jatuh ke dalam atensi Sakura. Ia sudah memberikan seluruh hatinya kepada lelaki itu tanpa sisa. Perasaan Minju tanpa disadari sudah sangat dalam. Hingga kini Minju dapat merasakan rasa perihnya sebuah hati yang patah.
Minju menatap datar lelaki di hadapannya tanpa minat. "Kau sudah terlalu mabuk," kata Minju kepada Daehwi yang tengah menelungkupkan wajahnya di antara lengan yang ia lipat di atas meja.Daehwi mengangkat kepalanya sambil menyiutkan mata karena pandangannya tak jelas. Ia kemudian terseyum dan menggeleng pelan.
"Aku tidak mabuk."
Daehwi kembali menuang botol bir ke dalam gelas kecil, namun Minju menahannya. "Kau sudah terlalu mabuk, Daehwi-ssi," kata Minju mengulang apa yang sudah ia ucapkan.
"Sejak kapan seorang pelayan bar berani melarang pengunjungnya untuk meminum bir?" Minju tak peduli, ia tetap menyingkirkan botol bir itu dari hadapan Daehwi. Daehwi tertawa. "Jika bukan karena aku menyukaimu, kau mungkin tidak akan berani melakukannya," ucap Daehwi.
Minju hanya diam, seperti sejak beberapa waktu lalu ketika Daehwi terus-terusan mengomel karena ia terus-terusan bertemu dengan Sakura, ia hanya harus membiarkan saja lelaki itu mengatakan apa yang ingin ia katakan. Daehwi tidak akan ingat apa-apa ketika ia sudah sadar, karena sesungguhnya Daehwi tidak terlalu kuat dengan alkohol.
"Jika aku tidak mencintaimu sampai seperti ini, mungkin aku sudah menyetujui tawaran Chaewon untuk memisahkanmu dengan Sakura secara paksa," tambah Daehwi dengan suara pelan.
Meski pelan, Minju mampu mendengarnya. Karena setelah itu ia menatap Daehwi menuntut penjelasan. "Tawaran Chaewon?" Tanya Minju tak mengerti.
Daehwi menatap Minju dengan nanar. "Dia memberikan tawaran agar aku menghamilimu."
Minju melebarkan matanya mendengar apa yang dikatakan Daehwi. Ia sangat tidak menyangka Chaewon akan melakukan hal sebejat itu hanya karena lelaki. Bagaimana mungkin? Seharusnya Chaewon mengerti bagaimana rasanya di posisi sebagai perempuan. Melakukan hal sekeji itu sama busuknya dengan kriminal. Minju mendenguskan napasnya. Kini ia mengerti bahwa Chaewon bukan manusia lagi, ia benar-benar tak memiliki hati dan perasaan sebagai manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like You As Soon As I Hated You
FanfictionWhen winter freezes the oceans, the girl came with warmth in her arms.When summer comes to drop the leaves, the girl came with coolness to the rays of her eyes. But strangely enough, she was created to be an enemy. Notes: ➜ This is a work of fictio...