"Lest become an Enemy in the ours destiny."
***
Hening di antara Eunbi dan Sakura masih berlangsung sejak keempat orang tua mereka pergi dari restauran. Suasana restauran elit itu memang cukup sepi dan tenang, restaurant yang hanya dikunjungi oleh orang-orang dari kalangan atas. Sekelas dengan Eunbi dan Sakura yang kini tengah memakai dress mewah berwarna ungu serta jas casual yang melekat pada tubuhnya.
Jika biasanya rencana pernikahan Eunbi dan Chaeyeon selalu dibicarakan di antara rumah mereka, maka Sakura meminta mereka agar membicarakan ini di tempat seperti ini, karena menurutnya pernikahan bisnis semacam ini harus menggunakan cara bisnis pula.
"Kita anggap saja pernikahaan ini sebagai hubungan mutualisme. Aku bisa membantumu mengembalikan eksistensimu dan menjadikanmu sebagai designer yang diakui, dan aku hanya memanfaatkan peresmian pernikahaan kita saja. Tidak lebih, " kata Sakura mencoba memberikan tawaran.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan dari pernikahaan ini?" tanya Eunbi menatap tajam Sakura. Bagaimana bisa lelaki itu membuat lelucon dalam kehidupannya sementara ia telah menghancurkan orang lain.
"Tujuanku tidak ada bedanya dengan tujuan Chaeyeon menikahimu. Hanya saja, ia kini tidak mendapatkan apa-apa kan?" ucap Sakura mengangkat sebelah alisnya mencoba memberikan pemahaman kepada Eunbi.
"Chaeyeon?" tanya Eunbi berkerut.
"Jadi semua ini memiliki hubungan dengannya?" tanya Eunbi lagi tak percaya, lalu ia tertawa sinis. Chaeyeon ada dalam daftar pertama orang yang ia benci di dunia ini. Lelaki itu selalu membuat hidupnya serba tidak mudah. Bahkan ketika ia telah melepaskannya pun tetap meninggalkan kesulitan.
"Bagaimana jika aku menolak pernikahan ini?" kata Eunbi akhirnya setelah beberapa saat mereka terdiam karena pikiran masing-masing. Sejujurnya Eunbi merasa tak nyaman berada dalam waktu yang lama di sekitar lelaki itu.
"Aku pikir kau tidak akan bisa menolaknya," kata Sakura mengangkat alisnya, membuat Eunbi tertawa sinis.
"Kau pikir aku tidak bisa?" ucap Eunbi mencoba melawan rasa takutnya. Entah kenapa ia seperti ketakutan menghadapi Sakura. Ingatan itu begitu kuat hingga membuat dirinya merasa tak mudah.
"Memangnya apa yang bisa kau lakukan?" kata Sakura menanggapi.
"Tentu aku tidak bisa melakukan apa-apa dengan segala dampak kekejian yang kau lakukan. Tapi mungkin setidaknya aku bisa... Menggugurkan kandungan ini," jawab Eunbi pelan. Ia begitu marah terhadap kenyataan yang harus ia terima hingga sulit untuk berpikir panjang hingga mengatakan semua itu dengan mudah.
Sakura yang mendengar Eunbi mengatakan hal itu membuatnya terkejut. Ia tidak menyangka Eunbi akan sekejam itu di umurnya yang sudah matang. Sakura mengepalkan tangannya di balik meja. Ia benar-benar tak mengerti dengan arah pikiran Eunbi.
"Mau seberapa banyak lagi kau menyakiti orang-orang yang kau anggap sebagai lelucon di kehidupanmu?" kata Sakura geram.
"Maksudmu Minju?" ucap Eunbi menatap Sakura sambil menarik sudut bibirnya. Membuat Sakura tersulut amarah seperti sebuah kemenangan tersendiri bagi Eunbi.
Sakura yang merasa terpancing pun benar-benar menatapnya tajam, lalu berjalan menghampiri Eunbi dan mencengkeram lengan gadis itu kasar. Sementara Eunbi seolah tak mau kalah menatap Sakura dengan nyalang meski sejujurnya ia takut. Perlakuan Sakura yang sekasar ini mengingatkannya kembali pada kejadian menjijikan itu, kejadian yang ingin ia hilangkan dari ingatannya.Sakura tertawa sinis ketika melihat tangan Eunbi yang sedikit gemetar dalam cengkeramannya. Ia tahu sebenarnya Eunbi merupakan gadis pengecut yang selama ini bersembunyi di balik sifat arogan yang ia miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like You As Soon As I Hated You
FanficWhen winter freezes the oceans, the girl came with warmth in her arms.When summer comes to drop the leaves, the girl came with coolness to the rays of her eyes. But strangely enough, she was created to be an enemy. Notes: ➜ This is a work of fictio...