Chapter 19

85 26 3
                                    

"Pernikahan adalah tentang dua kepribadian yang terjalin dalam sebuah simpul."

***

Sakura menyelesaikan jepretan terakhirnya setelah satu jam memotret dua model wanita. Ia kemudian berbalik menghampiri Wonyoung yang tengah fokus meneliti hasil foto di balik layar komputer.

"Memang tak ada yang sebagus hasil jepretanmu, Sakura-ssi," ucap Wonyoung setelah menunjukkan sebuah foto yang terlihat aesthetic.

"Tetap saja kau harus mencari penggantiku. Sekarang aku tidak memiliki waktu sebanyak itu untuk menjadi fotografer," kata Sakura meletakkan kamera dari tangannya di atas meja.

"Sombong sekali. Sibuk mengurusi istri barumu maksudnya?" kata Wonyoung terkekeh.

Sakura tertawa dalam hati. Ia bahkan belum kembali ke apartemennya dan bertemu dengan Eunbi tepat setelah hari pernikahannya berlangsung.

Sudah tiga hari ini Sakura memilih tidur di rumah almarhum ibunya. Ia sendiri tidak yakin bagaimana sikapnya jika harus satu atap dengan Eunbi. Melihat gadis itu selalu membuat dirinya mudah marah dan kehilangan kendali untuk tidak bersikap sinis. Sakura ingin mengembalikan kembali akal sehatnya agar ia bisa berpikir dengan jernih.

"Apa yang sedang kau lakukan? Kau sudah selesai memotret kan? Yena menunggumu dari tadi," Yujin memanggil dari ujung tangga yang menghubungkan dengan ruangan kerja Yena. Sakura pun melenggang pergi menemuinya.

Ketika ia membuka pintu, Yena di sana tengah sibuk dengan tumpukkan kertas yang baru saja ditumpuk, lalu meletakannya dengan sedikit keras tepat di hadapan Sakura.

"Aku punya kabar buruk dan kabar baik," Yena meraih Americano yang baru saja diletakkan oleh Yujin. Yujin kemudian ikut duduk bersama mereka, penasaran dengan percakapan keduanya.

"Berita buruk," pilih Sakura.

"Aku kesulitan berinvestasi di perusahaan ayahmu," kata Yena sambil mengetukkan jarinya di atas tumpukkan berkas yang tergeletak di hadapan Sakura.

"Saham perusahaan ayahmu menurun sejak Chaeyeon diturunkan dari jabatannya. Kau tahu ayahmu punya beberapa anak perusahaan dan sebagian besar diserahkan kepada Chaeyeon dan Ibunya. Jadi tidak mungkin beliau bisa menangani semuanya sendirian setelah Chaeyeon kau pecat secara tidak langsung," kata Yena menjelaskan.

"Apa??! Kau memecat Chaeyeon?!" kaget Yujin hampir menyemburkan minumannya.

"Memangnya kau punya jabatan apa di perusahaan ayahmu?" tanya Yujin lagi bingung. Pasalnya ia tidak pernah tahu Sakura melibatkan dirinya pada perusahaan ayahnya.

Sakura biasanya tidak berminat sama sekali. "Tentu saja dia tidak punya jabatan apa-apa. Sakura bisa melakukannya karena ia mengancam ayahnya," ucap Yena menyindir.

"APA?! Kau gila ya?! Setelah memp-, maksudku menikahi Eunbi dengan paksa, kau sekarang menurunkan jabatan calon penerus. Wahh! Coba kuperiksa. Sepertinya kau sudah tidak waras," Yujin mencoba menyentuh dahi Sakura, namun Sakura menghindar dan menepis tangan Yujin. Ia kembali menatap Yena dan membenarkan posisi duduknya.

"Berita baik?" tanya Sakura kepada Yena. Ia mencoba mengacuhkan Yujin yang kini terlihat terus menggerutu di tempatnya karena infromasi yang baru saja ia dengar.

"Berita baiknya-" Yena meletakkan berkas lain di atas tumpukan berkas proposal investasi yang menumpuk di depan Sakura. "-Juri menghubungiku dan mengatakan jika Eunbi menyetujui tawaran di 1st look megazine."

"Tidak mungkin!" Teriak Yujin menutup kedua telinganya.
Kini Sakura pun sukses melebarkan matanya terkejut. Ia memang meninggalkan surat pengajuan kerjasama dari Juri kepada Eunbi pada malam pernikahannya. Tapi ia tidak pernah menduga Eunbi akan menerimanya begitu saja. Apalagi melihat hubungan mereka yang tak pernah tenang setiap kali bertemu.

I Like You As Soon As I Hated YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang